ANTAGONIST GIRL : 19

68.6K 8.7K 144
                                    

"heh! Itu pacar lo lagi di seret anjg! Lo kenapa diem aja? Buta lo?!" Ucap Edgar yang kaget melihat cara Aruna menyeret shaveera.

Algarick hanya memakan makanannya dengan santai. "ga peduli, mau dia mati pun bukan urusan gue."

Bisma dan edgar dibuat kaget oleh pengakuan dari Algarick. "maksudnya?"

"Gue udah putus sama dia." Jawabnya singkat.

Bisma melotot kaget. "kok bisa?! Lo kok ga bilang sih sama BFF lo yang tampan nan menggoda ini?"

Algarick dan edgar yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas, sedangkan Ravel? Pria itu sama seperti Algarick, dia hanya memakan makanannya dengan santai.

"Ini lagi satu! Lo kenapa santai banget makan pas bos kita putus sama buketu?" Tanya edgar bingung.

"Udah tau."

Edgar dan Bisma lagi lagi melotot di buat kedua orang ini. "lo dikasih tau sama bos? Kok kita ga? Wah kurang ajar! Lo kok pilih kasih al?!"

Bisma mulai mendramatis di depan teman temannya itu. "sakitnya hatiku kau buat mas!"

Algarick dan yang lain menatap jijik ke arah Bisma.

"Lo homo?" Tanya Elin.

Bisma menatap ke arah Elin. "ga lah gila! Gue masih demen Aruna!"

Setelah mengatakan itu, Bisma dihadiahi dengan tatapan mematikan dari Algarick dan Ravel.

"Canda elah!"

••••

Kepala shaveera seperti ingin berpindah tempat saat ini, bagaimana tidak? Dia sedang di seret oleh Aruna dengan posisi dia sedang terduduk, bayangkan bagaimana perihnya tubuh dia yang bergesekan dengan lantai.

Brak!

Aruna menendang pintu gudang dengan kuat, gagang pintu itu tidak ada gunanya lagi bagi Aruna.

Aruna membawa shaveera ke dalam gudang itu lalu melepaskan jambakannya pada rambut gadis itu.

Aruna berjongkok menyamakan tingginya dengan shaveera yang sedang terduduk sambil memegang kepalanya semabri terus meringis. "lo tau betul kan? Kalau gue ga bakal mengusik kalau ga di usik duluan?"

Aruna mencengkeram dagu milik shaveera dengan kasar. "simpenan om om pedo kayak lo ini kenapa bisa di terima di sekolah bergengsi ini sih? Ngerusak citra sekolah aja tau ga lo?"

Shaveera menggeram marah saat Aruna mengatakan hal itu, bukan tanpa alasan Aruna mengatakannya, tetapi karena hal itu memang benar. Shaveera itu hanya polos di luar namun tidak ada yang tau tingkah menjijikkan gadis di depannya ini seperti apa.

"Kamu lagi ngomongin diri sendiri ya?" Pancingnya agar Aruna marah namun Aruna malah terkekeh geli mendengar pancingan itu.

"Cup cup cup!" Aruna mengusap kepala milik shaveera yang di tepis kasar oleh gadis itu. "Lo lagi mau ngesavage di depan gue?" Tanyanya pada shaveera yang sedaritadi mengeluarkan kata kata untuk menandingi ucapan pedas yang selalu Aruna lontarkan padanya.

Shaveera tersenyum di depan wajah Aruna. "kalau kamu nyentuh aku sedikit aja, kamu bakal di keluarin dari sekolah ini! Aku bakal nyuruh kepala sekolah buat keluarin kamu karena suka bully orang!"

Tawa Aruna menggema di gudang itu. "ya iyalah dia bakal nurut sama ucapan lo, secara lo kan pelayan nafsu dia"

"Kasian, muka polos tapi hobinya ngangkang sana sini" Ucap Aruna sambil menaik turunkan alisnya yang membuat shaveera menamparnya.

Plak!

Aruna memegang pipinya yang lumayan terasa perih karena tamparan tadi, Aruna menatap tajam ke arah shaveera yang berani mendaratkan sebuah tamparan di pipi mulusnya itu. "harusnya itu kata buat kamu! Aku ga pernah jual diri, aku masih punya banyak uang! Ga kayak kamu yang rela di gilir sama anak xavander. Kamu kasih tubuh kamu ke mereka kan? Makanya sekarang mereka jadi berpihak ke kamu?!"

Aruna menancapkan kuku panjangnya pada pipi shaveera hingga menembus kulit gadis itu, darah segar mulai tertetes dari pipinya yang malah membuat Aruna tersenyum senang. "cuih! banyak uang kata lo? Modal ngangkang depan pak kepala sekolah aja lo banggain? Ga punya prestasi ya buat di banggain? Oh iya, prestasi lo kan emang cuma 1, jago nampung berbagai macam batang" Shaveera menangis karena menahan rasa sakit yang terus menjalar pada pipinya yang semakin lama kuku panjang milik Aruna semakin dalam menembus pipinya itu.

"Aku pernah liat kamu lagi main sama cowok di bar!"

Mata Aruna semakin tajam karena kalimat yang dilontarkan oleh shaveera itu untuknya. "mau coba tes keperawanan? Kita lihat, siapa  jalang yang sebenarnya."

"Aku bukan jalang! Lagian kamu punya bukti apa kalau aku kayak gitu! Jangan suka nuduh orang tanpa bukti!" Ujarnya sesekali terisak karena Aruna masih menancap kan kukunya pada pipi shaveera.

Alis Aruna terangkat sebelah. "oh? Lo mau gue sebarin video lo yang lagi bercocok tanam sama pak kepala sekolah? By the way...suara desahan lo mantep juga ya? Pantes banyak yang minat."

Aruna melepaskan kukunya yang tertancap di pipi shaveera yang membuat shaveera bernafas lega.

Namun beberapa saat kemudian, Aruna merongoh almamater bagian dalamnya itu untuk mengambil sesuatu, pasti kalian tau apa itu. Ya itu belati kesayangan Aruna.

Mata shaveera membulat saat melihat Aruna mengambil ancang-ancang untuk mengarahkan belati itu padanya. Shaveera berdiri lalu ingin berlari namun tiba-tiba terjatuh karena belati milik Aruna yang lebih dulu menancap di betisnya itu.

Shaveera menangis kesakitan, dia berusaha melepaskan belati itu namun dihentikan oleh Aruna. "jangan coba coba nyentuh belati gue pakai tangan kotor lo itu!"

Shaveera tak memperdulikan itu, alhasil Aruna memberikan satu bogeman pada pipi yang ada bekas tancapan kukunya tadi sampai kepala shaveera terbentur di dinding gudang itu.

"Itu akibat karena lo ga mau nurut."

Shaveera sudah terbaring lemah saat ini. "cih! Baru gitu doang udah tepar lo" Aruna kembali menginjak perut rata milik shaveera sampai membuat shaveera berteriak histeris.

Sudah di katakan bukan? Bahwa Aruna tidak akan pernah mengusik jika tidak di usik duluan. Ini adalah salah shaveera sendiri karena memancingnya untuk membangunkan sifat iblis dari dalam dirinya itu.

Aruna mengarahkan belatinya itu ke arah bibir milik Shaveera. "bibir ini yang selalu ngomongin dusta di depan gue, apa gue ilangin aja ya bibir lo ini?" Tanya nya pada shaveera yang wujudnya saat ini sudah seperti habis di lecehkan.

Aruna itu berbahaya. Dia selalu memberikan serangan balik pada orang yang mengusiknya duluan, jadi jangan pernah berurusan dengannya jika masih ingin hidup tenang.

Aruna beralih merobek baju milik shaveera lalu menyayat dada milik gadis itu, Aruna benar benar gila!

Jika Aruna asli berbahaya maka jiwa yang sedang berada dalam raga Aruna asli lebih mematikan.

Menurut Aruna, tidak ada ampun bagi seseorang yang selalu berlagak sebagai korban namun pelaku sebenarnya adalah dia, Aruna benci dengan orang yang suka Playing Victim.

Aruna juga tau, bahwa kematian jiwa asli Aruna adalah karena ada campur tangan dari gadis yang sedang dia siksa ini. Apakah dia harus membalaskan dendam jiwa Aruna asli pada Shaveera?

Plis don't call me "thor/author" just call me lily or teh Ily/teh Lily.

Jangan lupa vote dan komen, love u gurl

Sekali lagi makasih udah mau mampir ke cerita membosankan aku ini, hehe

Jangan jadi silent readers ya!😡👊

ANTAGONIST GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang