ANTAGONIST GIRL : 39

40.7K 5.2K 332
                                    

Ravel melepaskan tangannya yang masih melingkar dari pinggang ramping Aruna. "Gue Zidan. Zidan Tanubrata. Orang yang selalu isengin lo dulu, inget?"

Sudah payah Aruna menelan salivanya ketika mendengar hal itu. Siapapun tolong tampar Aruna sekarang! "Gak usah becanda bisa gak sih?! Gak usah ngalihin pembicaraan! Lagian gue gak tau Zidan siapa."

Ravel terkekeh geli melihat Aruna yang menghindari kontak mata dengannya. "Lo perlu bukti apa?"

"Apasih bukti bukti! Gue gak ngerti lo ngomong apa! Orang ngambek bukannya dibujuk malah di buat tambah marah." Ucap Aruna seraya mundur beberapa langkah agar tubuhnya sedikit menjauh dari Ravel.

Ravel tersenyum jahil melihat gelagat Aruna yang terlihat gugup itu. "ohh, jadi Ara lagi ngambek ya sama Idan? Cemburu kah?" Ucapnya sembari menaik turunkan alisnya.

Aruna mendorong dada bidang Ravel saat laki-laki itu malah makin mendekat ke arahnya dengan senyum mengejek. Jujur saja, Aruna benar-benar bingung saat ini. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba masalah tambah rumit seperti ini?! "Ara siapa?! Idan juga siapa?! Gue gak ngerti ya lo ngomong apa,"

Ravel tak henti hentinya tersenyum melihat tingkah Aruna. Jarang sekali Aruna memasang tampang gugup seperti saat ini. Moment langkah bukan? "Gue juga ngalamin hal yang sama kayak lo, waktu itu...gue liat berita kalau ada cewek yang habis dibunuh dan di berita itu nyebutin ciri-ciri cewek itu. Gue awalnya masih ngira kalau itu orang lain, tapi pas jasadnya di liatin...jantung gue berasa berhenti berdetak pas itu. Pas gue ke rumah lo, disana udah rame sama orang-orang yang lagi nangis, dunia gue berasa berhenti berputar saat itu juga. Gue kehilangan seseorang yang gue sayang, gue kehilangan seseorang yang udah gue treat like a queen sejak gue masih sd. Gue kehilangan cewek yang gue temuin di taman anak-anak lagi nangis karena kalung kupu-kupu warna ungunya hilang. Dunia gue saat itu rasanya hancur, dan saat gue pulang dari pemakaman lo, gue kecelakaan, anehnya lagi saat gue bangun, gue udah ada di raga yang berbeda. Gue masuk ke dalam raganya Ravel, gue awalnya pusing sendiri sama semua ini, banyak kejadian aneh saat gue masuk ke raga ini. Tapi pas gue inget-inget lagi, gue ngerasa Dejavu sama semua kejadian ini. Ya, gue pernah baca novel yang lo bawa ke sekolah, gue penasaran sama novel yang sering lo baca sama miya pas disekolah, akhirnya gue mutusin buat ambil novelnya di tas lo dan gue baca sampai habis. Dari situ gue percaya kalau gue masuk ke dalam novel yang sempat gue baca dulu, keadaan mulai berjalan lancar, sebelum ada seorang gadis yang tiba-tiba muncul dengan segala perubahannya. Anehnya lagi, gue gak bisa liat wajah Aruna, yang gue liat malah wajah asli lo, wajah Amara. Jiwa yang sedang menempati raga Aruna, sedangkan orang lain? Mereka liat nya wajah Aruna, kenapa gue doang yang berbeda?"

Ravel mengatur nafasnya setelah menjelaskan sebuah kejadian yang membuatnya bisa terdampar di tempat sialan ini. Namun jika bukan karena novel ini, mungkin dirinya tak akan pernah bertemu Aruna lagi.

Aruna bahkan tercengang mendengar penjelasan panjang lebar dari Ravel. "Jadi...ini alasan lo tau segala hal tentang gue?"

Ravel mengangguk, bagaimana tidak tahu? Ravel sudah berteman dengan Aruna sejak kelas 4 sd, mereka berdua bertemu di taman bermain. Saat itu, Ravel melihat ada seorang gadis yang tengah menangis karena kehilangan kalung kupu-kupu berwarna ungunya itu. Karena tak tega, akhirnya Ravel mengajak bundanya untuk ke toko perhiasan untuk membeli kalung seperti itu. Setelah mendapatkan kalung yang mirip seperti yang anak perempuan itu cerita kan padanya, Ravel memasangkan kalung itu ke leher Aruna. Kalung itu bahkan masih bertengger di leher Aruna saat gadis itu menghembuskan nafas terakhirnya. Aruna tak pernah melepaskan kalung itu, karena sejarahnya... Aruna memang sangat menyukai hal hal yang berbau kupu-kupu dan berwarna ungu muda.

Entah memang takdir atau bagaimana, tetapi, Aruna dan Ravel selalu bertemu terus menerus. Dari kelas 4 sd, Ravel pindah ke sekolah Aruna dan tiba-tiba satu kelas dengan gadis itu. Saat smp pun, mereka lagi lagi dipertemukan, bukan hanya itu, mereka kembali satu kelas, bahkan satu bangku. Saat sma, lagi dan lagi mereka bertemu di sekolah yang sama, dan mendapat kelas yang sama. Padahal setiap pembagian kelas, itu akan di acak. Namun tetap saja mereka bertemu. Dan sekarang... mereka malah bertemu kembali di dunia yang tidak seharusnya mereka tempati? Bukankah itu sebuah keajaiban?

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now