Chapter 189 - Ekstra 2

1.4K 152 74
                                    

Chapter 189 – Ekstra 2 – "Bahkan jika kamu memohon padaku di kehidupan ini, aku tidak akan melihatmu lagi!"

----

Tuan Qinghe tidak menyerangnya.

Dia hanya melangkah maju dua kali.

Ming Yue tanpa sadar menyingkir untuk memberi dia jalan.

Tuan Qinghe melangkah ke sisi Kuhezhen, lalu turun berjongkok, mengabaikan cacing-cacing gu yang menggeliat-liat di tubuh Kuhezhen itu, dia bahkan mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Kuhezhen.

Ming Yue tidak bisa menahan diri ingin menghentikan dia, tapi dia terkejut bahwa cacing-cacing gu itu alih-alih mengambil kesempatan untuk menerjang masuk tubuhnya, malah menggeliat menjauh seperti ular.

Tuan Qinghe secara mengejutkan tidak bergerak dengan pemandangan ini, juga tidak pernah menyerang Ming Yue.

Dia hanya mengusap kelopak mata Kuhezhen dengan tangannya.

Pangeran Ketujuh Tujue ini, dulu paling terkenal dengannya, adalah sepasang mata biru itu. Ketika dia pertama kali datang ke ibukota, wajah tampan dan sepasang mata indah dulu itu, menarik perhatian banyak orang. Walaupun Kuhezhen memiliki darah Tujue, dan banyak orang yang memandang rendah dirinya, tapi tidak mampu menghentikan mereka untuk memandangi dan mengaguminya secara diam-diam.

Namun sekarang mata dan wajah itu, semuanya sudah berubah dan tidak mampu dikenali.

Melihat Tuan Qinghe ingin mengulurkan tangan dan memeluknya, Ming Yue buru-buru berkata, "Jangan!"

Orang tersebut hanya balik memandang, dengan tenang, namun menyembunyikan hawa membunuh.

Ming Yue bertanya pada diri sendiri jika dia tidak takut mati, tidak takut bertarung melawan Tuan Qinghe. Tapi ketika energi qi keluar di antara petarung top, hawa membunuh Tuan Qinghe itu, masih membuatnya terkejut.

"Tubuhnya dipenuhi cacing gu, tidak peduli apakah ada hubungannya dengan tubuhmu atau tidak, sesegera dia berada di luar, cacing-cacing gu itu akan berkeliaran, hanya akan melibatkan orang tak bersalah!" Ming Yue terdiam, "Walaupun kau adalah orang Tujue, tapi para petarung selalu mendengarkan hati, hal yang bisa merusak kedamaian seperti ini, tentunya kau tidak ingin mengotori tangan sendiri?"

Tuan Qinghe memandang tubuh Kuhezhen tanpa suara, tidak ada kata-kata setelah lama berlalu.

Dia ingat, Kuhezhen sangat menyukai kebersihan.

Orang Tujue hidup sebagai nomaden, kenyataannya bahkan para bangsawan Tujue, sulit mengikuti kebersihan seperti orang Dataran Utama.

Tapi Kuhezhen berbeda, mungkin karena separuh darahnya yang berbeda, Kuhezhen suka kebersihan sejak kecil, ketika dikotori oleh saudara-saudara, dia akan selalu menangis tanpa suara untuk waktu yang lama.

Ketika dia bersembunyi di gua terpencil dan lama menangis, Tuan Qinghe yang sedang berlatih di bagian dalam gua mulai merasa tidak sabar, inilah kali pertama mereka berdua bertemu.

Kemudian setelah mereka menjadi lebih dewasa, Kuhezhen menemukan pijakan di kaum kelas atas, mengikuti cenayang besar suku sebagai gurunya, bahagia dan amarah tidak menampakkan wujud di wajahnya, tapi di depan Tuan Qinghe teman lamanya, dia masih menunjukkan beberapa perasaan.

Tuan Qinghe tidak setuju dengan caranya yang ingin meraih tujuan dengan segala cara, tapi orang tersebut sudah menapaki jalan ini, tidak ada jalan kembali, jadi hanya bisa terus maju, sampai ke akhir saat ini.

Baiklah.

Karena dia suka kebersihan, tentunya tidak suka melihat dirinya sendiri dimangsa oleh ribuan serangga setelah mati.

Unparalleled/TidakTertandingi (END + extra 1-4)Where stories live. Discover now