Chapter 123 - Cui-daozhang, Berhenti Meraba-raba Aku.

1.4K 245 122
                                    

Chapter 123 - Cui-daozhang, Berhenti Meraba-raba Aku.

----

Ketika badan hangat itu jatuh ke dalam pelukannya, Feng Xiao benar-benar merasa 'ini benar-benar Cui Buqu'.

Kemudian, dia ingat telapak tangan yang dia lemparkan untuk memukulnya.

Orang ini bahkan biasa jatuh sakit di hari biasa. Sebelum ini, dia juga sudah menderita luka tusukan di dada. Walaupun tidak mengenai titik fatal, tubuhnya masih tetap sangat lemah karena kehilangan banyak darah. Jika ini terus berlanjut, dia mungkin saja bakal naik ke surga sebelum usia tua.

Bahkan jika Feng Xiao tidak ingin, dia tidak bisa menghindari mengakui bahwa beberapa kali Cui Buqu terluka, dia terlibat satu-dua kali.

"Apa kamu baik-baik saja?" Ketika kata-kata ini diucapkan, Feng Xiao merasa bodoh.

Akan tetapi, dia tidak bisa menghentikan dirinya dari menanyakan hal bodoh. "Kenapa kamu kemari?"

Bahkan jika di hatinya dia tahu jawabannya, dia masih tidak bisa menahan diri mendengar yang sebenarnya dari mulut orang itu.

Feng Xiao merasa sedikit bodoh karena tidak pernah merasakan ini sebelumnya, seakan-akan jiwanya terbagi dua; bagian pertama "memandang dingin dari samping" pada kebodohannya, dan bagian yang lain terus mencerocos tanpa henti.

Setelah tangannya ditarik dan dialiri tenaga dalam, Cui Buqu bergerak sedikit lalu berkata dengan suara serak, "Jangan bicara bodoh."

Dirinya sudah disini. Jika seseorang bertanya padanya apakah dia baik-baik saja atau tidak, apalagi kalau itu bukan kata-kata yang bodoh?

Jika dimasa lalu, Komandan Kedua Feng yang tidak pernah ingin kalah dalam argumen akan mulai mengejeknya. Cui Buqu bahkan sudah menyiapkan diri dengan pertanyaan: 'Kenapa kamu tidak peduli dengan dirimu sendiri, masuk ke dalam perangkap untuk menyelamatkan orang?'. Tapi tak disangka Feng Xiao tidak berkata apa-apa, hanya menjawab 'Hmhm' dengan suara rendah.

Bukan itu saja; tangannya yang menggenggam lengannya perlahan bertambah erat, menyalurkan tenaga dalam padanya seakan-akan itu bebas dilakukan, terus-menerus mengalir dalam tubuhnya. Cui Buqu merasa sedikit terkejut dan bertanya, dalam hati, apakah Feng Xiao sudah berjalan mondar-mandir di dalam perangkap terlalu sampa sehingga otaknya mulai kacau. Bahkan jika tenaga dalamnya luar biasa, dia tidak bisa membiarkan tenaganya habis sampai seperti itu.

Tetapi, saat tenaga dalam itu mengalir ke dalam tubuhnya, tubuhnya yang sedingin es mulai merasa hangat. Rasa sakit di pundaknya yang dia tahan dari pukulan barusan juga mulai menghilang. Cui Buqu bahkan merasa sedikit terlalu nyaman. Tetapi, dia masih menahan perasaan itu dan menangkap tangan Feng Xiao.

"Cukup. Mari keluar dari perangkap ini dulu."

Feng Xiao tidak memperhatikannya lagi sampai dia memutuskan bahwa sudah cukup energi yang dia salurkan, baru dia melepaskannya.

"Jadi, gurumu merancang perangkap seperti ini; kelihatannya lebih rumit daripada yang kamu bicarakan sebelumnya."

"Omong kosong. Perangkap itu diciptakan olehnya sejak awal, jadi seharusnya sudah berkembang selama bertahun-tahun." Cui Buqu batuk dua kali, merasa tenggorokannya lebih nyaman dari sebelumnya. Kelihatannya tinju dari tangan Feng Xiao barusan telah mengeluarkan paksa semua darah buruk dari dadanya. "Dimana Yu Xiu?"

"Di dalam perangkap. Tetapi, aku menduga dia sama berjalan kebingungan seperti aku. Jika kamu masih bisa bertahan, aku ingin menghabisinya dulu sebelum keluar." Kata Feng Xiao.

Dengan situasi Cui Buqu, sedetik lebih lama di dalam tempat dingin ini akan semakin melukai tubuhnya. Mungkin orang lain akan berpikir untuk pergi lebih dulu, tapi ketika Cui Buqu mendengar kata-kata Feng Xiao, dia menganggukkan kepala dan tidak bicara apa-apa.

Unparalleled/TidakTertandingi (END + extra 1-4)Where stories live. Discover now