Part 39

2.5K 331 43
                                    

Masih terbaring diatas kasurnya dengan pandangan kosong, Jaemin bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Otaknnya seakan berhenti bekerja dan Jaemin sudah seperti mayat dengan wajah pucatnya. Matanya bengkak dengan sisa air mata yang kering dipipinya.

Jaemin lalu tertawa pelan entah apa yang dipikirkannya hingga lama kelamaan dia jadi tertawa dengan kerasnya.

"Jaemin benci Bunda" lirih Jaemin.

Kemudian dengan perlahan dia bangun mengabaikan seluruh rasa sakit ditubuhnya dan dengan merangkak Jaemin mendekat ke meja belajarnya.

Mengambil satu catter yang dia simpan dilaci meja belajarnya, Jaemin lalu menatap datar catter ditangannya tersebut.

Mendorong catter itu hingga menampilkan bilah mata pisau yang tajam Jaemin lalu mengarahkannya pada tangannya.

Dia menutup matanya saat satu sayatan berhasil dia buat, lalu Jaemin membuka matanya dan dia tersenyum melihat darah yang mengalir dari tangannya yang terluka.

Rasanya sangat melegakan bagi Jaemin, maka Jaemin lalu menambahkan satu sayatan yang lebih dalam lagi pada tangannya dan dia dibuat meringis, tapi ada satu senyum dibibirnya.

Membuat hampir 8 sayatan Jaemin lalu berhenti dan menatap puas pada luka ditangannya yang masih mengalirkan darah segar.

Jaemin lalu bangun untuk berjalan dengan terseok-seok kelemarinya dan dia merobek beberapa bajunya lalu mengikatnya mejadi satu.

Mengambil kursinya Jaemin memukul kuat plafonnya dengan benda keras hingga hancur, Jaemin lalu mengikat baju tadi kesitu.

Jaemin kemudian melilitkan baju tadi kelehernya dan dia melompat dari kursi tadi hingga akhirnya tubuhnya menggantung.

"Aku akan mengingat hal ini dengan jelas" batin Jaemin.

Saat kesadarannya hampir habis karena tercekik bahkan wajahnya yang sudah membiru, Jaemin bisa merasakan ada orang yang berdiri dibelakangnya kemudian melepaskan baju yang melilit leher Jaemin.

Tubuh keduanya sama-sama terjatuh kelantai dan Jaemin yang secara naluriah langsung meraup udara sebanyak-banyak.

"APA YANG KAU LAKUKAN!" Bentak Renjun, orang yang menghentikan aksi bunuh diri Jaemin.

Jaemin menoleh dan menatap penuh kebencian Renjun, tatapan yang baru dia perlihatkan pertama kali pada Renjun membuat cowok itu terlihat kaget.

Renjun lalu memeluk erat Jaemin dan tentu saja Jaemin langsung berontak dengan keras.

"LEPAS!!!" Jerit Jaemin histeris.

Renjun tetap memeluk Jaemin dengan erat membuat Jaemin terus berontak dan berteriak meraung meminta untuk dilepaskan.

"LEPAS...LEPAS..!!"

"JANGAN SENTUH HIKS...."

"J-JANGAN HIKS..HIKSS...BUNDA HIKS..."

Jaemin terus berteriak histeris dengan menangis memohon untuk dilepaskan.

Renjun yang masih memeluk Jaemin menutup matanya mendengar jeritan kesakitan Jaemin, hatinya sakit melihat Jaemin yang seperti ini.

"Lepas hiks...jangan hiks..hikss" Jaemin bahkan sudah terkulai dipelukan Renjun dengan kepalanya yang terdongak dan matanya yang terpejam.

"Jangan sentuh hiks..."

"Sakit Injun hikss...sakit hiks..."

"Maafkan aku" ucap Renjun penuh penyesalan tapi Jaemin tidak merespon dan terus meracau dalam tangisnya.

Please [RenMinHyuckNo]Where stories live. Discover now