ANTAGONIST GIRL : 25

60.3K 7.6K 235
                                    

Kegiatan makan Aruna, Jia dan Elin tiba tiba terhenti karena merasa ada seseorang yang memperhatikan mereka. Saat Aruna menoleh, dia mendapati Algarick tengah berdiri anteng tepat di belakang Aruna.

"Ngapain lo disini?!" Tanya Elin yang sedaritadi melihat Algarick berdiri tanpa melakukan apapun.

Algarick nampak berpikir sejenak. "gue mau ngomong sama Aruna bentar." Ucapannya sambil melangkah ke arah mereka bertiga.

Jia yang melihat hal itu langsung berdiri menjadi benteng untuk Aruna sambil merentangkan tangannya dengan mata yang menyorot Algarick secara tajam. "jangan deket deket Aruna!" Algarick tak memperdulikan itu, dia hanya terus berjalan menuju Aruna yang sedaritadi tak memperdulikan keberadaannya sama sekali.

"Aru--" ucapan Algarick terpotong karena Aruna yang menyelanya.

Aruna menggebrak meja yang berisi beberapa makanan itu dengan tegas. "badan lo itu penuh virus, jadi jangan deket Deket gue! Gue ga mau makanan gue kejangkit virus gara gara lo."

Melihat Aruna yang mengambil ancang ancang untuk lari darinya, Algarick dengan cepat menghalangi tubuh milik Aruna agar tak bisa menghindarinya lagi.

"Minggir ga lo?" Ucapan yang penuh penekanan dari Elin hanya dianggap angin lalu oleh Algarick.

Algarick yang melihat Aruna terus menolaknya pun menarik pelan tangan gadis itu menuju suatu tempat, tapi makin kesini Aruna dan kedua temannya itu terus mengganggu dirinya untuk membawa Aruna, alhasil Algarick menarik paksa tangan Aruna hingga Aruna mengeluarkan ringisan pelan.

Elin yang sudah lelah mengejar Algarick menetralkan nafasnya terlebih dahulu sambil berjongkok. "udah, mending kita balik ke acara, urusan Aruna gampang, gue percaya dia bisa lawan Algarick sendirian."

Dan pada akhirnya Elin dan Jia kembali ke tempat yang menjadi pusat pesta pernikahan ayah Aruna dan ibu dari Shaveera. Namun mereka kembali dikejutkan akan kehadiran 1 lelaki yang sedang memegang gelas berisikan sebuah minuman berwarna merah, dia Nicholas.

Jia mengerutkan keningnya bingung, bagaimana bisa Nicholas sampai ke sini? Apa ayah dari Aruna mengundangnya? Entahlah, daripada pusing sendiri lebih baik bertanya langsung bukan? "Lo kok?...kok bisa?!" Tanya Jia pada Nicholas

Jika ada yang bertanya soal Elin tau darimana soal Nicholas, maka jawabannya adalah, karena Jia menceritakan semua kejadian yang membuatnya bisa bertemu dengan Nicholas. Hanya Aruna yang belum tau, bukan ingin merahasiakannya namun Jia hanya memilih waktu yang tepat untuk memberitahu Aruna, karena belakangan ini Aruna terlihat sangat terbebani banyak hal.

"Ikut gue." Ucapnya berlalu begitu saja dari hadapan Jia dan Elin.

Jia beralih menatap Elin yang sedang tercengang dengan sikap yang ditunjukkan oleh lelaki di depannya tadi hanya mengangguk, guna untuk memberikan persetujuan agar Jia pergi mengikutinya.

"Yaudah gue ikut dia dulu, bye!" Pamit Jia pada Elin.

"Kalau ada apa apa hubungin gue." Ucapnya yang di angguki oleh Jia.

••••

Jia mengedarkan pandangannya ke sana sini saat melihat tempat yang di datangi oleh Nicholas.

"Ngapain sih kesini?!"

Bukannya membalas pertanyaan dari Jia, Nicholas malah memberikan pertanyaan lain yang membuat Jia bersusah payah meneguk salivanya.

"Kemarin chat gue kenapa ga dibalas? Gue nyuruh lo ke apart gue juga lo ga dateng,"

Jia berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain agar tatapannya tak bertabrakan dengan tatapan milik Nicholas. "oh, itu, anu...kemarin itu gue lagi sibuk belajar jadi ga buka hp sama sekali. Nah iya gitu" ucapnya seraya tersenyum pada Nicholas.

Nicholas tau bahwa gadis di depannya ini sedang berbohong. "gitu ya?"

Jia hanya mengangguk singkat meyakinkan Nicholas. "kalau gitu lo harus dapat hukuman karena udah bohong sama gue." Ucapnya lagi yang mampu membuat Jia mengatupkan bibirnya rapat.

Nicholas maju perlahan sambil menarik pinggang ramping milik Jia. "dan hukuman yang pantas buat lo cuma satu. Lo harus jadi pacar gue."

Jia membulatkan matanya kaget. "Tap-" belum sempat Jia menyelesaikan ucapannya tali Nicholas sudah menyelanya duluan.

"Pilihan lo cuma ada 2. Jadi pacar gue, atau jadi istri gue?"

Jia membuka mulutnya hingga berbentuk 'O'.
"Itu pilihan macam apa anjg?!"

Nicholas semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Jia, sedangkan Jia terus menerus memberontak namunapa daya  tenaga milik Nicholas jauh lebih kuat darinya.

"Pilih yang pertama atau yang terakhir?"

Jia nampak berpikir lalu dengan sangat amat terpaksa ia harus memilih yang pertama saja. "Pe-pertama."

Senyum Nicholas mengembang saat mendengar jawaban dari gadis cantik di depannya ini.

"Tapi ada syaratnya" senyum yang tadinya mengembang itu tiba tiba luntur begitu saja saat mendengar lontaran Jia.

Nicholas melepaskan tangannya dari pinggang Jia. "kok jadi lo yg ngatur?"

"Yaudah kalau ga mau!"

Saat melihat Jia yang mengambil ancang-ancang untuk pergi, Nicholas langsung menahan tangan milik Jia. "ok. Syaratnya apa?"

Jia tersenyum lalu mengatakan. "jajanin gue tiap hari!"

Nicholas memutar bola matanya malas, dia kira Jia akan meminta yang aneh aneh ternyata tidak, dengan cepat Nicholas merongoh saku jas miliknya lalu mengeluarkan sebuah black card lalu menempelkan benda itu pada jidat Jia.

Rasanya Jia ingin terbang ke langit ketujuh menuju tak terbatas. "OMO! Apa nih! Black hole?"

"Black card" koreksi Nicholas. "jajan apapun yang lo mau." Sambungnya lagi yang membuat Jia kegirangan, ya walaupun Jia juga termasuk kaya namun menurut nya, rejeki tidak boleh di tolak bukan?

••••

"LEPASIN ANJING!" Aruna masih setia melepaskan diri dari Algarick yang menarik paksa dirinya masuk ke dalam ruang latihan milik Aruna.

"LO BISA DIEM GA SIH?!" Bentak Algarick pada Aruna, namun ia terdiam sejenak karena menyadari sesuatu. Ya, dia telah membentak gadis yang telah berhasil menjadi semesta baginya ini. Apa?! Semesta? Sejak kapan Aruna menjadi semesta seorang Algarick hei?! Apa Algarick telah mendapatkan karmanya?

Algarick maju selangkah sembari menunduk menatap Aruna, Aruna melihat ada ada sebuah penyesalan yang terdapat pada tatapan yang di berikan oleh Algarick padanya. Algarick beralih menyelipkan rambut aruna ke belakang telinga gadis itu. Tangannya beralih mengusap pelan pipi Aruna penuh ketulusan. "Mungkin lo udah bosen buat denger kata maaf dari gue, tapi...gue bakal berhenti minta maaf sama minta kesempatan biar bisa dapetin lo lagi."

Aruna merasakan ada suatu gejolak dalam dirinya yang sedang ia tahan mati matian. Entah apa yang terjadi, Aruna malah meneteskan air matanya. "Darimana aja lo?!"  Tiba tiba suara parau itu terdengar dari bibir mungil milik Aruna.

Isakan dari gadis itu mulai terdengar. "cuma lo yang selalu gue harepin sebagai penyembuh disaat gue habis dia siksa! Gue selalu harepin lo dateng meluk gue tiap gue kesakitan Al! Lo berubah setelah kejadian itu, hiks...lo ga pernah dateng meluk gue lagi pas gue butuh pelukan hangat dari seseorang!"

"GUE BENCI SAMA LO ARICK!"

Aruna merasa, bukan hanya jiwa dirinya yang berada dalam raga ini. Seperti ada jiwa lain yang sedang memaksa bangkit dan mengatakan semua hal itu. Ya, yang menangis sambil mengatakan hal tadi ada bukan lah jiwa amara, melainkan jiwa seseorang orang. Entah siapa orang itu Aruna tak tahu.

Algarick tercengang mendengar panggilan itu 'Arick' panggilan itu mengingatkannya pada masa lalu yang sudah ia kubur dalam.

Ini yang terakhir ya guys! Aku bakal up secepatnya kok, tapi nunggu aku selesaiin tugas tugas aku dulu ya hehe.

Target kali ini aku naikin ya, biar ga cepet nembus, jadinya aku bisa nugas dengan tenang tanpa mikirin kapan update lagi.

Target kali ini 250 vote+150 komen
Hayooo? Bisa nembusin ga? Ga bakal sih😘✌️, yaudah aku pamit dulu ya mau nugas, see u!

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now