ANTAGONIST GIRL : 32

49.7K 6.6K 764
                                    

Typo bertebaran!

Aku baru sadar kalau cerita aku udah 300k lbh pembacanya😭💗

Sayang bgt sama readers yang baca cerita ini dari pas pembacanya blm nyampe ribuan, kalian itu berharga banget buat aku! Sebagai tanda terima kasih, aku give away in anak aku yang namanya rapel ke kalian😭✌️

Maaf ya kalau telat up! Aku habis sakit soalnya. Takut banget gara-gara bnyk yg neror, tega kalian😤💔

••••••

"ada yang sakit?" Alunan suara itu terdengar begitu merdu ditelinga mereka semua, sangat berbeda jika lelaki satu ini sedang berbicara pada mereka. Nada suaranya akan menjadi sangat dingin bak kutub Utara, jangan lupakan ekspresi wajahnya yang mirip tembok itu, sangat datar.

Aruna mengerjapkan matanya beberapa kali, terlihat sangat menggemaskan di mata mereka semua. Tiba-tiba Aruna yang mereka kenal tak berperasaan itu seperti terganti dengan Aruna lain.

Jia menggeplak satu satu kepala mereka yang tadinya bertanya tanpa henti pada Aruna. "Ngapain pada nanya mulu sih?! Panggil dokter lah anjr!"

Nicholas mengangguk lalu bergegas keluar untuk memanggil dokter agar segera memeriksa keadaan Aruna.

••••

"Gue baru aja sadar dari sakaratul maut malah lo bawa kesini, lo mau buat gue masuk angin terus kejang-kejang?!"

Taman rumah sakit memang tempat paling menenangkan untuk orang yang sedang ingin healing ataupun menenangkan pikirannya.

Senyum manis terukir di bibir Ravel, lelaki yang satu ini tak pernah menunjukkan senyum semanis ini selain Aruna. Prinsipnya, hanya Aruna lah yang berhak melihat senyuman itu.

Ravel bersandar di samping pohon, yang ada Aruna di depannya. "Lo tau?"

Aruna menggelengkan kepalanya santai. "ga tau dan ga mau tau!" Celetuknya pada Ravel yang hanya dibalas kekehan ringan dari Ravel.

Merasa ada tangan yang memainkan rambutnya dari belakang membuat Aruna terpaksa harus menoleh. "fyi gue ga punya kutu vel. Jadi ga usah repot-repot nyari kutu gue,"

"Lo itu adalah luka terdalam yang gue ciptain sendiri. Sekaligus penyembuh dari segala rasa sakit gue juga, Anehnya...gue memilih untuk terus terikat sama lo. Gue sama sekali ga bisa lepas dari lo"

Ravel kembali berucap. "takdir kita itu sama. Namun juga berbeda. Rumit"

Disaat Ravel berbicara panjang lebar, Aruna bukannya mendengarkan, tapi dia malah termenung. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu, benar-benar kurang ajar!

Merasa tak ada respon apapun dari sang lawan bicara, akhirnya Ravel berjalan pelan menuju Aruna, dan benar saja, gadis ini tengah melamun. Berarti dari tadi dia tidak mendengarkan apapun perkataan Ravel?!

Rasanya Ravel ingin meledakkan bumi saat ini juga. Padahal tadi dia sudah sangat menghayati saat mengatakan hal itu, tapi apa ini?! Aruna malah tidak mendengarkannya?! Benar-benar membuat frustasi.

"Jadi daritadi lo ga denger gue ngomong?" Walau api dalam dirinya kini berlomba-lomba ingin keluar dan meledak, tetapi Ravel sekuat tenaga menahan hal itu, dia tidak akan pernah mau membuat Aruna nya tersinggung karena ucapannya.

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now