EXTRA CHAPTER

69.9K 5.8K 539
                                    

Typo bertebaran!

How r u today? Baik baik aja kan?

Maaf udah buat kalian nunggu lama ya, aku sibuk, sibuk nugas, sibuk belajar buat ujian nanti, sibuk rapat organisasi, sibuk sama kegiatan sekolah juga, pokoknya bener-bener sibuk banget sampai sampai ga ada waktu buat nulis😭🙏

I also really apologize if this part is very short guys!

••••

Sudah 1 Minggu lebih semenjak kepergian Ravel... Aruna benar-benar dibuat gila akan hal itu. Aruna terus menerus berhalusinasi tentang Ravel.

Kini, Aruna sedang berada di balkon kamarnya menatap sendu ke arah langit. Gadis itu terlihat sedang memikirkan banyak hal.

Aruna ingat...beberapa saat setelah ia memohon pada kedua orang bertopeng itu, dia melihat sesuatu yang aneh. Gadis itu seperti mengenal postur tubuh kedua orang tersebut, seperti sangat familiar.

Dari aroma tubuh yang menjalar, dan juga Aruna yakin, bahwa kedua orang bertopeng itu adalah 2 orang yang berbeda jenis. Dapat ia lihat bahwa orang yang bertopeng di sebelah kanan itu adalah seorang gadis, sedangkan yang di sebelah kiri adalah seorang laki-laki.

Gadis itu mulai memutar otaknya perlahan untuk mencari tahu siapa sebenarnya orang di balik semua itu. Namun tiba-tiba otaknya menangkap sesuatu. Ya! Dia mengingat sesuatu.

Aruna ingat persis saat Nicholas membantunya untuk ke uks bersama Jia dan Elin saat ia sedang dihukum lari keliling lapangan. Ya! Gadis itu sangat ingat, aroma yang menjalar dari tubuh Nicholas benar-benar harum. "Gak mungkin kan? Dia lumayan baik ke gue, dan juga...dia pacarnya Jia...mana mungkin dia pelakunya" otak nya kini berputar tanpa henti untuk memikirkan hal itu.

"Tinggi badan sekitar 157...lebih pendek dari gue... topeng inisial N.G. tunggu! Jangan bilang...N untuk Nicholas, dan G untuk G-Ghea? Ah gak mungkin, ngigo nih gue! Tapi... banyak hal yang bisa membuktikan kalau mereka berdua pelakunya, disisi lain gue gak yakin karena hal itu gak masuk akal sama sekali!" Geraman kesal keluar dari mulut gadis itu. Benar-benar menguras otak. Lagipula...hubungannya dengan Ghea apa? Ghea tidak pernah bermasalah dengannya.

"A.S...apa ya?"

Beberapa saat setelah gadis itu berpikir, ada seorang gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan berjalan ke arah balkon tempat ia duduk saat ini. "Salah!"

"A untuk Atlas, dan S untuk Serra."

Aruna membalikkan tubuhnya menghadap ke arah gadis itu dengan kening yang berkerut bingung. "Hah? Serra siapa? Atlas juga siapa?"

Gadis itu duduk tepat di samping Aruna yang sedang kebingungan. "Emang pas kamu baca novel itu, kamu gak liat siapa penulisnya?" Kini matanya tertuju pada Aruna. Gadis yang sedang Aruna ajak bicara saat ini adalah Shaveera.

"Gak,"

Jawaban singkat itu membuat Shaveera terkekeh pelan, bahkan disaat seperti ini pun, gadis ini masih mementingkan ego nya. "Serra sama Atlas itu penulis asli novel yang kamu tempati sekarang ini. Mereka berdua collab, dan pas mereka tau kalau ada seorang gadis yang lagi kesasar dan mau ngacauin alur di novel yang mereka buat...mereka langsung turun tangan,"

WTF?! Apa apaan ini?! Apa hal seperti itu benar-benar ada? Aruna benar-benar tidak percaya akan semua hal yang telah menimpanya saat berada di dunia novel ini.

"Dan untuk N.G itu...pikiran kamu udah bener kok. N untuk Nicholas, dan G untuk Ghea. Nicholas dan Ghea cuma nama samaran yang dipakai Atlas sama Serra biar kamu gak curiga, mereka melakukan menyamar."

Tunggu! Apa apaan ini?! Darimana Shaveera tau akan semua hal itu? Jangan bilang...

"Aku sering buntutin Ravel kalau lagi ketemu sama penulis itu. Makin sering aku buntutin dia, makin banyak juga informasi yang aku dapat, dan dari sana juga aku sadar kalau aku bukan dari dunia nyata, melainkan dunia yang diciptakan oleh penulis itu. Dari sana juga aku tau kalau kamu bukan Aruna yang sebenarnya, melainkan jiwa seseorang dari dunia nyata yang tersesat kesini" lanjut gadis itu sembari menghela nafas berat beberapa kali.

Pikiran Aruna melayang kesana kemari, jujur saja, Aruna seperti tidak percaya dengan semua ini. Gadis itu berharap...yang terjadi saat ini adalah sebuah mimpi belaka. "Gue ngeblank sorry..."

Sebuah senyum tipis terbit di bibir Shaveera. "Jangan lakuin apapun setelah kamu tau semua ini, jangan sampai hal itu terjadi untuk kedua kalinya. Kamu gak mau kan? Nyia-nyiain pengorbanan Ravel buat kamu? Ravel sampai nukar nyawanya sendiri demi kamu. Jangan balas dendam ke Nicholas ataupun Ghea...kalau kamu gak mau ada korban lagi selain Ravel." Usai memperingati Aruna, Shaveera beranjak dari duduknya dan berlalu begitu saja.

"Gue gak bakal ngelakuin hal bodoh lagi. Gue udah janji sama Zidan. Bagaimanapun, gue gak boleh ingkar janji sama dia biar dia bisa tenang disana. Tapi...gak menutup kemungkinan, api dendam gue gak berkobar, bakal gue pastiin...di kehidupan selanjutnya, ketika gue dikasih kesempatan kedua untuk kembali hidup, gue bakal kasih hukuman buat mereka berdua. Kalau Tuhan gak bisa ngasih mereka karma...maka, gue yang bakal lakuin itu dengan tangan gue sendiri." Ujarnya penuh ketegasan dan jangan lupakan mimik wajahnya yang diselimuti oleh aura dingin.

••••

Panik. Itu yang Aruna rasakan saat ini. Bagaimana tidak? Kalung kupu-kupu pemberian dari Ravel telah hilang. Kalung itu menghilang entah kemana. Aruna telah mencari kesana kemari dan benar benar tak menemukan kalung itu sama sekali. Raut panik telah menguasai wajahnya saat ini.

"Kalung nya dimana sih?! Kalau sampai gue tau ada yang nyuri...gue suruh lo ganti pakai nyawa!"

Lelah berjalan kesana kemari mencari kalung itu, akhirnya Aruna memilih untuk beristirahat sejenak di salah satu bangku panjang yang berada di taman tempat yang ia datangi saat ini.

"Cari ini?"

Deg!

Melihat sebuah kalung yang sedang menggantung di depannya, Aruna dengan sigap mendongak menatap orang yang telah menemukan kalungnya itu.

Dadanya seketika berdenyut nyeri.

Setelah saling pandang beberapa saat, orang itu berlalu begitu saja dari hadapan Aruna tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Tunggu!" Cekalan dari tangan Aruna mampu membuat langkah orang itu terhenti.

"Idan..."

Alooooo! Lama gak ketemu ya? Hehe..maaf

Nih ya extra chapter nya, maaf kalau pendek banget, gimana? Udah gak penasaran lagi kan? Udah terjawab kan?

Sekali lagi aku ingatkan, cerita ini hanya fiksi! Jadi jangan anggap soal transmigrasi itu ada pls...

Jaga ketikan sebelum berkomentar ya...

Ada yang mau disampaikan buat

Aruna?

Ravel?

Shaveera?

Aluna?

Atau yang lain?

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now