33. Disappointed

12.7K 1.7K 1.5K
                                    

Elang memasukkan beberapa bola biliar ke dalam lubang dan mencetak angka berulang kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Elang memasukkan beberapa bola biliar ke dalam lubang dan mencetak angka berulang kali. Fano tak mau kalah. Dalam sekali bidikan ia mampu memasukkan beberapa bola juga disusul oleh Arkan yang ikut membidik bola biliar namun karena terlalu banyak gaya bolanya tidak masuk ke lubang.

"Kebanyakan gaya lo," ejek Fano.

Mereka berdua tampak asik bermain billiar. Sedangkan Fino sibuk main game sambil makan kacang. Mereka berempat berada dikediaman keluarga Vernandes Keluarga Fano dan Fino. Orang tua sih kembar sengaja membangun tempat khusus bermain billiar itu untuk putra mereka.

"Fin, lo nggak bosen main game dari tadi?" tanya Arkan, sepertinya Arkan mulai bosan bermain billiar.

"Gak! Game gue lebih seru dari pada permainan billiar lo." Fino masih fokus menatap layar ponselnya.

"Cari suasana baru yok. Bosen gue."

"Gimana kalau kita clubbing," celetuk Fano sambil memegang stick billiarnya.

"Ide bagus tuh! Gue ikut." Fino seketika berhenti bermain game dan segera memasukkan ponselnya ke saku jeans.

"Sekalian siapa tau gue dapet pacar," lanjut Fino.

"Lo ikut kan Lang?" tanya Arkan menatap ke arah Elang yang dari tadi tak ikut nimbrung percakapan mereka.

"Udah ikut aja, biar lo nggak cupu." Arkan menarik tangan Elang membawanya keluar dari ruangan billiar.

Bruum...

Motor Orion berhenti di depan rumah mewah milik keluarga Vernandes. "Yoo bro..." Fano mengajak Orion bertos ria yang dibalas dengan malas oleh Orion.

"Lo dateng tepat waktu. Kita mau clubbing. Gak lengkap tanpa lo."

Orion mengangguk singkat. Mereka berlima melaju di jalanan kota. Bagaikan penguasa jalanan, mereka berlima begitu keren menunggangi motor masing-masing.

"Xel. Itu Orion kan?" Damian menunjuk kelima cowok yang baru saja memasuki club.

Axel mengikuti arah pandang Damian. Melihat Orion membuat hati Axel panas mengingat kedekatan Orion dengan Luka.

"Jangan pedulikan dia, gue lagi nggak mau berurusan sama Orion." Axel meneguk segelas cocktail miliknya.

Sekarang pukul setengah delapan, pengunjung club belum terlalu banyak. Fano memesan lima gelas cocktail untuk mereka. Suara Dj mulai terdengar, kerlap-kerlip lampu ikut meramainkan suasana club. Mereka menikmati minuman sambil melihat orang berjoget di depan mereka.

About Everything [END]Where stories live. Discover now