{ MACLO 8 }

51.3K 7K 457
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf yaaa biar menghalunya lancar dan aku juga rajin updatenya.


Jam istirahat berbunyi saatnya pergi makan ke kantin, Zizel serta rombongan kelasnya yang baru balik dari pengambilan nilai olahraga tolak peluru berjalan masuk ke kantin.

"Omg! Sejak kapan Maclo bawa bekal makanan? Mana kotaknya lucu banget lagi warna biru pastel gambar beruang" bisik Belvi ke dua kawannya.

"Dibalik wajah cool ada hati yang lembut, hahahahaaa" tambah Luvena membuat Belvi tertawa.

Zizel jadi tak enak membuatkan bekal untuk Maclo pakai tempat makan itu, lagian kemaren tupperware aja dihilangin 3 kali sama tuh cowok.

"Lo nggak salah boy go public nih tempat makan? Hahahahaa" tawa Mahesa kencang.

"Lo iri ya gua dibikinin sarapan sama cewek gua?!" sentak Maclo membuat empat temannya ngeri.

Ninis datang dan langsung mengambil tempat makan itu lalu di buang ke sembarang arah hingga berserakan, dan memberikan kotak makan yang berwarna lebih cowok dengan hasil masakannya sendiri.

"Nih aku udah masakin buat kam-"

"APAAN SIH LO?!" potong Maclo karena tiba-tiba seenaknya melempar barang.

"Aku cuman nyiapin kamu makanan yang lebih enak daripada yang tadi, jadi ayo di cobain. Lagian malu-maluin kamu aja kalau makan di tempat murahan kayak git-"

Brak!

Maclo menepis kasar kotak makan dari Ninis serta isi di dalamnya berserakan di lantai, "Mulut lo yang murahan"

"Clo! Coba kasih tau aku kenapa kamu minta putus waktu itu? Aku beneran cinta sama kamu, aku nggak mau kehilangan kamuuu" rengek Ninis memeluki lengan Maclo.

"Eh Nis! Lo udah mantannya nggak usah meluk gitu. Jaga hati sesama cewek kek, kalau Zizel lihat kasihan" Zayyan emang dasarnya julid tak menyukai Ninis.

"Lo diem aja deh! Gua tau lo dari dulu nggak suka kalau gua pacaran sama Maclo!" sentak Ninis garang.

"Bahkan gua juga kagak suka sama cewek sasima kayak lo" Algis ikut nimbrung.

Maclo mendorong kasar Ninis dan mengapit dagu itu kuat, "Tau apa alasan gua mutusin lo? Karna lo terlalu kegatelan ke cowok lain"

Zizel berjalan memungut kotak bekal buatannya tadi, dan itu membuat semua murid di kantin menjadikan gadis itu pusat perhatian.

Maclo mendekati Zizel menarik tangan cewek itu, "Nggak usah lo pungut! Biarin dia yang bersihin, ayo diri" Zizel layaknya anak kecil masih berjongkok namun tangannya ditarik Maclo agar berdiri.

Zizel mengangguk dan langsung diajak keluar dari kantin oleh Maclo. Tapi setidaknya Zizel mengambil kotak bekal tadi untuk dibawa pulang.

"Maclo" suara cempreng Zizel menelusup ke telinganya.

"Apaan sih sayanggg?" ia sedang mencuci tangan di wastafel.

"Gua kecewa Clo, padahal gua udah bangun jam empat pagi demi nyoba masak buat lo, eh malah sia-sia" cerita Zizel.

"Masakin buat gua lagi nanti"

"Bahannya udah habis semua Clo buat jadi percobaan tadi, huft..." letih Zizel.

"Lo gimana sih jadi cewek gagal mulu, gosokin baju gua mepet, nyuci seragam gua pas paginya mau otw sekolah, masa iya sekarang gua suruh masak ada keluhan lagi dari lo" frustasinya.

Zizel membulatkan mata mendengar kata-kata itu, "Enak aja bilang gua gagal jadi cewek! Orang wujud gua cewek kok nggak ada gagalnya, lo tuh gagal jadi suami-"

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now