ANTAGONIST GIRL : 16

74.9K 9.7K 256
                                    


Sepertinya gari ini aruna sedang terkena kesialan. Lihat saja sekarang, dia sedang berdiri seperti orang bodoh di depan gerbang sekolah nya karena terlambat. Gerbang sekolah saat ini telah ditutup. Dia terlambat bangun gara gara semalaman memecahkan teka teki yang belakangan ini sering di kirim oleh nomor tak di kenal.

Dia ingin memastikan sesuatu hari ini, namun...dia berharap bahwa yang berada di pikirannya itu tidak benar. Dia sudah mendapatkan satu bukti tapi itu belum cukup. Bukti itupun tidak boleh terlalu dipercayai karena bisa saja dirinya hanya salah tangkap bukan?

Rencananya, setelah pulang sekolah dia akan pergi ke bangunan tua yang pernah dia datangi kemarin.

Kesabarannya telah habis. Aruna yang melirik sana sini dan memastikan situasi aman. Akhirnya dia memilih untuk menitipkan motornya ke cafe yang berada di depan sekolahnya.

Aruna pergi ke bagian belakang sekolah lalu mulai memanjatkan kakinya yang lumayan panjang itu.

Dan...

Berhasil!

Aruna menepuk nepuk celana bagian belakangnya sambil berjalan, merapikan sedikit rambutnya namun karena terlalu fokus membersihkan pakaiannya itu, Aruna tidak sadar bahwa dia telah menabrak sesuatu.

Aruna mengusap pelan jidatnya karena seperti habis menabrak sesuatu yang keras, dan saat dia mendongak, ternyata yang dia menabrak itu adalah Algarick.

Aruna tercengang sejenak saat bertatapan dengan Algarick. Algarick itu adalah gambaran kesempurnaan yang sebenarnya. Aruna tidak bisa membohongi dirinya sendiri, semua tokoh yang berada di novel ini mau itu perempuan ataupun laki-laki, mereka semua sangat cantik dan tampan. Mereka memiliki paras yang begitu menawan. Apakah semua tokoh di novel memang selalu dibuat sesempurna mungkin?

Pesona sang tokoh utama memang tak pernah main main.

Aruna menggeleng pelan saat menyadari bahwa posisi mereka saat ini sedang tidak aman, tanpa mengeluarkan satu kata pun, Aruna pergi meninggalkan Algarick namun langkahnya terhenti karena merasakan ada sebuah tangan yang melingkar pada pinggangnya.

Ya, Algarick memeluk tubuhnya dari belakang, menaruh wajah pada pundak Aruna.

Aruna berusaha melepaskan diri dari Algarick. Ada apa dengan pria yang dulunya selalu memandang jijik ke arahnya itu? Pria yang sangat anti jika sedang berdekatan dengannya? Dan sekarang? Dia malah tanpa beban memeluk pinggang ramping milik Aruna? "Lo ngapain bngst?!"

"Jangan gerak. Bentar aja, gue mau ngomong sesuatu," ujarnya sambil mengeratkan pelukan itu pada pinggang ramping milik Aruna.

"Kalau mau ngomong itu tinggal ngomong! Ga usah pakai meluk gue segala anjg! Gue ga sudi di sentuh sama lo!"

Namun, lontaran Algarick kali ini mampu membuat bibir Aruna kelu dalam seketika. "kasih gue kesempatan kedua."

Aruna mengerahkan seluruh tenaga nya untuk melepaskan tangan kekar milik Algarick dan akhirnya dia terlepas dari pelukan lelaki itu.

Aruna berbalik menghadap lelaki itu yang kini sedang menatapnya intens. "lo ngelawak? Setelah semua perlakuan buruk lo itu, lo dengan gampangnya minta kesempatan kedua?"

Algarick termenung mendengar ucapan Aruna tadi. Apa dia benar-benar keterlaluan dulunya dalam memperlakukan Aruna? Apa dia benar-benar sudah tidak mempunyai kesempatan ke dua lagi?


Algarick tersenyum miris. "tapi gue ga bakal nyerah. Gue bakal buat lo balik ke gue lagi." dia merogoh saku celananya lalu membuka aplikasi chatting nya.

Algarick
Temuin gue di belakang sekolah.

••••

Shaveera mengedarkan pandangannya saat sudah sampai di belakang sekolah. Ya, yang di kirimkan pesan oleh Algarick tadi adalah shaveera.

Shaveera tersenyum saat melihat Algarick berdiri sambil bersandar di balik pohon. "Alga!" Panggilnya pada Algarick.

Shaveera menghampiri Algarick dengan senyum yang mengembang. "kamu mau ngomong apa?"

Algarick menatap sejenak wajah milik shaveera. "gue mau kita putus."

Deg!

Apalagi ini?

"K-kok gitu? Kamu udah ga sayang ya sama aku? Kamu udah ga cinta lagi sama aku?" Air mata shaveera luruh begitu saja tanpa izin dari pemiliknya.

Algarick hanya menatap datar gadis yang tengah mengdrama di depannya ini. "emang sejak kapan gue sayang sama lo? Sejak kapan juga gue cinta sama lo gue tanya? Lo sendiri tau, kalau gue pacarin lo itu cuma buat Aruna menjauh."

Air mata shaveera semakin deras, gadis itu sedaritadi hanya menangis sesenggukan. "aku ga mau!"

"Gue ga peduli." Setelah mengatakan itu Algarick pergi meninggalkan shaveera yang masih menangis dengan tangan terkepal

••••

Aruna lumayan heran dengan kedua temannya ini, entah apa yang terjadi, Elin dan Jia hanya terdiam sejak tadi tanpa mengeluarkan satu kata pun.

Tidak tau saja dia, kalau kemarin Jia habis dapat musibah, sedangkan Elin? Sedang merutuki dirinya sendiri karena yang dia lakukan semalam dengan edgar.

Apa dia sudah gila? Dia yang sering menolak mentah-mentah Edgar namun kali ini dia sendiri lah yang memancing nya untuk berciuman?

Aruna melirik Jia yang tengah sibuk seperti sedang mencari sesuatu.

Daripada penasaran ada baiknya bertanya langsung bukan? "Lo lagi nyari apa?" Akhirnya setelah lama berdiam, Aruna kembali membuka suara.

Jia menoleh kearah Aruna sejenak. "oh itu, gelang gue ilang." Ucapnya lalu kembali mengutak Atik tas miliknya.

Aruna tertegun lalu mengingat kejadian kemarin itu, bahwa dia menemukan gelang yang sangat mirip seperti gelang milik Jia. "gelang yang ada jam pasir kecilnya itu?" Tanyanya memastikan.

Jia berpikir lalu mengangguk yang membuat Aruna terdiam. Siapapun tolong yakinkan Aruna bahwa pikirannya itu tidak benar.

Aruna kembali memberanikan dirinya untuk kembali bertanya pada Jia.

"Kapan ilangnya?"

"Kayaknya kemarin deh,"

Deg!

Jangan lupa vote dan komen, love u gurl!

Ingat, jangan jadi silent readers!

Makasih buat yang udah mau mampir ke cerita ku ya! Padahal pembacanya masih dikit banget tapi kalian mau baca:(

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now