20. Nothing is Free, Little Girl

15K 2K 900
                                    

Luka merasa heran karena alamat yang diberikan Pak Danur menuntunnya sampai di depan mansion Angkasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Luka merasa heran karena alamat yang diberikan Pak Danur menuntunnya sampai di depan mansion Angkasa. "Ini bener alamatnya." Luka menatap alamat yang ia pegang dengan seksama.

"Bener," gumam Luka lalu kembali menatap mansion di depannya seperti orang kebingungan.

"Non yang kemarin 'kan?" tanya Pelayan ketika melihat Luka berdiri diluar mansion.

"Mau ketemu Pak Angkasa?" tanya Pelayan.

"Eh, iya," balas Luka bingung.

"Dia ada di atas, hari ini hari libur jadi Bapak nggak kerja," lanjut Pelayan. Hari ini hari Sabtu jadi Luka juga libur sekolah ia memutuskan pagi-pagi untuk pergi ke alamat yang diberikan pak Danur tempo hari.

"Langsung ke atas aja Non, lift di sebelah sana. Bibi tinggal dulu mau bersih-bersih." Luka mengangguk samar sebelum pelayan itu pergi meninggalkannya.

Luka berjalan dilorong mansion Angkasa yang terlihat mewah. Ia sampai di depan pintu berwarna hitam sedikit mengkilap. Luka ragu untuk mengetuk.

Seseorang menyentuh pundak Luka membuat ia terlonjak kaget dan sontak menoleh. "Non, nyari pak Angkasa?" tanya Pelayan yang hendak turun ke bawah usai mengantarkan sarapan untuk Angkasa.

"Bapak dikamarnya, nggak ada diruang kerja," lanjut Pelayan. "Non lurus aja nanti ada pintu warna hitam, nah itu kamar Bapak."

"I-iya, Bi," ucap Luka kikuk. Luka menatap kepergian pelayan tersebut.

Luka melangkah sesuai arahan dari Pelayan tadi. Dengan ragu ia mengetuk pintu kamar Angkasa.

Tok tok tok

"Masuk." Suara dalam nan berat terdengar dari dalam.

Angkasa tengah menyandar pada headboard kasurnya sambil memegang iPad berlogo apple untuk memeriksa pekerjaannya meskipun hari ini ia libur. Angkasa tersenyum tipis karena sudah tahu bahwa Luka akan datang menemuinya.

"Masuk," ulang Angkasa.

Luka masuk dengan perlahan. "Tutup pintunya," titah Angkasa.

"Ada apa?" tanya Angkasa tanpa mengalihkan pandangan dari ipad yang ia pegang.

"Um, a-aku mau." Luka tak mampu menyelesaikan perkataannya, tergagap sudah ia di hadapan Angkasa.

Luka tak kunjung bicara membuat Angkasa melihat ke arahnya. Angkasa bangkit dari kasur ia mengenakan bathrobe berwarna putih karena belum berganti baju sehabis mandi pagi.

About Everything [END]Where stories live. Discover now