ANTAGONIST GIRL : 3

125K 16.7K 942
                                    

Kalau komennya gak jelas di bab ini maaf ya, soalnya bab ini sama bab 4 dan 5 itu ketuker, jadi aku perbaiki

•••••

Aruna tersenyum tipis. "Gue jadi kasian sama lo," ucapan Aruna terhenti sejenak yang membuat Algarick mengernyit heran.

"Katanya Ketua geng, masa bunuh cewe kayak gue aja ga bisa? Banci." Ujarnya sambil melihat Algarick dari ujung kaki sampai ujung rambut dengan tatapan mengejek, yang membuat seisi kelas kembali heboh karena Aruna yang mereka kenal jika ada Algarick maka dia akan berubah menjadi sok manja, tapi apa ini? Dia bahkan mengatai Algarick banci? Apa mereka salah dengar?

Elina yang sedari tadi mendengar musik melepaskan earphone nya lalu menghadap ke belakang untuk menyaksikan drama Pagi ini, Elina menatap Jiana yang tengah menganga karena lontaran dari Aruna.

Algarick mengepalkan tangannya lalu berlalu begitu saja ke bangkunya lalu duduk dengan amarah yang masih menguasainya.

Teman teman Algarick yang melihat kejadian tadi hanya cengo kecuali satu orang yang malah tersenyum tipis ke arah Aruna saat mengatakan hal tadi.

Setelah selesai membuat Algarick naik darah, Aruna kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda tadi karena omong kosong Algarick barusan. Namun sepertinya semesta pun tidak berpihak padanya karena baru saja tidur beberapa detik, dia sudah harus bangun lagi karena Guru telah masuk ke kelasnya.

Guru tersebut menyorot satu persatu anak muridnya. "Selamat pagi anak anak!" Sapa Guru tersebut.

"Pagi Buk!" Serempak seisi kelas 11 Mipa 1.

"Silahkan buka buku kalian masing masing, baca dan pahami materi tersebut setelah itu Ibu akan memberikan pertanyaan untuk kalian semua, yang menjawab akan mendapatkan nilai tambahan."

Disaat seisi kelas sibuk menghafal materi itu, Aruna malah santai karena saat masih berada di dunia nyata dia adalah Siswi kelas 12 jadi pelajaran saat ini pasti sudah pernah dia pelajari sebelumnya, sehingga tidak perlu susah susah menghafal lagi.

"Oke waktunya habis, tutup buku kalian! Ibu akan menanyakan minimal 1 pertanyaan pada 1 Murid" jelas Guru tersebut

Saat ini mereka masuk pelajaran Kimia.

Guru tersebut sudah mulai melontarkan pertanyaan untuk Muridnya itu. "Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai zat yang? Jika ada yang tau angkat tangan!"

Tanpa ragu Aruna yang mengangkat tangannya namun semua orang yang berada di kelasnya malah menahan tawa.

Dengan ragu Guru tersebut memberi kesempatan untuk Aruna menjawab pertanyaan nya tadi. "Ya silahkan."

"Menerima 1 H+ dari pasangan reaksinya." Mendengar jawaban dari Aruna, mata Guru tersebut terbelalak mendengar jawaban dari Aruna, bukan, bukan karena jawabannya salah, melainkan jawabannya benar.

"Benar! Kamu habis minjem otak siapa, Runa?" Karena masih terkejut alhasil Guru tersebut bertanya, bayangkan saja, Aruna yg selama ini tidak tau apa apa tentang pelajaran dan sekarang dia malah dengan entengnya menjawab pertanyaan itu tanpa terbata sedikit pun.

Seseorang di bagian belakang menatap punggung Aruna sambil tersenyum tipis, semacam bangga akan gadis tersebut.

Hari ini sangat aneh. Bukan hanya perasaan Jiana dan Elina saja, namun seisi kelas merasakan hal yang sama. Dimana Aruna yang biasanya selalu merengek pada Algarick? Dimana Aruna yang bodoh? Dimana Aruna yang selama ini selalu bersikap menjijikkan itu?.

Karena penasaran, Jiana langsung bertanya pada Aruna. "perasaan gue aja atau emang semenjak lo kecelakaan lo banyak berubah?" Kini tatapan Jiana berubah menjadi serius.

Baru akan menjawab tetapi bel istirahat sudah berbunyi nyaring. "Kantin." Ajak Elina lalu pergi meninggalkan Jiana dan Aruna.

Di dunia nyata selain hobi membaca novel, Amara juga hobi menabung. Menabung makanan di perutnya.

"Ayo!" Aruna beranjak dari duduknya lalu berjalan dengan tatapan yang menusuk, perlahan ia menghilang di balik pintu tanpa memperdulikan Jiana yang semakin curiga padanya.

Edgar yang melihat itu beralih menatap Algarick. "Dia berubah ga sih?"

"Paling cuma caper. Kita liat aja sampai kapan dia tahan sama permainannya sendiri" Algarick tersenyum miring setelah mengatakan itu, entah apa yang ada di pikirannya.

••••••

Aruna, Jiana dan Elina tengah duduk sambil menyantap makanan mereka masing masing.

Namun...

Plak!

Algarick menyorot tajam ke arah Aruna, Aruna mendongakkan kepalanya dan mendapati Algarick dan Shaveera di sampingnya dengan keadaan yang mengenaskan, jangan lupakan anggota inti dari Xavander yang berada di belakang Algarick.

Elina yang tidak terima Aruna diperlakukan seperti itu pun berdiri dan langsung memberikan bogeman mentah pada pipi Algarick.

Bugh!

Elina mendekat ke arah Algarick yang menatap dirinya tajam. "Maksud lo apa tiba tiba nampar Aruna, brengsek?!"

"Lo tanya sama temen jalang lo itu! Maksud dia bully cewe gue apa?! Lo belum kapok hampir gue buat mati?" Tanya Algarick lalu menatap Aruna.

Algarick beralih menatap Shaveera lalu bertanya. "Dia yang udah bully kamu?" Dan di jawab anggukan oleh Shaveera.

Aruna yang sudah muak dengan drama pagi ini pun berdiri dan memberikan 1 bogeman pada rahang tegas milik Algarick.

Bugh!

"Ini buat lo yang udah berani nampar pipi gue pakai tangan kotor lo itu."

Bugh!

"Ini buat lo yang udah nuduh gue sembarangan."

Kali ini bukan bogeman lagi yang diberikan oleh Aruna, tetapi cecikan di leher milik Algarick. "Dan ini buat lo yang udah bentak Elina!" Ujarnya penuh dengan aura dingin yang mengelilinginya. Membuat orang yang melihat kejadian tersebut tidak percaya akan yang mereka lihat saat ini.

Aruna melepaskan cekikikan nya pada leher Algarick lalu beralih mengambil bakso miliknya yang berwarna merah karena kebanyakan saos dan....

Byurr!

Aruna menyiram bakso itu pada Shaveera. "Ini buat lo karena ngefitnah gue, jalang kecil!" Setelah melampiaskan amarahnya dia berjalan santai yang diikuti oleh Elina dan Jiana. Jiana dan Elina hanya tersenyum bangga pada apa yang dilakukan oleh Aruna kali ini.

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now