Part 44

2.3K 271 16
                                    

Menuju ke rumah sakit tempat dimana Chenle dirawat, susasana hati Jaehyun benar-benar sudah sangat buruk.

Jaehyun menghela napasnya berkali-kali sebelum memasuki rumah sakit tersebut dan menuju ruang rawat Chenle.

Dari kaca yang ada dipintu Jaehyun bisa melihat hanya ada Chenle dan Taeyong yang ada didalam, menghela napas sekali lagi Jaehyun lalu membuka pintu itu perlahan membuat dua orang yang ada didalam menoleh padanya.

Jaehyun tersenyum tipis kemudian mendekat dan dia mengusap rambut Chenle lembut.

"Sakit apa?" Tanya Jaehyun.

"Bicara diluar" ucap Taeyong kemudian berjalan duluan.

Jaehyun mencium kening Chenle sebentar sebelum keluar menyusul Taeyong.

Taeyong berdiri menghadap Jaehyun dengan wajahnya yang tidak bersahabat.

"Chenle sakit apa?" Tanya Jaehyun tapi Taeyong hanya mendengus sinis.

"Kupikir kamu sudah benar-benar tidak peduli pada kami" ucap Taeyong.

"Chenle sakit apa?" Tanya Jaehyun lagi.

"Dia sakit karena anak harammu itu!" Ucap Taeyong tajam.

"Tae jangan mulai lagi" ucap Jaehyun berusaha untuk tetap sabar dan tenang.

"Apa? Karena memang itu kenyataannya bukan? Aku maupun anakku semuanya sakit karenamu dan anak itu" ucap Taeyong membuat Jaehyun menghela napas kasar.

"Aku datang bukan untuk bertengkar denganmu" ucap Jaehyun.

"Kamu tidak pernah peduli pada kami Jaehyun!" Tekan Taeyong membuat Jaehyun menatapnya tajam.

"Kurang apalagi? Kurang apalagi segala kepedulian yang aku berikan pada kalian?! Aku bahkan menyakiti Jaemin selama bertahun-tahun demi kalian!" Ucap Jaehyun yang mulai tersulut.

"Kamu tidak pernah memberikan apapun Jaehyun" ucap Taeyong.

"Bukan aku, tapi hati kalianlah yang benar-benar sudah tertutup!" Ucap Jaehyun dingin.

Mereka berdua saling bertukar tatapan tajam dan tuduhan untuk menutupi keegoisan masing-masing.

"Mama, Papa" ucap Chenle pelan membuat kedua orang tua tersebut tersentak dan berbalik menatap Chenle yang bersandar dengan lemas pada pintu.

"Astaga kamu kenapa keluar!" Ucap Jaehyun yang langsung mendekat dan menggendong Chenle kembali keranjangnya.

Taeyong langsung cepat-cepat memperbaiki selimut Chenle, sedangkan Jaehyun memeriksa inpus Chenle takutnya terlepas atau apa.

Chenle hanya memandang sendu orang tuanya "Jangan bertengkar terus" lirih Chenle membuat Jaehyun dan Taeyong menoleh padanya.

Chenle lalu terisak pelan, kalau boleh jujur dia sangat lelah selalu melihat pertengkaran orang tuanya itu, tidak dirumah atau dimanapun hanya pertengkaran yang selalu Chenle saksikan dan sungguh itu melukai hatinya.

"Kenapa menangis" ucap Jaehyun lembut sambil mengusap air mata Chenle.

"J-jangan bertengkar terus hiks...hiks.." ucap Chenle.

Taeyong maupun Jaehyun merasa tertampar melihat Chenle yang menangis seperti ini karena mereka dan itu membuat mereka menyesal.

"Maaf sayang" lirih Taeyong sambil menggenggam tangan Chenle dan mengecupnya berkali-kali.

Chenle lalu duduk masih dengan terisak dia menatap kedua orang tuanya itu.

"Kalian terus saja bertengkar, Chenle sangat lelah melihatnya! Kalau kalian memang sudah tidak saling menyayangi lagi maka berhentilah saling menyakiti satu sama lain" ucap Chenle.

Please [RenMinHyuckNo]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora