Unparalleled/TidakTertandingi (END + extra 1-4)

Chapter 21 - Kau Ambil Kekasihku, Tidak Bisakah Aku Bertindak Lebih Cepat?

Dalam kedipan mata, Cui Buqu jatuh di tangan pria berbaju putih itu. Pria itu meletakkan tangan di bahu Cui Buqu dengan lembut, namun sekaligus terasa berat, membuat Cui Buqu merasa setengah bahunya terasa kebas.

Tenggorokannya terasa gatal, seperti ada bulu yang menggelitik di tempat yang sama lagi dan lagi, membuatnya tidak dapat menahan dan akhirnya batuk. Ketika batuk, itu mempengaruhi tubuhnya, rasa sakit dari bahu menyebar ke seluruh penjuru tubuhnya, ke perut dan seluruh tangan.

Ketika pria itu melihat bagaimana Cui Buqu mengeluarkan keringat dingin, dia mengulurkan tangan untuk memegangnya.

"Kau baik-baik saja?" Suaranya lembut dan halus, seakan sedang bicara dengan teman lama. "Dilihat dari cara kau berjalan, menunjukkan gejala kau sedang diracuni. Tch. Demi keuntungan apa kau menyeret tubuh penyakitan seperti itu dan masih berniat membantu Majelis Pedang untuk mencari Tianchi Yudan? Kenapa tidak bergabung denganku, akan kuhilangkan racun dari dalam tubuhmu dan memberimu kebebasan. Menghilangkan kerepotan untuk memilih."

Cui Buqu mendongak, tatapan matanya yang tajam memancar dalam malam, tepat di mata musuh. Pria baju putih itu tidak menghindari tatapan mata Cui Buqu, sebaliknya dia menatap balik dengan terang-terangan, dengan senyum yang lembut dan dermawan.

Di sisi lain, Feng Xiao berteriak dengan sebuah 'aiya', "Ketika kedua kekasih dan bawahanku telah ditangkap, siapa yang harus kuselamatkan dulu? Ini jelas-jelas membuatku bingung!"

Fo Er tidak membiarkan dirinya terganggu dengan perkataan Feng Xiao. Dia tetap melancarkan serangan demi serangan padanya, mengeluarkan aura kebengisan yang mengurung Feng Xiao, menghancurkan setiap kesempatannya untuknya kabur. Sedangkan dirinya sendiri, melompat ke udara dan melemparkan tinju pada Feng Xiao.

Tinjunya datang seperti angin keras dan ombak bergulung, seperti laut yang membalas dendam pada manusia di darat. Praktisnya mustahil bagi seseorang untuk mundur atau menghindarinya, berada di posisi sulit. Di hadapannya ada neraka yang dalam, dan bumi yang hancur retak berada di belakang. Pada saat ini, siapapun dapat jatuh ke lubang tanpa dasar.

Teknik ini adalah teknik pertama yang dibuat oleh Fo Er tak lama setelah menjadi ahli bela diri. Dan merupakan tekniknya yang paling terkenal. Dia beri nama, Qiluo, yang berarti 'tak terlampaui'. Jurus inilah yang telah mengalahkan banyak ahli bela diri dari Dataran Utama. Sekarang, dengan menggunakan teknik ini, dia bertekad meraih kemenangan, dan merenggut nyawa Feng Xiao pada saat itu juga.

"Sepertinya Tuan Feng tidak mampu menyelamatkanmu." Pria berbaju putih itu tersenyum, menarik tangan Cui Buqu dan mengangkatnya di udara. Cui Buqu merasakan sakit yang tajam di sekujur tubuhnya, dan tiba-tiba dia diangkat di tengah-tengah udara.

Melihat hal ini, Gao Ning mendengus singkat, membawa Pei Jingzhe dan juga pergi.

Saat ketika telapak Fo Er mengarah ke Feng Xiao, Feng Xiao menaikkan lengan dan menghentakkannya, sebuah sitar terbang di udara dan menahan tangan Fo Er. Suara dari senarnya berdenting, dan sitar itu bergetar kuat, namun tidak memperlihatkan tanda-tanda retak, sebaliknya, suara sitar itu memperlambat Fo Er. Feng Xiao mengambil kesempatan saat sitar jatuh, membiarkannya jatuh ke dalam pelukannya dan dia melompat ke udara, berhenti tepat di hadapan Fo Er, memukulnya langsung dengan sitar itu.

Fo Er dikagetkan dan segera mundur, tapi sitar itu bagaikan badai yang bergejolak. Dalam sekejap mata, kekuatan di intinya menghilang, dari tangan kaki dan organ dalam, segala tenaga yang mengalir disapu bersih. Fo Er merasakan sesuatu di mulutnya, dan darah tiba-tiba mengalir dari sudut bibir.

Fo Er menyapu darah itu dan menatap dingin lawannya.

Feng Xiao terlihat dia tidak terluka. Tidak hanya itu, dia juga bahkan tidak melirik sekalipun ke arah Cui Buqu dan Pei Jingzhe. Dia tetap berhadapan dengan Fo Er dan menatapnya.