53. Foot Candy

8.1K 1.3K 5.7K
                                    

"Sial, nih soal susah banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sial, nih soal susah banget." Elang mengacak rambutnya frustasi ketika tinggal satu soal lagi. Namun dari tadi ia tidak mendapatkan jawabannya.

Elang menengadahkan kepala menatap langit-langit kamarnya cukup lama. Kemudian Elang meraih ponsel di atas meja, ia mengulir ke bawah mencari kontak Alexa.

Ting...

Alexa yang sedang belajar berhenti menulis saat mendengar notifikasi dari ponselnya. "Ha? Apa nih?" Alexa mendapat pesan dari Elang berupa foto soal. Elang meminta tolong kepada Alexa untuk membantunya menjawab soal tersebut.

Alexa mengamati soal yang memicu adrenalinnya itu. Ia meraih kembali bulpoinnya. Menjawab soal yang Elang kirim dengan senang hati, lalu tersenyum bahagia. Alexa mampu mengerjakan soal tersebut kurang dari dua menit. Alexa memotre jawabannya lalu ia kirim kepada Elang.

Selesai belajar Alexa keluar kamar bersamaan dengan Luka yang juga keluar dari kamarnya.

"Mau ke mana lo?" tanya Alexa menatap Luka.

"Mau ke mini market depan," jawab Luka singkat.

"Mau beli apaan?"

"Kepo lo," sewot Luka.

Luka menuruni tangga menuju lantai satu. Kemudian ia keluar dari perkarangan rumahnya. Luka menyusuri aspal menuju mini market yang terletak di penghujung jalan. Tak butuh waktu lama Luka sampai di depan mini market, ia masuk ke dalam, membeli kebutuhannya. Setelah selesai Luka membayar lalu keluar dari mini market.

Di seberang jalan Luka melihat tukang nasi goreng gerobakan sedang mangkal. Luka memutuskan menghampiri tukang nasi goreng itu.

"Pak, nasi gorengnya satu dibungkus, yang pedes ya," ucap Luka.

"Siap neng, duduk dulu atuh." Abangnya mempersilakan Luka duduk.

Luka terus menatap tukang nasi goreng di hadapannya. Bukan karena Luka jatuh cinta pada abang nasi gorengnya. Karena Luka yakin abangnya sudah punya istri. Luka tidak mau jadi pelakor. Luka terus menatap tukang nasi goreng itu karena aroma nasi goreng yang abangnya buat sangat menggugah selera membuat ia tidak sabar untuk segera membawa pulang nasi goreng pesanannya.

"Ini neng nasi gorengnya."

Luka berdiri penuh semangat, ia menghampiri abang nasi goreng. "Makasih," katanya sembari memberi uang pas.

"Sama-sama neng."

Luka berjalan seorang diri sambil sesekali melihat nasi goreng dalam kantong plastik yang ia bawa. Luka memejamkan mata, ia berteriak saat sebuah motor tepat berhenti di depannya seakan-akan mau menabraknya.

About Everything [END]Where stories live. Discover now