Unparalleled/TidakTertandingi (END + extra 1-4)

Chapter 120 - Dia Tidak Akan Bernama Cui Buqu Jika...

Chapter 120 - Dia Tidak Akan Bernama Cui Buqu Jika Belum Memanggil Badai Dan Ombak

----

Kebakaran itu tidak menyebar dengan sangat cepat ketika pertama kali terjadi. Tetapi, Fan Yun dan yang lainnya berada di pusat gua. Jika mereka bisa mencium bau terbakar, itu berarti api sudah menyebar kemana-mana.

Sebuah suara gemuruh besar muncul. Di atas kepala mereka, langit-langit bergetar dan sekelompok batu besar jatuh.

Angin dan guntur bergemuruh kencang, tapi tidak ada hujan. Petir menyambar batu pegunungan di luar, membangkitkan gempa bumi di dalam pegunungan itu sendiri.

Ada beberapa jalur yang mengarah keluar. Akan tetapi, bahkan anak kecil sekalipun tidak akan bisa keluar atau masuk. Pada saat ini, angin masuk dari jalan masuk yang ada di atas, bergemuruh keras, menciptakan keresahan dalam hati tiap orang. Setelah seseorang berteriak Kebakaran!, segera setelahnya mereka yang ada disana menjadi panik.

Kebakaran itu meminjam tenaga angin sehingga cepat menyebar.

Bahkan serangga dan jangkrik lebih menghargai nyawa sendiri; sehingga bahkan jika para pelayan ini dilatih untuk tegas dan tenang seperti balok kayu, mereka masih tetap manusia biasa. Mereka tahu bahwa tempat ini jauh tersembunyi dan akan sangat sulit untuk keluar atau masuk. Sehingga, mereka bahkan tidak tahu apakah bisa selamat dari tempat ini, jadi semakin kejadian ini berlangsung, semakin gelisah mereka menjadi.

Dapur hanya satu-satunya tempat dengan kayu bakar, jadi sumber api hanya bisa berarti berasal dari tempat ini. Setiap orang memisahkan diri, beberapa dari mereka berlari ke dapur untuk memadamkan kebakaran, dan beberapa dari mereka langsung berusaha menyelamatkan diri keluar gua. Tetapi, yang berlari ke dapur hanya bisa cepat mengetahui bahwa api sudah tidak bisa dipadamkan. Tidak diketahui siapa orang keji, yang walau ada api dan asap, masih menumpahkan jejak minyak di sepanjang jalan, sehingga ketika api berkobar, mustahil dipadamkan.

Diantara kekacauan, Feng Xiao berlari ke arah sebaliknya.

Titik meridian tidur Cui Buqu ditekan olehnya. Jika tidak ada orang yang membebaskannya, dia takut orang itu tidak akan bangun. Bahkan dengan api yang menjalar, dia tidak akan mampu merasakannya. Ketika api sudah sampai di depan pintunya, akan sangat terlambat untuk kabur.

Jika Komandan Biro Zuoyue yang terhormat dan berwibawa ini terbakar sampai mati, cara kematian seperti ini tidak sesuai dengan sifat pria yang bijak dan licik itu. Bahkan jika dia jadi hantu, dia akan mendatangi Feng Xiao untuk menemaninya dalam kematian.

Tidak diketahui siapa yang mengambil mutiara-mutiara bersinar di dinding batu itu. Tanpa sumber cahaya, langit terlihat suram dan bumi terlihat gelap, asapnya tebal dan api menjalar-jalar di kakinya; bahkan Feng Xiao menganggapnya sulit diatasi. Tidak mudah baginya menemukan jalan kemari, mendorong pintu batu itu, hanya untuk menemukan bahwa tidak ada satupun orang di atas tempat tidur di kamar itu.

Hati Feng Xiao terasa berat. Baru ketika akan berbalik, dia mendengar suara tawa dingin dari belakang.

"Jadi kau memang pura-pura menyerah! Kau memang penyusup!"

Di sela-sela pembicaraan, sebuah angin tajam, kuat menyapu hidungnya, mengincar titik fatal di punggung Feng Xiao!

Refleks Feng Xiao sangat cepat. Sebelum Yu Xiu bicara, dia sudah bergerak maju beberapa langkah, sosoknya naik tiba-tiba, mengambil kesempatan ketika Yu Xiu mendekat, dia meninju dinding batu memanfaatkan gaya untuk melemparkan diri ke arah yang berlawanan, menghadapi telapak Yu Xiu secara langsung.

Akan tetapi, tidak satupun dari mereka yang terpengaruh. Setelah satu tinju mereka memisahkan diri, sosok mereka sangatlah cepat seakan melebur menjadi bayangan. Kedua bayangan bertarung di dalam kegelapan, memperkirakan jurus selanjutnya hanya dengan mendengarkan napas lawan masing-masing. Tipe perkiraan seperti ini tidak butuh lebih dari sepersekian detik, hampir seakan-akan mereka sudah bolak-balik mengunjungi mata air kuning.