{ MACLO 14 }

38.4K 5.3K 296
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf ya, karena itu semua gratis kok.


Maclo mengajak keempat temannya tanding futsal ketika jam istirahat pertama. Suara riuhnya penonton pendukung Diásimos sangat menyeruak di lapangan, Zizel tak habis pikir hampir seluruh cewek di Wisteria tergila-gila oleh aura lima cowok yang memiliki sebutan Diásimos itu.

"Yaampun ini cewek-cewek lebay banget sih neriakin suami gua segitunya." Belvi tak suka saat Mahesa disemangatin cewek lain.

"Resiko punya cowok ganteng ya harus kuat hati. Apa lagi kalau cowok lo salah satu anak Diásimos... Bakal kepanasan giliran dihaluin cewek lain." Luvena dan Zizel lebih memilih berdiri di tempat yang sedikit teduh.

Belvi cemberut dan bersorak paling kencang agar Mahesa tau dirinya menonton paling depan dengan semangat jiwa muda.

"BABY SEMANGAT MUACHHH." seru Belvi membuat lirikan cewek-cewek menajam.

"Apa lo ngelihatin gua? Nggak suka hah? Inget gua nyemangatin cowok sendiri bukan kayak lo pada kasih semangat ke cowok orang." tanpa rasa takut Belvi menantang siswi sekitar.

Luvena melihat Zizel memeluk pilar sembari menyedot kiko yang dibeli di kantin.

"Ettt deh... Lo nggak ada semangat banget sih nontonin suami lagi sparing futsal sama anak 12 IPS 8." sedih Luvena, karena yakin Zizel menikah dengan Maclo atas dasar paksaan.

"Nggak seru. Tapi gua heran apa yang buat cewek-cewek pada teriak kayak lagi fanchant konser. Padahal mereka biasa aja."

"Sumpah ya Zel lo nggak ada bersyukurnya punya laki modelan Maclo yang penggemarnya satu sekolah." Luvena memijat pelipis.

"Gua bersyukur kok, kalau nggak bersyukur mungkin udah gua kasih racun sianida dia." celetuk Zizel.

Luvena bertolak pinggang menggelengkan kepala. "Ngeri banget daya pikir lo Zel, demi deh." terlihat jelas ketakutan di wajah cantik Luvena.

"Gua anak didik papi dante nih bosss! Jadi harus strong lahir da. batin." Zizel kembali menyedot kiko itu sampai menempel di bibir.

Maclo berjalan ke pinggir untuk istirahat sejenak dalam babak pertama. Cewek-cewek bersorak kala keringat mengucur dari kening dan leher Maclo yang hanya memakai kaos hitam.

"Baby aku haus." Mahesa langsung bermanja ke Belvi yang membukakan minum.

Maclo mencibir dan menghampiri Zizel yang memeluk pilar dengan pipi menempel disana. Karena merasa akan menjadi nyamuk Luvena mundur lebih dulu saat langkah Maclo sudah dekat.

"Gua haus Zel." adu Maclo.

Zizel melepaskan kiko dari mulut dan menyodorkan ke Maclo yang rasanya ingin sekali smackdown Zizel dengan tenaga full. Kalau perlu gadis itu kejedot terus amnesia kali aja jauh lebih baik pemikirannya.

"Ini bekas lo gua nggak mau nelen ludah lo lagi. Gua minta air putih bukan air berwarna dicampur pandan gini."  meskipun mengoceh tapi Maclo tetap mengambil kiko yang disodorkan Zizel.

"Kalau yang itu nggak gua ludahin kok. Nanti kalau kurang isi ulang aja lagi di wastafel biar jadi warna putih." saran Zizel membuat Zayyan dan Algis tertawa.

"Jangan lupa Zel rasanya juga bakal hambar kayak hidup Maclo tanpa lo, iye kagak Clo?" Algis menepuk bahu Maclo.

"Idih, hidup gua tanpa dia tetep berwarna orang penggemar gua dimana-mana, hidup dia malah tanpa gua bakal sepet." sungut Maclo tak mau dikira kebucinan pada Zizel.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now