14. She's a Antagonist

16.3K 2.2K 462
                                    

Pagi ini Luka sudah berada di sekolah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Pagi ini Luka sudah berada di sekolah. Desas-desus berita balapan kemarin malam begitu ramai dibicarakan, banyak siswa-siswi menatap layar ponsel mereka sambil berjalan di koridor.

Di tengah jalan Luka dicegat oleh Alexa dan teman-temannya. "Ini dia orangnya ... nggak cantik-cantik amat sih, miskin, yatim piatu pula. Apa kelebihan lo sampai dua ketua geng besar jadiin lo bahan taruhan?" sinis Alexa melihat Luka dari atas sampai bawah menilai penampilannya.

"Ma-maksud kamu?" tanya Luka tak mengerti.

"Halah nggak usah pura-pura polos deh lo, lo pake guna-guna ya?" tuduh Ersya.

Aurel mendorong Luka sehingga Luka meringis terbentur dinding. "Merasa bangga lo sekarang hah! Direbutin Orion sama Axel," timpal Aurel menatap tajam Luka.

Plak

Ersya menampar Luka membuat suara nyaring kulit bertemu kulit itu terdengar di koridor. Beberapa siswa berhenti sejenak lalu kembali melangkah tidak ingin ikut campur.

Plak

Alexa juga menampar pipi Luka. "Lo tu nggak pantas sekolah di sini," ucapnya.

"Liat aja beasiswa lo bakal dicabut." Kali ini Alexa tidak main-main. Sekolah ini dulu milik Kakek Alexa dan sahabat Kakeknya. Setelah Kakek Alexa meninggal kepemilikannya jatuh ketangan Papa Alexa serta ada satu lagi. Alexa akan meminta Papanya mencabut beasiswa Luka.

"Lo bakalan sengsara karena udah rebut Ion dari gue!" geram Alexa.

Alexa mendorong kepala Luka ke dinding, cukup keras membuat pandangan Luka berkunang-kunang. Ersya mendorong Luka kembali membuat Luka terduduk di lantai koridor. Aurel mengambil tempat sampah plastik dan membuang semua isinya ke arah Luka. Sisa buah dan kertas buku menghantam kepala juga tubuh Luka.

"Lo itu pantasnya sama sampah-sampah ini." Tawa Aurel pecah sambil melakukan aksinya.

"Belum cukup deh kayaknya," sela Ersya.

Ersya mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Tada." Yang dipegang Ersya adalah telur.

"Ada tiga nih, ambil satu orang satu," titah Ersya.

Ersya maju dan segera melempar telur itu mengenai kepala Luka. "Iiiuww... menjijikkan," ucap Ersya.

Drrrtttt drrrtttt

Ponsel dari saku Alexa bergetar. "Bentar guys, pegang dulu telur punya gue." Alexa memberi telurnya kepada Ersya.

"Gue mau angkat telpon dulu." Alexa menjauh dari Ersya dan juga Aurel.

About Everything [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora