Part 42

2.4K 300 25
                                    

Jaemin masih terpaku saat melihat Jeno lagi setelah berapa lamanya, bahkan Jaemin memutus segala jalan komunikasi mereka.

Lalu bagaimana Jeno bisa tau dia ada disini?

"Kamu tidak papa?" Tanya Jeno menyadarkan Jaemin.

"Hm" gumam Jaemin.

Pandangan Jeno lalu beralih pada Haechan dan Renjun yang sudah berhenti berkelahi.

Mereka bertiga saling bertukar tatapan tajam dan Jaemin juga bisa merasakan atmosfer yang sangat tidak mengenakan diantara mereka.

"Tindakan kalian seperti anak kecil" ucap Jeno dingin.

"Jangan sok ikut campur anak baru!" Ucap Renjun tajam.

Mendengar perkataan Renjun membuat Jeno tersenyum remeh "Jaemin pacarku jadi aku punya hak untuk ikut campur saat ada yang menyakitinya" ucap Jeno.

Jaemin hanya diam menatap Jeno yang ada disebelahnya, bagaimanapun dia tidak bisa mengelak bahwa mereka berdua masih memiliki status karena memang tidak pernah ada kata pisah antara mereka.

"Pacarmu itu adalah calon istriku!" Ucap Renjun dengan seringainya.

"Tutup mulutmu sialan! Jaemin tidak akan pernah menikah denganmu!" ucap Haechan tajam.

Renjun kembali menatap geram Haechan dan dibalas dengan tatapan tak kalah sengit oleh Haechan.

"Tindakan yang kau lakukan bahkan sudah lebih hina daripada binatang Huang Renjun, aku tidak mengerti kenapa kau masih punya muka setebal itu" ucap Jeno santai namun dengan nada yang begitu merendahkan.

"Jangan sok tau tentangku atau apapun yang kulakukan" ucap Renjun tajam.

"Aku tau hal yang bahkan kau tidak tau" ucap Jeno dengan eyes smilenya.

Renjun terdiam menatap Jeno datar hingga beberapa saat dia mendengus kemudian berbalik pergi.

Haechan sendiri hanya diam mengamati sejak tadi, begitupun Jaemin yang hanya diam menunduk tanpa ada orang yang tau jika dia menahan nyeri pada perutnya yang masih belum kunjung reda.

Haechan kemudian mendekat pada Jeno dan juga Jaemin "Kamu tidak papa?" Tanya Haechan sambil memegang bahu Jaemin.

"Ya" jawab Jaemin pelan.

"Ayo kita kembali keruang rawatmu" ucap Haechan.

"Kurasa kita harus berkenalan dulu?" Ucap Jeno sambil menahan Haechan yang ingin membawa Jaemin pergi.

"Aku tau kau Jeno dan kurasa kau juga tau aku" ucap Haechan datar.

"Yah..aku tau kau Haechan sahabat dekatnya Jaemin" ucap Jeno dengan senyumnya.

Haechan hanya menatap dingin Jeno kemudian ingin berbalik membawa Jaemin namun Jeno menahannya lagi.

"Kurasa aku butuh waktu bicara berdua dengan pacarku?" Ucap Jeno dengan penekanan katanya.

"Tidak! Jaemin in..."

"Tidak papa Echan" ucap Jaemin pelan membuat Haechan menatapnya tidak suka.

"Sebentar saja" ucap Jaemin menatap memohon pada Haechan membuat Haechan menghela napas kasar.

"30 menit" ucap Haechan kemudian berjalan menjauh.

Akhirnya tersisa Jaemin dan Jeno saja disitu, lalu Jeno menarik lembut tangan Jaemin dan membanya untuk duduk dikursi taman itu.

Mereka berdua hanya diam dengan pikirannya masing-masing, hingga Jeno menoleh menatap Jaemin lalu mulai buka suara.

"Apa kabar?" Tanya Jeno.

Please [RenMinHyuckNo]Where stories live. Discover now