ANTAGONIST GIRL : 4

119K 15.4K 576
                                    

Shaveera berteriak karena wajah nya terasa sangat panas dan perih akibat diguyur kuah bakso oleh Aruna. "Akhhhh!"

Algarick yang tadinya menatap kosong kepergian Aruna kini tersadar dan menatap gadisnya yang tengah berteriak histeris dengan air mata yang bercucuran di pipinya.

"Cengeng." Ujar salah satu anggota inti Xavander yang kini telah pergi meninggalkan kantin dan mendapat tatapan aneh dari teman temannya yang lain.

Algarick yang melihat itu beralih menggendong Shaveera ala bridal style ke arah uks dan mengabaikan murid yang sedang menatap mereka setelah kejadian tadi.

Malu. Itu yang dirasakan Algarick saat ini. Sang Ketua Xavander yang di takuti oleh orang orang di beri pelajaran oleh seorang gadis yang dulunya tergila gila padanya? Apa kata orang orang nantinya?

Murid yang berada di kantin kembali heboh bahkan banyak yang merekam adegan tadi. Teman teman Algarick benar benar bingung, apa yang sebenarnya terjadi? Dimana Aruna yang dulu?

••••••••

Algarick menendang pintu Uks dengan brutal lalu menurunkan Shaveera di salah satu brankar Uks. "Tunggu disini" ucapnya yang di angguki oleh Shaveera, setelah mendapat persetujuan dari gadisnya itu dia berjalan keluar, entah apa yang mau dia lakukan.

Beberapa menit kemudian Algarick kembali dengan handuk kecil dan seragam baru di tangannya, dia berjalan ke arah Shaveera lalu membersihkan wajah gadis itu dengan handuk basah yang dia bawah tadi.

"Jawab jujur. Yang bully kamu tadi itu Aruna atau bukan?" Lama kelamaan Algarick kesal sendiri dengan gadis di depannya ini karena setiap di beri pertanyaan gadis itu selalu menundukkan kepalanya.

Shaveera mendongakkan kepalanya menatap Algarick dengan mata berkaca kaca. "B-bukan aruna yang bully aku...t-tapi dia nyuruh orang lain buat bully aku Al" Shaveera kembali menunduk menahan tangisnya

Algarick mengernyitkan dahinya bingung. "tau darimana dia nyuruh orang buat bully kamu?" Bukan tidak percaya pada pacarnya namun Algarick hanya penasaran saja, karena jika memang Aruna yang melakukannya maka Aruna pasti mengakui itu, namun ini tidak. Aruna bahkan menyangkalnya, karena Aruna bukan tipe orang yang suka bermain belakang.

Dia sangat ingin percaya pada gadisnya itu namun seperti ada perasaan ragu di hatinya.

Setelah mendengar penuturan dari sang pacar, Algarick memberikan seragam yang sempat dia beli tadinya.

"Ganti seragam kamu, habis itu ikut aku ke kelas." Algarick berjalan terlebih dahulu keluar Uks meninggalkan Shaveera yang sedang tersenyum penuh arti.

••••••

Anak anak di Kelas 11 Mipa 1 saat ini tengah sibuk dengan kegiatan masing namun tiba-tiba terdiam akibat Aruna tiba tiba berdiri dari duduknya menuju bangku Guru di bagian depan.

Aruna menarik nafas dalam sambil menatap teman teman sekelasnya intens. "Gue gamau ngomong banyak sebenernya, gue cuma pengen minta maaf ke kalian yang pernah jadi korban bully gue. Gue minta maaf kalau ada sikap gue yang buat kalian benci sama gue. Gue harap setelah ini gue bisa dapat maaf dari kalian semua, dan gue tulus minta maaf." Dia lega telah menyelesaikan kalimat yang sedari tadi ingin ia lontarkan namun selalu ragu.

Murid di kelas itu sebenarnya tidak percaya atas penuturan dari Aruna, tidak mungkin kan gadis yang sering di sebut Medusa itu meminta maaf? Ratu bullying Sekolah mereka tanpa ada angin dan hujan tiba tiba saja minta maaf? Namun mereka tetap tersenyum lalu mengangguk. "Kita maafin asal lo bener bener tulus dan ga bakal ngulangin lagi."

Saat Aruna kembali duduk di bangkunya, jia kembali mengompres pipi Aruna yang memerah itu akibat tamparan dari Algarick

Aruna menatap Elin yang tengah asik mencoret coret buku bagian belakang milik Aruna. "thanks udah belain gue tadi."

Elin terdiam menatap bingung ke arah Aruna. "Kayak sama siapa aja lo".

Baru saja Aruna ingin membalas ucapan Elin tetapi sudah terhenti akibat anggota inti Xavander tiba tiba mendobrak pintu Kelas dengan kasar, mereka berjalan ke arah bangku Aruna.

Oh tuhan, apalagi ini?! Apa dia harus mengeluarkan tenaga lagi untuk orang orang tidak jelas ini?

"Minta maaf!" Itu adalah suara milik Algarick.

Aruna menghela nafasnya kasar lalu berdiri menatap datar wajah Algarick. "Gue ga ada waktu buat cowo letoy kayak kalian jadi mending pergi." Aruna ingin kembali duduk namun di tahan oleh Algarick.

"Veera bilang lo nyuruh orang buat bully dia, jadi gue mau lo minta maaf sama dia, kalau dia ga maafin lo, lo berurusan sama gue."

Kini Jia yang berdiri untuk membela Aruna. "lo punya bukti apa sampai nuduh Aruna?"

Sebelah alis Algarick terangkat mendengar itu. "Lo pikir siapa yang berani bully Veera kalau bukan jalang itu?" Algarick menunjuk Aruna dengan dagunya.

Jia baru saja akan mengangkat bicara namun di sela oleh suara lembut milik Shaveera. "udah Al, lagian aku udah ga kenapa kenapa kok. Aku udah maafin ar-" ucapan Shaveera terpotong oleh ucapan Aruna.

"Lo ga usah ngomong! Mulut lo bau sampah."

Seketika murid di Kelas 11 Mipa 1 yang menyaksikan itu langsung tertawa bersama.

"Gue yang bully dia." Tidak! Itu bukan suara Aruna melainkan suara seseorang yang baru muncul dari balik pintu.

Gadis itu berjalan ke arah bangku Aruna. "Gue yang bully dia, tanpa perintah dari Aruna. Selain drama queen lo itu juga tukang fitnah ya ternyata"

Gadis itu bernama Caramel, atau biasa di panggil cara. Salah satu tukang bully di SMA CAKRAWALA juga tentunya, namun tak sesadis Aruna.

"Punya bukti?" Tanya Edgar.

Caramel menodongkan ponsel miliknya yang terpampang sebuah video dimana Caramel dan 4 dayangnya itu menyeret Shaveera ke arah gudang lalu membully Shaveera dengan dengan tak berperasaan.

Algarick menatap tak percaya pada Shaveera karena telah menuduh Aruna yang jelas jelas bukan salah Aruna, namun Shaveera menggeleng kan kepalanya menahan tangis "Itu editan Al! Kamu jangan fitnah aku!"

Aruna berdiri santai sambil meminum jus lemon miliknya, menatap drama yang tak ada hentinya ini.

Algarick menyeret Shaveera keluar kelas yang diikuti oleh anggota inti dari Xavander kecuali satu orang.

Orang itu tersenyum simpul lalu berbisik ke telinga Caramel. "Thanks."

Orang itu adalah Ravel. Wakil ketua dari geng Xavander. Orang yang selalu tersenyum hangat ketika melihat perubahan Aruna.

Caramel hanya tersenyum simpul. "Santai, lagian gue juga ga suka liat dia ngefitnah Aruna mulu"

Aruna bingung melihat interaksi kedua manusia di depannya ini, apa yang sebenarnya mereka bicarakan sampai harus berbisik? Jika ia ingat ingat tidak ada adegan ini di dalam novel, apa alurnya berubah? Tapi dia tidak melakukan apapun mengapa bisa alurnya berubah sendiri? Entahlah dia tidak ingin berpikir lebih keras lagi.

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now