{ MACLO 33 }

33.1K 4.5K 329
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak di setiap paragraf yaaa, makasihhh.

Zizel makan di kelas dengan empat temannya, gadis yang rambutnya dicepol itu kesal karena makanan yang dibawa Belvi sudah habis padahal ia sengaja makan dikit-dikit. Namun Luvena serta Sabina memang mulut kuda Nil.

"Tau ah ngambek!" Zizel meletakkan sendok kasar di meja.

"Dasar magadir, habis dikasih makan bukannya makasih malah ngambek." ejek Sabina setelah merasa kenyang.

Belvi menutup kotak bekal tetapi Zizel melarang kotak itu disimpan.

"Belvi hajimaaa..." larang Zizel menggapai kotak tersebut penuh perjuangan padahal jaraknya sangat dekat.

"Bocil korban drama gini nih, dramatis banget lo tinggal ambil aja segala pakai gaya slowmo." letih Sabina mengambil kotak yang di pegang Belvi dan di berikan ke Zizel.

Bugh!

Zizel tanpa dosa memukul kepala Sabina dengan kotak makan Belvi, lalu menatap tajam gadis yang mengusap kepala itu.

"BANGS-"

"Apa! Nobita mau marah? Marah aja sini maju. Dipikir gua takut sama Nobita, Enggaklah. Sini maj---MACLOOO!" pekik Zizel karena tangannya di cubit Sabina.

"Lo kalau teriak pikirin lingkungan sekitar kek. Aba-aba dulu." omel Luvena memukul pinggul Zizel.

Zizel melihat Luvena dan Sabina sengit, lalu menatap Belvi. "Belvi pilih ikut gua atau Luvena sama Nobita?"

"Gua nggak ikut siapa-siapa Zel. Lihat lo bertiga aja berasa gua punya anak yang kelakuannya nggak ada yg beres." capek Belvi memilih touch up.

"Lihatin aja gua mau aduin kalian. Suami gua banyak loh ada empat!" Zizel menunjukkan 2 jari dengan alis dinaikkan angkuh.

"Itu dua Zel! Bukan emp-"

"BELVI DIEM! KOMENTAR MULU KAYA JURI DANGDUT." amuk Zizel memukul meja.

"Iya deh Zizel doang yang top laki empat, kita mah potekan astor." cibir Sabina.

"Luvena sama Nobita mau gua aduin ke unicef karena udah bully gua." ancam Zizel.

"Senyumin aja dulu brou tonjoknya nanti. Dasar bocah prik." Sabina masih saja komentar.

"Gua serius, gua anak kesayangan unicef soalnya nana sama om Siwon sayang gua." bangga Zizel dengan harapan palsunya.

"Zel lo mending diem deh, gua jadi mual." geram Luvena.

"Minum antimo aja." saran Zizel kembali duduk melihat wajah Luvena.

"Emang ngaruh?" pikir Luvena.

Zizel mengangguk cepat, "Antimo kan biar gak mual."

"Tapi gua kan lagi di kelas bukan perjalanan." koreksi Luvena.

"Ih! Sama aja Luve, tadi juga lo jalan-jalan ke bangku belakang." kekeuh Zizel.

"Yaampun Zizel nggak gitu juga konsepnya." geram Belvi.

"Tapikan ada kemiripan Belvi. Antimo buat perjalanan, Luve juga tadi habis diperjalanan dari kantin ke kelas." ngotot Zizel hingga urat lehernya tercetak.

"Ayo kawan kita angkat tangan memohon agar kebodohan Zizel segera hilang." Sabina mengajak 2 cewek cantik itu berdoa.

"Untung temen lo cuman dikit Zel." timpal Luvena.

Zizel terdiam dan menggeleng tak setuju dikatain temannya sedikit meskipun memang iya. "Meskipun temen gua dikit tapi gua Friendly loh temennya Brainly. Cuman dia pinter banyak temen kalau gua bodoh gak punya temen." sedih Zizel.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now