Part 28

2.1K 315 60
                                    

Paginya Jaemin masih belum melihat ada tanda-tanda dari orang rumah sama sekali jadi Jaemin langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan karena dia terlalu malas.

Jaemin juga menolak supir yang ingin mengantarnya, dia lebih memilih berjalan kaki kemudian naik bis.

Menyandarkan kepalanya dijendela bis Jaemin membuka hpnya untuk melihat riwayat chatnya pada Renjun, rasa untuk menchat Renjun begitu besar tapi Jaemin berusaha menahannya.

Menutup kembali hpnya Jaemin memilih untuk menatap jalanan saja sambil melamun, bisa yang dia tumpangi penuh dengan beberapa pelajar sama sepertinya.

Setelah sampai di tempat pemberhentian bis didekat sekolahnya, Jaemin lalu lanjut jalan kaki dengan santai.

Rasanya Jaemin tidak semangat sekolah hari ini karena entah bagaimana dia malas untuk bertemu atau melihat Renjun.

Sejak tadi malam Jaemin sudah memikirkannya dan dia sudah bertekat untuk melupakan perasaannya pada Renjun bagaimanapun caranya.

"Pagi manis" mendengar sapaan dengan nada ceria ditambah dengan rangkulan dibahunya itu membuat Jaemin menghela napas.

"Pagi-pagi kok mukanya udah kusut?" Tanya Jeno sambil mencubit sebelah pipi Jaemin.

"Pagi-pagi jangan ganggu gue Jen" ucap Jaemin malas.

"Gak ganggu kok" ucap Jeno membuat Jaemin mendengus.

Dia membiarkan saja Jeno merangkulnya dan membawanya kekelas mereka karena dilarangpun bercuma.

Hingga tiba-tiba Jeno menutup matanya dengan sebelah tangannya dan menuntun Jaemin untuk tetap jalan membuat Jaemin mengerutkan keningnya.

"Kenapa sih?" Jaemin ingin melepaskan tangan Jeno yang menutup matanya tapi cowok itu menahannya.

"Radius 100 meter lagi lo boleh buka mata" ucap Jeno.

"Kenapa sih bego!" Jaemin tentu saja berontak tapi Jeno merangkulnya dengan erat.

"Udah nurut aja demi kebaikan lo" ucap Jeno membuat Jaemin menghela napas.

Lalu ketika Jeno membuka matanya Jaemin langsung menoleh dan dia bisa melihat Renjun yang sedang berdiri mengobrol didepan kelas Chenle membuatnya mendengus.

"Njir kenapa lo malah lihat sih" sebal Jeno.

"Ngapain juga sampai nutup mata gue buat gituan" ucap Jaemin berhasil membuat Jeno ternganga.

"Na ini serius lo kan?!" Ucap Jeno takjub.

Jaemin hanya mendengus kemudian jalan lebih dulu dan Jeno langsung menyusulnya.

"Na lo serius mau lupain Renjun?" Tanya Jeno.

"Napa sih kepo banget!" Ketus Jaemin.

"Gak papa" ucap Jeno dengan senyum lebarnya.

Saat sudah sampai kelas Jaemin langsung memasang headsetnya dan menelungkupkan wajahnya dalam lipatan tangan mengabaikan segala atensi Jeno yang terus ingin mengajaknya bicara.

Jaemin hanya melamun hingga akhirnya guru masuk dan jam pelajaran mereka dimulai.
.
.
.
<Skip time>
.
.
.
Saat ini sudah jam istirahat kedua dan Jaemin hanya diam dikursinya tanpa niat untuk kekanti atau sebagainya mengabaikan saja perutnya yang terus berbunyi karena lapar.

Jeno tadi sudah pergi entah kemana Jaemin tidak terlalu peduli, dia hanya menopang dagunya sambil menatap luar jendela menghitung jumlah daun yang gugur karena tertiup angin.

"Eh kalian tau gue dengar Chenle dan Renjun ingin tunangan" ucap seorang siswa membuat atensi Jaemin tersedot.

"Benarkah?! Astaga itu mengejutkan"

Please [RenMinHyuckNo]Where stories live. Discover now