6. Eating Together

19.1K 2.2K 142
                                    

Krukk krukk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Krukk krukk

"Lo lapar?" tanya Orion.

Luka menunduk menatap tautan tangannya yang berada di atas paha, ia bungkam, malu untuk menanggapi perkataan Orion. Kenapa perutnya harus berbunyi di hadapan Orion, memalukan! Rasanya dia ingin menghilang detik ini juga.

Perlahan Luka turun dari atas brangkar, kemudian melewati tubuh Orion melangkah menuju pintu.

Orion berbalik badan. "Mau ke mana?" tanyanya menatapi punggung gadis itu.

"Pulang," jawab Luka.

Orion mengayunkan tungkai lantas berdiri membelakangi pintu keluar membuat gadis itu menghentikan langkah dan mendongak tinggi dengan tatapan polosnya. Orion menyambar tangan Luka sedangkan tangannya yang bebas memutar kenop pintu, setelah pintu dibuka Orion menarik pelan tangan Luka keluar dari ruangan tersebut.

"Kamu kenapa narik aku?" tanya Luka bingung.

"Lo bilang mau pulang." Orion membalas datar.

"Mau ke mana kalian berdua?" cetus Fino. Laki-laki itu baru saja kembali dari kantin rumah sakit setelah mengisi perutnya.

"Kunci motor lo," pinta Orion kepada Fano. Tanpa banyak tanya Fano memberikan kunci motornya.

"Gue mau nganterin Luka pulang, kalian bisa balik ke sekolah," lontar Orion.

Sampai di parkiran Orion segera naik ke atas motor. "Ayo naik," titah Orion melihat Luka yang hanya diam.

Luka kesulitan naik ke atas motor dikarenakan tinggi tubuhnya yang minimalis. "Pegang pundak gue kalau susah naiknya," ucap Orion melihat Luka dari kaca spion.

"Makanya dari kecil harus rajin minum susu biar lo tumbuh tinggi," ejek Orion tersenyum sangat tipis dibalik helm full face-nya.

Luka tak menghiraukan perkataan Orion, ia tidak mau terlihat sok akrab padahal mereka baru bertemu dua kali. "Sudah," ucap Luka. Orion segera menghidupkan mesin motor dan melaju meninggalkan kawasan rumah sakit.

Angin berhembus meniup anak rambut Luka, matahari tidak terlalu terik sinarnya menerpa lembut wajah gadis itu. Ia tidak pernah naik motor sport sebelumnya, ternyata begini rasanya, seru. Tidak pengap seperti naik kendaraan umum. Pohon di pinggir jalan berbaris rapi membuat mata sejuk menatapnya. Banyak kendaraan lain di sisi kiri maupun kanan sedikit padat namun tetap bisa bergerak dan melaju dengan stabil.

"Rumah lo di mana?" tanya Orion.

"Hah?"

"Rumah lo di mana?" ulang Orion lebih keras.

About Everything [END]Where stories live. Discover now