Part 41

2.5K 326 57
                                    

Sudah dua minggu lebih Jaemin dirawat dirumah sakit karena memang kondisinya belum stabil, fisiknya memang sudah sehat tapi tidak dengan mentalnya, oleh karena itu Jaehyun memutuskan untuk tetap membiarkan Jaemin dirumah sakit.

Kondisi Jaemin kadang baik sehingga dia juga bisa merespon dengan baik Jaehyun maupun Haechan yang berbicara dengannya, tapi terkadang Jaemin bisa saja tiba-tiba berteriak ketakutan.

Jaemin juga tidak mau bertemu siapapun selain Jaehyun, Haechan dan beberapa dari dokter dan perawat yang bertugas untuk merawatnya.

"Mau makan?" tanya Haechan, saat ini hanya ada mereka berdua diruang rawat Jaemin karena Jaehyun yang memang sambil bekerja juga.

"Gak lapar" jawab Jaemin, dia sejak tadi hanya berbaring melamun sambil menatap jendela.

"Hari ini cerahkan?!" ucap Haechan sambil duduk disebelah ranjang Jaemin.

"Iya"

Haechan menatap kearah Jaemin yang hanya termenung saja membuatnya menghela napas kemudian tersenyum kecil.

"Mau jalan-jalan kedepan?" tawar Haechan membuat Jaemin menatapnya.

Melihat Jaemin yang hanya menatapnya dalam diam membuat Haechan tersenyum dan mengusap pipi Jaemin.

"Kamu butuh udara segar, cuaca juga sedang bagus" ucap Haechan.

"Aku akan menjagamu" ucap Haechan saat melihat keraguan diwajah Jaemin.

"Ayo" ucap Haechan membuat Jaemin perlahan bangun dan duduk.

"Sebentar saja" ucap Jaemin pelan membuat Haechan tersenyum.

"Iya" sahut Haechan.

Haechan menggenggam erat tangan Jaemin dan keduanya jalan beriringan keluar dari ruang rawat Jaemin yang sumpek kalau menurut Haechan.

Mereke berdua ke taman rumah sakit yang sepi, Haechan sengaja mengajak Jaemin ketempat sepi karena dia takut Jaemin tidak nyaman.

Jaemin duduk disebuah kursi taman yang ada disitu dan dia menutup matanya menikmati semilir angin yang menyejukan jiwanya yang terasa suram beberapa hari ini.

Jaemin membuka matanya dan menoleh pada Haechan saat merasakan sesuatu tersemat ditelinganya, dia lalu mengambilnya dan ternyata sebuah bunga kecil yang berwarna pink.

"Jangan dilepas, itu cocok denganmu" ucap Haechan sambil memasang lagi bunga tadi ditelinga Jaemin.

"Aneh" ucap Jaemin ingin melepas bunga itu lagi tapi Haechan langsung menahan tangannya.

"Pink sangat cocok untukmu" ucap Haechan dengan senyum cerahnya.

Jaemin akhirnya membiarkan saja lalu dia menatap pohon besar dihadapannya yang daun-daunya tertiup oleh angin, entah apa yang dipikirkannya tapi saat itu Haechan tau bahwa Jaemin masih berada dalam lubang keputus asaannya.

"Jaem..." panggil Haechan membuat Jaemin menatapnya lagi.

Haechan lalu memegang pipi Jaemin secara tiba-tiba membuat Jaemin sedikit tersentak kaget dan memundurkan wajahnya tapi Haechan memaklumi itu.

"Cantik lihat aku" ucap Haechan sambil memegang sisi wajah Jaemin agar Jaemin bisa fokus menatapnya.

Saat mata mereka bertemu Haechan lalu tersenyum membuat Jaemin terpaku dan terfokus untuk menatapnya.

"Semua akan baik-baik saja" ucap Haechan lembut membuat sorot mata Jaemin berubah sendu.

"Hm.."

"Kamu salah satu manusia kuat dan hebat yang dipilih oleh Tuhan" ucap Haechan.

Please [RenMinHyuckNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang