ANTAGONIST GIRL : 9

102K 13.2K 499
                                    

Ravel tersenyum tipis saat melihat wajah terkejut Aruna. "becanda. Gue cuma mau lo senyum ke gue." Pintanya yang langsung di angguki oleh Aruna.

Aruna kemudian tersenyum manis ke arah Ravel yang sedari tadi menunggunya melakukan perintahnya itu. "So pretty"

Aruna terlihat ling lung, ia menggaruk pipinya yang terasa agak gatal itu. Saat menoleh ke arah pinggir lapangan ternyata banyak sekali murid yang merekam interaksi mereka tadinya. "Udah selesai kan? Gue balik." Aruna berjalan ke arah Elin dan Jia yang sedang heboh sendiri karena tingkahnya tadi.

Ada berbagai tatapan yang diberikan oleh beberapa murid yang ada di pinggir lapangan. Ada yang memberikan tatapan jijik, tatapan memuja, tatapan marah dan berbagai tatapan lainnya. Aruna hanya menganggap itu angin lalu saja, dia tetap berjalan angkuh ke arah tempat teman temannya berada.

••••

Anak Xavander masih setia duduk dipinggir lapangan, mereka semua sibuk dengan pikiran mereka masing. "Lo ada hubungan apa sama Aruna?" Suara serak itu adalah milik Algarick.

Bisma dan Edgar menatap serius ke arah Algarick dan Ravel. "Ga lama lagi bakal ada duel maut ini mah" ujar Edgar merangkul pundak Bisma.

Ravel hanya menatap sekilas ke arah Algarick lalu membuka mulut namun ucapannya terhenti ketika ada anak Pmr yang menghampiri mereka.

Algarick dan teman temannya hanya menatap gadis di depannya ini dengan pandangan bertanya. "Kenapa?" Tanya Bisma.

Gadis itu tampak gugup berhadapan dengan mereka berempat. "Eungg, anu Al, Veera masuk Uks, dia babak belur terus ga sadarkan diri" jelas gadis itu berharap bahwa Algarick akan ikut padanya.

Bisma Edgar menatap ke arah Algarick yang tengah diam, sedangkan Ravel sibuk dengan handphone yang ada di tangannya sedaritadi.

Tanpa menjawab ucapan gadis tadi, Algarick berdiri lalu pergi meninggalkan ketiga temannya begitu saja.

"Teganya dirimu meninggalkan ku" Edgar mulai mendramatis di depan Ravel dan Bisma namun malah mendapat geplakan maut dari tangan berurat milik Ravel.

"Ravel dog's!" Umpatnya yang lagi lagi mendapat geplakan dari Bisma.

••••

Algarick menatap gadis yang tengah berbaring di brangkar dengan keadaan yang mengenaskan, rambut acak acakan, lebam di mana mana, goresan di tubuhnya, baju yang sudah tak berbentuk, dan sudut bibirnya yang berdarah. "Siapa?" Tanya nya to the point.

Shaveera membuka matanya perlahan dan mendapati Algarick telah berada di sampingnya. "Aku takut..."

"Gue nanya siapa yang ngelakuin ini sama lo bukan nanya lo takut apa nggak!"

Bisma, Edgar dan Ravel hanya duduk anteng di salah satu brankar yang tersedia disana. Mereka hanya menonton apa yang dilakukan oleh ketua mereka.

Gadis yang tadinya memanggil Algarick itu masih setia bersandar di dinding uks karena takut mendekat ke arah dua manusia berbeda jenis itu.

"Tadi pas jam pelajaran pertama masuk, gue lagi di toilet dan bisa gue pastiin kalau di dalam toilet itu ga ada orang sama sekali, tapi pas gue keluar toilet gue ngeliat Veera masuk ke toilet itu terus ga lama kemudian Aruna juga masuk, otomatis cuma ada mereka berdua di dalam toilet itu, tapi pas gue mau ngambil sesuatu di Toilet karena kelupaan gue balik lagi tapi pas mau masuk Toilet, pintunya di kunci dari dalem. Menurut lo...siapa yang ngelakuin itu kalau bukan satu orang itu?" Jelas gadis itu panjang lebar pada Algarick.

Ketiga teman Algarick yang melihat itu hanya saling tatap kecuali Ravel yang malah tertidur di sela sela ketegangan ini.

Ravel dengan segala ketenangannya di semua situasi.

"Aruna." Satu kata yang keluar dari mulut Edgar yang membuat gadis yang tadinya menjelaskan hal itu pada Algarick tersenyum. "Yes that's right" dia pelakunya, jangan termakan sama tingkah dia yang berubah belakangan ini, dia cuma mau caper sama lo doang, dia mau ngerusak hubungan lo sama Veera."

Shaveera hanya mengangguk antusias. "itu bener Al,"

Algarick menatap datar ke arah Shaveera dan gadis tadi. "Gue ga butuh opini kalian."

Perkataan Algarick mampu membuat Ravel tersenyum miring mendengar itu.

"Gue titip Veera sama lo Vel." Pinta Algarick namun di tolak mentah-mentah oleh Ravel.

"Najis. Lo berdua aja yang jaga, gue mau ke ruang musik." Tolaknya lalu berjalan keluar Uks.

Shaveera yang mendengar itu menatap Ravel marah, pada dasarnya Ravel memang tidak pernah menyukai Shaveera. Namun dia tidak pernah menunjukkan rasa tidak suka itu pada Shaveera, tapi sekarang apa? Dia mulai menunjukkan nya? Shaveera tau bahwa semua itu pasti kelakuan Aruna. Aruna telah menghasut satu persatu orang terdekatnya.

"Dasar jalang." Gumam Shaveera

••••

Algarick mengajak Aruna ke taman belakang sekolah. "gue mau tanya sesuatu. Gue harap lo jawab jujur"

Aruna hanya memandang Algarick dengan tatapan bertanya.

"Lo yang udah buat Veera kayak gitu?" Algarick mulai mengintrogasi aruna dengan serius namun Aruna hanya santai.

"Bukan."

Algarick menarik tangan Aruna mendekat ke arahnya. "jawab jujur,"

Aruna menatap jengah ke arah Algarick. "Terus buat apa lo nanya ke gue kala ujung ujungnya juga gak percaya?!"

Laki-laki yang berada di hadapan Aruna saat ini menghela nafas kasar. "Maaf."

Baru saja Aruna ingin melangkah untuk pergi, tapi tangannya sudah dicekal oleh Algarick.

"Gue masih punya 1 pertanyaan lagi. Dan gue harap pertanyaan gue yang satu ini bisa lo jawab jujur."

Aruna tak membuka mulutnya sedikit pun untuk menjawab lontaran dari Algarick.

"Belakangan ini, lo jauhin gue cuma buat caper? Lo ga bener bener benci sama gue kan?" Tanya nya pada Aruna.

Aruna tersenyum miring mendengar pertanyaan itu. "kadar tingkat kepedean lo tinggi juga ya?"

Aruna beralih mengambil sesuatu di kantong almamater nya, alangkah kagetnya Algarick melihat yang keluar dari kantong almamater Aruna adalah sebuah belati.

Aruna menusukkan belati tersebut ke bibir Algarick. "bibir lo bagus. Tapi bakal lebih bagus lagi kalau gue sayat pakai belati kesayangan gue ini. Bibir ini yang selalu ngeluarin kalimat menyakitkan buat gue dulu, apa perlu gue potong lidah lo itu biar ga ada omong kosong lagi yang keluar dari bibir lo?" Aruna tersenyum manis setelah mengatakan hal itu namun orang yang melihat itu akan bergidik ngeri melihat senyum mengerikan itu.

Jangan lupa vote dan komen, love u gurl!

Tolong jangan jadi pembaca gelap ya.

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now