ANTAGONIST GIRL : 35

44K 6K 291
                                    

Typo bertebaran!

••••

"Na?" Suara serak itu mengisi kekosongan rumah Ravel saat ini.

Aruna menunduk menatap Ravel yang masih setia berbaring di pangkuannya dengan mata terpejam.

"Lo dapet teror lagi ya tadi?" Tanya Ravel tanpa membuka matanya.

Aruna terdiam mendengar pertanyaan dari Ravel, darimana laki-laki ini tahu bahwa dirinya baru saja mendapat teror lagi?

"Lo ngomong apa?"

Mata Ravel terbuka pelan menatap netra hitam milik Aruna. "Tadi lo dapat teror itu lagi?"

"Lo tau darimana?" Kali ini Aruna sedikit curiga pada laki-laki yang satu ini, namun ia masih bisa mengontrol ekspresi wajahnya.

Bukannya menjawab, Ravel malah bertanya balik. "Saat ini, siapa orang yang paling lo percaya?"

Sempat berpikir sesaat, Aruna kemudian menjawab "ada. 1 orang."

Ravel tersenyum simpul mendengar hal itu. "Kalau nama yang terlintas di pikiran lo itu adalah gue, ingat ucapan gue yang ini."

"Jangan terlalu percaya pada seseorang. Karena tidak pernah berkhianat bukan berarti tidak akan berkhianat. Dan dekat bukan berarti bukan dia pelakunya."

Hening...

Apakah Aruna salah karena mempercayai orang ini? Apa Aruna tak boleh percaya pada siapapun untuk saat ini? Entahlah, Aruna bingung dengan masalah yang berturut-turut ia dapatkan.

Tangan Ravel terulur mengusap pelan surai hitam milik Aruna yang terlihat seperti sedang berpikir keras. "Lo curiga sama gue?"

Tanpa jawaban pun Ravel sudah pasti tahu bahwa Aruna curiga padanya. Bagaimana tidak? Dari awal pertama mereka bertemu itu Ravel terlihat berbeda, dia seperti mengetahui banyak hal tentang Aruna. Bahkan hal yang Aruna tak tahu tentang dirinya pun mungkin Ravel bisa tahu. Sebenarnya, Laki-laki misterius ini sebenarnya siapa?

Lamunan Aruna buyar begitu saja saja saat Ravel kembali bersuara. "Don't be afraid of me, ok? I will never hurt the girl I've been protecting all this time"

Kepala Aruna tertunduk menatap manik mata Ravel tak kala serius. "Atas dasar apa gue harus percaya sama ucapan lo?"

Ravel membalas tatapan dari Aruna, bedanya, Aruna menatapnya dengan tatapan menuntut, sedangkan Ravel membalas tatapan itu dengan tatapan lembut.

"Hari ini hari apa?" Tanya Ravel.

Aruna tampak berpikir. "Hari Selasa, kenapa?"

"Salah."

Kening Aruna berkerut bingung. Pasalnya, dia tadinya sempat mengecek kalender di ponselnya. "Bener kok, tadi gue sempet cek di kalender."

Ravel menggelengkan kepalanya tanda tak setuju akan hal itu. "Hari ini hari bahagia gue."

Lagi-lagi Aruna dibuat bingung dengan ucapan Ravel, apa Ravel sedang ulang tahun?

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now