ANTAGONIST GIRL : 15

81.6K 10.1K 268
                                    

Saat ini Elin sangat ingin keluar untuk membeli sesuatu yang bisa mengganjal rasa laparnya. Dia ingin makan di rumah namun tidak ada makanan karena orang tuanya saat ini sedang berada di luar kota, jadinya dia tinggal sendiri di rumah nya saat ini.

"Laper..." Gumamnya sambil melihat ke arah jendela.

"Pesen aja kali ya? Tapi pengennya makan martabak yang ada di jalan florence, yaudah deh keluar aja" Elin mulai mengambil kardigan nya lalu berjalan ke luar rumah.

Dan dengan bodohnya dia berjalan kaki padahal dia mempunyai mobil sendiri, bahkan mempunyai sopir tapi dia malah menolak saat ingin di antar, katanya mau jalan kaki sambil cari angin.

Saat di pertengahan jalan, Elin merasa ada suara langkahan kaki yang sedang mengikutinya, namun saat dia berbalik tidak ada siapa siapa.

Dia mulai merasa takut, bulu kuduknya berdiri begitu saja saat suara langkahan kaki itu terdengar lebih dekat dengannya.

Dengan keberanian yang ia kumpulkan, dia berjalan cepat guna untuk menghindar dari orang yang mengikutinya itu.

Namun semakin kesini langkah itu terdengar semakin dekat, alhasil dia menoleh dan mendapati seorang lelaki.

"AAAAAAAAA MOMMY!!!!!" namun mulutnya di tutup oleh tangan kekar pria itu.

"Stttt! Ini gue, Edgar." Ucapnya memperlihatkan wajahnya pada Elin.

Elin yang melihat itupun bernafas lega. "brengsek! Lo ngapain ngikutin gue?! Lo tau tadi jantung gue udah mau lompat dari tempatnya gara gara kelakuan lo!"

Edgar hanya tersenyum mendengar Omelan dari Elin, dia sangat candu akan suara yang dimiliki oleh gadis di depannya ini, dia selalu merasakan ketenangan jika mendengar suara elin, suara elin begitu candu untuknya.

Dia bahkan tidak memerlukan Vodka untuk mabuk, cukup mendengar suara yang keluar dari bibir semerah cherry milik Elin itu akan membuatnya mabuk.

Elin menjambak rambut milik Edgar karena merasa sangat kesal kali ini. Bagaimana tidak? Disaat dia berbicara panjang lebar, Edgar malah cengar cengir sambil menatapnya.

Namun Elin tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa Edgar begitu tampan, suara berat khas miliknya itu akan membuat siapapun yang mendengarnya akan meleleh! Belum lagi rahang yang tegas itu selalu membuat tangan elin gatal ingin menyentuhnya.

Namun dia menepis jauh jauh pikirannya itu, untuk apa juga dia memikirkan lelaki di depannya ini?

"Bangsat ya lo! Minggir anjg! Gue mau balik!"

Edgar mencekal tangan milik Elin. "gue anter." Ucapnya lalu menarik tangan elin pergi ke arah motornya.

"Ga mau! Lepasin ga!"

Elin yang tadinya lapar mendadak kenyang gara gara beradu mulut dengan Edgar.

"Ngomong sekali lagi gue bungkam bibir lo sekarang!" Ancamnya yang tak membuat elin gencar.

Elin terus saja berbicara tanpa berhenti sambil memberontak. Namun karena sudah kesal melihat Elin terus saja bergerak tanpa diam, Edgar menarik pinggang ramping milik Elin dan tangan yang tadi menggenggam tangan milik Elin kini beralih menahan tengkuk Elin agar tak bisa bergerak bebas.

Edgar memiringkan kepalanya kemudian mempertemukan bibir mereka berdua yang dapat membukam mulut Elin.

Elin mendorong dada bidang milik Edgar, namun baru beberapa langkah ia mundur tangannya sudah di tarik kembali oleh Edgar hingga tubuh mungilnya itu menubruk dada bidang milik Edgar.

Deg!

Jantung Elin yang tadinya sudah berdetak hebat saat Edgar menciumnya kini semakin menjadi. Wajah mereka hanya tersisa beberapa centi saja. Entah ada keberanian dari mana, Elin malah memegang wajah Edgar sambil memiringkan kepalanya pelan lalu... menyatukan bibir mereka kembali.

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now