19. Offering Help

14.2K 2K 801
                                    

Di sebuah ruangan yang cukup luas Angkasa tengah duduk sambil membolak-balik beberapa berkas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sebuah ruangan yang cukup luas Angkasa tengah duduk sambil membolak-balik beberapa berkas. Tak lupa laptop berlogo apel yang sedang menyala terbuka di atas meja kerjanya.

Ceklek

Pandangan Angkasa beralih menatap ke arah pintu, di ambang pintu terlihat Luka mengenakan dress pink muda berlengan panjang sedikit di atas lutut. Sangat pas dipakai gadis itu.

"Duduk," titah Angkasa.

Luka melangkah mendekati Angkasa dengan ragu. Pria di depannya ini memang tampan serta memiliki suara yang dalam membuat bergidik saat mendengarnya. Luka menarik kursi dan segera duduk.

"Laluka Lotusia. Sejak bayi tinggal di panti asuhan sekarang sekolah di Angkasa High School, orangtua tidak diketahui dan untuk saat ini tinggal sendiri." Angkasa membaca berkas yang ia pegang.

"Dari mana dia tau sebanyak itu?"

"Ah satu lagi, beasiswa kamu baru saja dicabut minggu lalu, right?" ucap Angkasa menutup berkas yang ia pegang dan meletakkannya di atas meja.

"Da-dari mana Om tau?" tanya Luka penasaran.

"Itu sangat mudah, saya punya banyak akses dan bodyguard untuk mencari informasi seperti ini," ucap Angkasa angkuh.

"Seminggu lagi kamu akan dikeluarkan dari sekolah jika tidak membayar uang sekolah mu."

Luka meremat jarinya gelisah, ia seharusnya dengan cepat menemui pemilik sekolah untuk mengajukan berkas agar beasiswanya kembali. Tapi ia malah lupa, dasar bodoh!

"Saya bisa membantu mu, jika kamu mau. Namun itu tidak gratis?"

Luka mengerutkan kening. "Maksud Om?" tanya Luka.

"Saya bisa membayar uang sekolah kamu bahkan sampai kamu lulus sekali pun."

"Tapi itu tidak gratis," lanjut Angkasa.

Luka terdiam sejenak. "Nggak usah Om, ngerepotin. Aku masih bisa mengajukan berkas kepada pemilik sekolah agar beasiswa itu kembali," ucap Luka.

"Kemana kamu akan mengajukan berkas, Papa Alexa?" tanya Angkasa.

Luka menggeleng. "Pemilik sekolah satunya, besok aku akan menemuinya. Kalau begitu aku permisi, Om." Luka berdiri.

"Biar supir saya yang antar," ucap angkasa.

"Nggak usah Om, aku bisa pulang sendiri," tolak Luka.

About Everything [END]Where stories live. Discover now