Epilog

4.4K 350 111
                                    

Renjun bangkit dari kursinya dan meregangkan ototnya yang seharian ini sudah sangat lelah karena dia yang memang terus menatap tumpukan kertas dihadapannya.

"30 menit lagi, harusnya aku berangkat sekarang" monolog Renjun.

Renjun kemudian melepas jas kantornya dan juga dasinya menyisakan kemeja berwarna biru muda yang dia buka 2 kancing teratasnya dan lengan yang sengaja dia gulung sampa siku.

Tersenyum tipis Renjun lalu berjalan dengan kasual, beberapa karyawan yang melewatinya menyapanya dengan sesekali melempar tatapan kagumnya.

"Sore Pak" sapa beberapa karyawan yang dibalas Renjun dengan senyum tipisnya.

5 tahun sudah berlalu tanpa terasa dan Renjun juga sudah berubah menjadi laki-laki dewasa.

Banyak pelajaran hidup yang dia petik dari masa lalunya dan Renjun menjadikan itu semua sebagai pelajaran hidupnya.

Naik mobil mewahnya Renjun cukup santai melewati langit sore yang menampakan keindahannya.

Melirik lagi kearah jamnya Renjun lalu menaikan kecepatannya, dia tidak sadar tadi jika terlalu santai.

Sampai ditempat tujuannya Renjun langsung keluar dan menatap sekeliling tempat itu dan dia tersenyum saat melihat objek yang dia cari.

Renjun kemudian berjalan mendekat dan mendudukan dirinya dengan senyum hangat yang terpatri diwajahnya.

"Kok cemberut hm?" Tanya Renjun.

"Papa teyambat!" Ucap seorang bocah laki-laki disebelah Renjun dengan membuang mukanya kesamping tidak mau menatap Renjun.

Melihat itu membuat Renjun tersenyum gemas "Maaf ya Papa terlambat" ucap Renjun sambil memegang tangan bocah itu tapi tangannya langsung ditepis.

"Jie malah cama Papa!" Rajuk bocah yang biasa dipanggil Jie itu.

"Yahh Jie marah sama Papa, hm Papa harus apa ya biar Jie gak marah lagi" ucap Renjun sambil pura-pura berpikir.

"Beli e kyim!!" Seru Jie membuat Renjun tertawa karena gemas melihat tingkahnya.

"Siap bos" ucap Renjun sambil hormat membuat bocah itu tertawa.

"Jie mau yang banyak!" Ucap Jie.

"Jangan banyak-banyak nanti sakit gigi" ucap Renjun sambil membawa bocah itu kegendongannya dan berjalan keluar dari situ.

"Jie ndak cakit gigi, Jie cikat gigi Papa" ucap Jie tidak terima.

"Oh ya? Jie sikat gigi berapa kali sehari?" Tanya Renjun sambil menaruh Jie ketempat kursi khusus anak-anak miliknya.

"Lima kayi" jawab Jie sambil menunjukan ketiga jarinya.

"Loh lima atau tiga?" Tanya Renjun membuat Jie menatapnya bingung.

"Lima Papa" ucap Jie sambil menunjukan ketiga jarinya lagi membuat Renjun tertawa.

"Kalau jari Jie begitu artinya cuma lima" ucap Renjun.

Jie berkedip polos mendengar perkataan Papanya dan bocah itu jadi sibuk sendiri menghitung jarinya.

Renjun hanya tersenyum memperhatikan dari kaca dan sesekali dia mengajak ngobrol Jie dengan sesuatu yang dapat meransang pertumbuhan otaknya.

Saat sampai dikedai es krim langganan mereka Jie berlonjak senang dan memaksa ingin segera keluar membuat Renjun menggeleng pelan melihatnya.

"Sabar Jie, astaga kedainya gak akan lari" ucap Renjun sambil membawa bocah manis itu kegendongannya.

"Papa Jie mau beli cepuyuh" ucap Jie membuat Renjun menatapnya kaget.

"1 aja nanti bisa sakit kalau banyak-banyak" ucap Renjun.

Please [RenMinHyuckNo]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt