48. Choose Who?

9.7K 1.5K 2.9K
                                    

"Jadi kamu sekarang tinggal di asrama, sayang?" Adel mengelus lembut kepala Luka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi kamu sekarang tinggal di asrama, sayang?" Adel mengelus lembut kepala Luka.

"Iya, Mom."

"Asramanya bagus?"

"Bagus Mom, asramanya elite."

"Maafin Daddy ya, Daddy udah nyabut beasiswa kamu," ucap Alex penuh penyesalan.

Luka beralih menatap Alex lalu tersenyum. "Nggak apa-apa, Dad."

"Pasti kamu kesusahan bayar uang sekolah gara-gara Daddy, maafin Daddy." Alex benar-benar merasa bersalah karena menuruti keinginan Alexa.

"Aku udah maafin Daddy," imbuh Luka.

"Lagipula ada orang yang bantuin aku," sambung Luka.

"Siapa, sayang?" tanya Adel penasaran.

"Mereka bertiga." Luka melirik Angkasa kemudian beralih melihat Orion serta Axel membuat Adel serta Alex mengikuti arah pandangan Luka.

"Mereka bertiga yang bantuin aku saat aku kesusahan," ungkap Luka.

Alex mengampiri Orion dan Axel lalu menepuk bahu mereka pelan. "Terima kasih ya, kalian sudah bantu anak om," kata Alex.

"Sama-sama, om," balas mereka serempak sambil tersenyum.

"Om Angkasa juga bantuin aku, Dad. Om Angkasa baik banget," kata Luka menatap Angkasa. Luka tidak lupa bahwa yang pertama membayar uang sekolahnya adalah Angkasa meskipun sekarang uang itu sudah Orion ganti.

"Terima kasih, sudah membantu putri kami," kata Alex menatap Angkasa. Angkasa mengangguk sambil tersenyum menanggapi perkataan Alex.

"Oh iya, om belum tahu nama kamu?" Alex menatap Axel.

Axel terkesiap, ia menjulurkan tangan dengan sopan ke depan Alex. "Axel, om. Calon mantu om."

"Jadi kamu pacar Ana?" tanya Alex menerima uluran tangan Axel. Kemudian melepaskan jabatan tangan mereka.

"Bukan, om." Bukan Axel yang menjawab melainkan Orion.

"Saya pacar Luka, bukan dia," sambung Orion.

"Jangan percaya Orion om, musyrik. Yang sebenarnya pacar anak om itu saya bukan Orion," protes Axel menatap Orion sengit begitu pun sebaliknya.

Luka mengeleng kepalanya, ia capek melihat persaingan mereka. Koma selama sebulan, ia pikir Orion dan Axel sudah berubah tidak meributkan hal yang itu-itu saja. Sampai kapan persaingan mereka usai?

About Everything [END]Where stories live. Discover now