Chapter 144 - Bagaimana Jika Memohon ....

1.1K 192 62
                                    

Chapter 144 - Bagaimana Jika Memohon Pada Mereka Dengan Keanggunan Tanpa Tanding Milikku?

---

Qiao Xian ingat saat itu malam berhujan ketika dia bertemu Cui Buqu.

Pada saat itu, dia baru saja dikeluarkan dari sekte dan tak memiliki tempat untuk dituju. Namun tiba-tiba, dia melihat sebuah lentera bercahaya di tengah malam.

Cahaya itu berasal dari sebuah rumah pos di perbatasan, disiapkan bagi orang-orang yang tiba terlalu malam dan tidak diijinkan masuk ke kota. Di bawah lentera itu terdapat sebuah kedai yang menjual sup panas.

Tidak banyak orang yang ada. Selain pemilik kedai, hanya ada satu orang lagi.

Orang tersebut nampak sedang sakit dan tidak suka bepergian. Dia sedang duduk disana tanpa suara, berpikir serius sambil melihat mangkok sup di atas meja.

Ketika orang itu mendongak, dengan mudah dia bertemu mata gadis yang berkeliaran itu.

Dari balik tirai hujan lebat, Qiao Xian dapat mendengar suara orang itu, "Ingin semangkok sup panas?"

Dan sehingga, dia mengiyakan.

Ada banyak orang di dalam Biro Zuoyue yang menertawakan dirinya karena terlalu bergantung pada Cui Buqu, dan beberapa diantaranya bahkan curiga dengan kekaguman Qian Xian pada Komandan Cui itu sudah melebihi orang normal.

Qiao Xian menyeringai menanggapi rumor-rumor ini, menolak memberi penjelasan sendiri.

Cui Buqu membawa dirinya ketika dia berada waktu yang paling terpuruk, membawa dirinya ke sisi Cui Buqu, dan mengajari berbagai hal, mengijinkan dia untuk menjadi Qiao Xian dari Biro Zuoyue seperti hari ini, dan bukan Qiao Xian yang dikutuk oleh setiap orang sebagai pengkhianat.

Jika Feng Xiao adalah penyelamat Pei Jingzhe, maka Cui Buqu adalah penyelamat Qiao Xian. Demi rasa terima kasih, demi hutang yang dia miliki, juga demi hubungan mereka sebagai guru dan murid, Qiao Xian bersedia terjun masuk ke dalam pot air mendidih dan api membara untuk Cui Buqu.

Tapi, dia juga memiliki saat ketika terpaksa bertindak melawan keinginannya sendiri.

Dia tidak menyangka bahwa empat tahun lalu, tindakan itu berubah menjadi semakin dan semakin mengerikan sejalan waktu berlalu. Setelahnya, hal itu mencapai titik dimana dia tidak lagi bisa mengendalikannya. Seperti kuda liar yang kehilangan tali kekang dan berlari menerjang dengan keinginan yang tak terkalahkan, tidak bisa lagi ditarik.

Dia berpikir bahwa jalan menuju gunung ini, walaupun tidak rata, akan masih tetap menuju puncak. Tapi Qiao Xian menyadari bahwa dia membuat kesalahan besar. Dari awal, jalan ini menuju tebing, dan dia sedang meniti di pinggiran, dengan semua jalan keluar tertutup di belakangnya. Dia tidak lagi bisa maju ataupun mundur, membuatnya tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Kegelapan itu membuka mulut berdarahnya lebar-lebar, menatap kepadanya dengan mata membeku, siap menelannya kapan saja.

"Nona Qiao?"

"Apa yang kamu katakan?" Qiao Xian kembali sadar dan bergumam.

"Aku berkata, jika kamu punya suatu keraguan di dalam hati yang tidak bisa diutarakan kepadaku, kenapa tidak mengatakannya pada Tuan Cui? Dia memiliki banyak ide. Tentu dia bisa membantumu memecahkan masalah." Mungkin karena memiliki atasan seperti Feng Xiao, yang liar dan tanpa kekang, dibandingkan dengan dirinya, perilaku Pei Jingzhe jauh lebih lembut dan sabar.

Qiao Xian menundukkan mata, "Bagaimana jika, bahkan Komandan tidak bisa memecahkannya?"

Pei Jingzhe mengedipkan mata. Dia mulai mengerti kenapa Cui Buqu ingin dia datang kemari sejak awal.

Unparalleled/TidakTertandingi (END + extra 1-4)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon