9. Damn! Meet Again

18.1K 2K 193
                                    

Ceklek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ceklek

Beruntung selalu ada petugas PMR yang siaga di dalam ruangan uks. "Lo sakit?" tanya seorang gadis sebaya dengan Luka.

"Nggak, aku ke sini karena perban lukaku terbuka," tunjuk Luka pada lengannya.

"Astaga! Sini cepat duduk," suruh gadis bernametag Almira Maheswari itu.

Mira segera mengambil obat serta perban dan kain kasa. Ia dengan telaten mengobati Luka serta mengganti perbannya. "Darahnya keluar cukup banyak," ucap Mira masih fokus mengobati lengan Luka.

"Lo nggak mau ke rumah sakit aja," usul Mira.

"Nggak usah," tolak Luka lembut.

Setelah 5 menit Mira selesai mengobati Luka. "Nah. Selesai," ucap Mira.

"Makasih ... Mira," ucap Luka seraya melirik nametag gadis di depannya.

"Sama-sama. Lo kelas berapa? Nanti gue izinin ke guru kalo lo nggak masuk kelas. Biar bisa istirahat," balas Mira.

"Aku kelas XI IPA B," jawab Luka.

"Ooh ... oke, gue keluar dulu. Lo istirahat aja," pamit Mira dan pergi meninggalkan Luka di uks seorang diri.

Luka membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk, lebih baik ia istirahat di sini setidaknya tidak ada yang akan membully ataupun mengganggu Luka untuk saat ini. Luka menatap langit-langit uks yang berwarna putih. Pikirannya melayang jauh. Karena sepi tidak ada seorangpun untuk di ajak bicara Luka memutuskan memejamkan mata.

***

Pelajaran pagi di mulai dengan Pak Gun mengajar dikelas Orion. "Selamat pagi," sapa guru berumur 35an tahun itu.

"Pagi Pak," balas kelas XI IPA A serempak.

Pak Gun segera duduk ditempatnya. "Kita absen dulu." Pak Gun berkutat dengan sebuah buku berukuran persegi panjang.

"Almira Maheswari," panggil Pak Gun.

"Hadir Pak," sahut Mira.

"Arkana Colvin Mahatama," lanjut Pak Gun.

"Ada sayang ada," sahut Arkan membuat sebagian teman sekelas menahan tawa. Pak Gun menatap Arkan jengah. Arkan memang suka bercanda, tapi untunglah Pak Gun sabar menghadapinya.

"Raffano Duncah Vernandes." Pak Gun kembali mengabsen.

"Iya sayang," sahut Fano.

About Everything [END]Where stories live. Discover now