Part 18

2.1K 302 18
                                    

Saat ini Jaemin sedang berbaring dikamarnya dengan pandangan kosong, mereka sudah pulang dari tempat kakeknya dan papanya langsung membawa Jaemin untuk bermalam dirumahnya.

Sungguh Jaemin itu tidak pernah menangis semenyakitkan apapun itu perkataan orang lain padanya, dia memang tidak menangis tapi dia akan selalu mengingatnya.

Sama seperti saat ini, Jaemin masih termenung mengingat segala cercaan secara langsung maupun tidak langsung yang dia terima dari keluarga papanya.

Jaemin harusnya sudah terbiasa tapi tetap saja rasanya sakit, apalagi jika mereka sampai membawa-bawa bundanya Jaemin sangat tidak suka.

"Jaemin..." Jaemin tersentak saat mendengar suara lembut yang memanggilnya.

"Mama" ucap Jaemin sambil duduk dipinggir kasurnya disusul dengan Taeyong yang mendudukan diri disebelahnya.

"Kenapa melamun?" Tanya Taeyong.

"Hanya kepikiran tugas sekolah yang belum sempat dikerjakan ma" ucap Jaemin dengan senyum kecilnya.

Taeyong hanya tersenyum mendengar jawaban Jaemin, dia lalu mengusap kepala Jaemin dengan lembut.

Sedang Jaemin menutup matanya merasakan usapan hangat dari tangan Taeyong, dia jadi kepikiran apakah tangan bundanya akan selembut ini ketika membelainya.

"Kamu sudah besar saja ya" ucap Taeyong membuat Jaemin membuka matanya.

"Dulu mama ingat kamu cuma setinggi pinggang mama dan sekarang malah lebih tinggi dari mama" ucap Taeyong dengan tawa kecilnya.

"Waktu emang gak kerasa berlalu dan sekarang kalian tiba-tiba sudah besar saja" sambung Taeyong.

"Tapi mama masih cantik saja" ucap Jaemin dengan cengirannya membuat Taeyong tertawa.

"Jaemin belajar yang benar ya, banggain papa yang selama ini sangat membanggakan Jaemin, jangan dengerin perkataan buruk dari orang lain" nasehat Taeyong.

"Mm Jaemin akan belajar giat" ucap Jaemin, entah kenapa dia jadi sedih rasanya.

"Mama sayang kamu" ucap Taeyong dengan senyum hangatnya.

"Jaemin juga sayang mama" ucap Jaemin.

"Boleh Jaemin peluk mama?" Tanya Jaemin pelan.

"Sini" Taeyong langsung menarik Jaemin kepelukannya.

Jaemin menutup matanya merasakan pelukan hangat dari lelaki manis yang selama ini dia anggap sebagai mamanya itu.

Rasanya begitu nyaman membuat Jaemin tidak ingin melepaskannya, dia berpikir betapa beruntungnya Chenle bisa merasakan pelukan hangat ini setiap saatnya.

"Besok ulang tahun bunda, Jaemin minta maaf atas apa yang terjadi dimasa lalu" ucap Jaemin pelan.

Taeyong hanya memberikan usapan pelan dipunggung Jaemin.

"Sekarang kamu tidur ya, udah hampir tengah malam" ucap Taeyong sambil melepaskan pelukannya.

Jaemin tersenyum kecil dan mengangguk "Terima kasih mama" ucap Jaemin tulus.

Taeyong hanya tersenyum dan dia mengusap kepala Jaemin sebelum keluar dari kamar Jaemin.

Jaemin termenung sebentar sebelum menghela napas dalam, dia kemudian berbaring lagi dikasurnya dan menutup matanya untuk tidur.

Dia menutup matanya dengan lengannya hingga tanpa dia sendiri sadari air matanya mengalir dari sudut matanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi-pagi Jaemin minta diantar pulang oleh supir karena dia ingin bersiap-siap untuk menemui bundanya nanti, tapi sebelum itu Jaemin pamit dulu pada mamanya.

Please [RenMinHyuckNo]Where stories live. Discover now