Part 33

2.1K 325 58
                                    

Esoknya sejak pagi Jaemin sudah bersiap dan menunggu atau lebih tepatnya berharap Papanya benar-benar menjemputnya untuk acara hari ini.

Mungkin acara ini akan menyakiti Jaemin tapi sungguh Jaemin akan lebih sakit lagi jika dia tidak bisa hadir karena itu artinya dirinya memang bukan bagian dari keluarga mereka.

"Makan dulu" ucap Haechan sambil menarik tangan Jaemin dengan lembut.

Jaemin yang sejak tadi duduk disofa sambil melamun karena hari yang sudah sore dan bahkan hampir malam tapi Papanya belum memberi kabar sama sekali.

"Gak lapar" ucap Jaemin pelan.

"Makan" tegas Haechan membuat Jaemin menghela napasnya.

Dengan tidak semangat Jaemin memasukan makanan kemulutnya membuat Haechan menghela napas kasar.

"Tidak usah sedih" ucap Haechan.

"Bagaimana bisa" lirih Jaemin.

"Kita akan datang berdua kesana jika kamu ingin" ucap Haechan.

"Itu tidak akan berarti sama sekali" ucap Jaemin lesu yang dia inginkan adalah Papanya datang menjemputnya dan menghapus segala pikiran buruk Jaemin.

"Percaya pada Papamu" ucap Haechan dengan senyum menenangkannya.

Setelah selesai makan Jaemin menghempaskan dirinya disofa sambil terus mengecek hpnya siapa tau ada chat dari Papanya, bahkan segala chat dan spam dari Jeno saja dia abaikan sejak tadi pagi.

"Gak usah galau apalagi ngeraguin kasih sayang Papa lo" ucap Haechan sambil mengacak rambuk Jaemin dan ikut menghempaskan dirinya disofa Jaemin.

"Aku tidak pernah meragukan Papa sedikitpun sejak awal, tapi terkadang realita memang selalu berat" ucap Jaemin sambil memeluk lengan Haechan dan menyembunyikan wajahnya disitu.

"Papamu pasti akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kalian berdua anaknya tapi terkadang memang jalan tengah yang dipilihnya bisa saja menyakiti salah satu diantara kalian, namun aku percaya dia sudah berusaha sekuatnya demi kalian" ucap Haechan sambil mengelus kepala Jaemin.

"Echan bijak sekali, kenapa tidak Echan saja yang jadi Papaku" ucap Jaemin membuat Haechan mendengus.

"Aku gak akan pernah mau jadi Papamu" balas Haechan.

"Kenapa? Kita akan bersama selamanya dan bisa bahagia bersama" Tanya Jaemin sambil mendongakan kepalanya menatap Haechan.

"Karena memang bukan jadi Papamu yang aku mau untuk membahagiakanmu" jawab Haechan sambil menyentil pelan kening Jaemin.

Jaemin memandang Haechan cemberut sambil mengusap keningnya dan dia langsung menoleh saat hpnya bergetar dan dia hampir memekik saat melihat Papanya lah yang menelponnya, maka tanpa basa basi Jaemin langsung mengangkatnya.

"Papa"

"Haloo sayang, Papa sudah didepan"

"Jaemin turun sekarang!"

Dengan antusias Jaemin keluar setelah memeluk Haechan dan mencium pipi cowok itu, lalu Jaemin berlari dengan semangat.

"Papa!" Jaemin menyapa dengan riang saat masuk kedalam mobil Papanya.

"Senang banget ya" ucap Jaehyun dengan tawa kecilnya saat melihat wajah antusias Jaemin.

"Senang sekali" jawab Jaemin.

"Yaudah gih ganti baju kamu dibelakang" ucap Jaehyun sambil menyerah paper bag pada Jaemin.

Jaemin lalu mengganti bajunya dan dia tersenyum manis saat melihat setelan yang dia kenakan senada dengan yang dikenakan Jaehyun.

Please [RenMinHyuckNo]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora