Chapter 30 - Apakah Hatimu Tergerak?

3K 491 267
                                    

Di pihak Pei Jingzhe, ketika dia sampai di luar Gerha Lu, dia menjumpai masalah.

Mustahil baginya untuk memeriksa seluruh kediaman sendirian. Bahkan jika seseorang menyelinap masuk, selama dia familiar dengan tempat itu, tidak akan sulit untuknya memalsukan identitas atau nama. Yang hanya bisa dilakukan Pei Jingzhe adalah mengumumkan identitasnya pada pemilik Gerha Lu dan mendapatkan ijin untuk menjaga area dengan ketat, memastikan bahkan seekor lalat pun tidak akan bisa menyelinap masuk.

Tapi, ini akan tentu membuat pelakunya waspada dan lalu menghancurkan petunjuk penting.

Pei Jingzhe terperangkap di kandang harimau dan buaya.

Dia selalu berpikiran dirinya masih belum matang, tidak seperti Komandan Kedua Feng yang senyum dan otaknya bekerja lebih cepat daripada yang lain, memecahkan tiap masalah yang mereka temui. Bahkan Komandan Ketiga yang seni bela dirinya tak tertandingi juga tidak akan berdiri disini dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setidaknya, ketika orang itu pergi dari Gerha Qiushan, dia pasti telah menahannya dengan rantai.

Saat Pei Jingzhe memutuskan untuk menyelinap masuk, sebuah suara tajam datang dari Gerha Lu dan menusuk malam, membawa kegelisahan ke dalam hati.

Setelah suara itu, dari seluruh tempat, Gerha Lu menyalakan lilin dan lentera saat tiap orang bangun dari tidur di kamar-kamar. Pei Jingzhe juga dapat merasakan kegusaran yang tiba.

Mustahil baginya untuk menyelinap masuk ke kediaman itu sekarang, dahi Pei Jingzhe mengkerut.

Suara hentakan kuda terdengar dari kejauhan. Pei Jingzhe menoleh ke sekitar dan melihat enam anggota Majelis Pedang mendekat.

Pei Jingzhe, "Tidakkah kalian seharusnya tetap berada di Gerha Qiushan?"

Pemimpin diantara orang enam itu mengepalkan tangan dan berlutut, "Atas perintah Komandan Kedua, kami diutus untuk membantu Tuan Pei!"

Butuh waktu sesaat bagi Pei Jingzhe untuk bereaksi. Dia tahu bahwa Feng Xiao sadar bahwa hal ini akan terjadi—bahwa dia akan berdiri disini, ragu-ragu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan—sehingga Feng Xiao mengirim orang untuk membantunya, memberinya kepercayaan diri untuk membuat keputusan.

Pei Jingzhe berkata, "Bagi orang dan kepung Gerha Lu. Tanpa perintahku, jangan biarkan satu orang pun keluar!"

Para pria itu menaati perintahnya.

Walaupun Gerha Lu sangat besar, semua anggota Majelis Pedang adalah petarung yang tangguh, jadi enam orang diantara mereka sudah lebih dari cukup.

Pei Jingzhe mendekati dan mengetuk pintu sebelum ada angin yang tiba-tiba berhembus dari belakang. Dengan sigap dia menghndarinya, menatap tajam dari sudut mata, sebuah sinar putih melewatinya—segera muncul sebuah lubang di pintu kayu yang ada di hadapannya!

Jika musuh itu begitu kejam, Pei Jingzhe harus melakukan tindakan pencegahan. Dia mundur selangkah dan menarik pedang sebelum akhirnya bertarung dengan orang yang menyerangnya.

Saat mereka melepaskan diri, baru dia sadar bahwa lawannya mengenakan baju jubah serba putih, seakan baru turun dari bulan di langit.

Pei Jingzhe, "Siapa kau!"

Qiao Xian tertawa dingin, "Kau ambil salah satu dari kami, dan kau masih berani bertanya siapa kami? Kembalikan Cui Buqu!"

Pei Jingzhe terkejut, "Kau?!"

Saat suaranya meresap dalam malam, Pei Jingzhe melihat seorang lain muncul perlahan dari balik kegelepan, mengenakan topi bambu dan jubah biru, memegang manik-manik buddha di tangannya. Dia tentu merupakan terlihat tak biasa.

Unparalleled/TidakTertandingi (END + extra 1-4)Where stories live. Discover now