{ MACLO 9 }

48.6K 6.2K 385
                                    

Notes: Jangan lupa untuk vote dan komen di setiap paragraf yaaa, biar kita menghalunya lancar.





Zizel mencoret-coret bukunya kesal karena gara-gara Maclo ia jadi parnoan masuk ke kamar mandi setelah kejadian dirinya hampir di unboxing cowok itu kemarin.

Namun terlintas pertanyaan yang selalu tak jadi ia tanyakan kepada Belvi dan Luvena. Soal Dipta dan Maclo.

"Belvi, Luvena." panggilnya menggoyangkan bangku dua orang itu.

Belvi dan Luvena menoleh untuk merespon Zizel yang meletakkan dagu di atas botol air minum. "Kalian tau nggak sih permasalahan antara Maclo sama kak Dipta? Kok gua malah ngerasa kayak Maclo itu sakit hati sama kak Dipta."

"Gua kurang tau pasti masalah dua orang itu Zel. Tapi... Gosipnya itu Dipta ngekhianatin Maclo." Belvi hanya memberitahu yang ia dapat dari gosip-gosip beredar.

Zizel mengangguk pelan lalu kembali mengeluarkan suara, "Apa jangan-jangan Maclo itu marah karena diselingkuhin kak Dipta, maka dari itu dia kece---Awhhh!"

Luvena menakol kepala Zizel dengan pulpen. "Bodohnyaaa. Ya nggak karena perselingkuhan juga kali Zel, mereka berdua itu cowok normal. Lo kalau jadi admin ruang gosip bisa ngejatohin pamor anak hits sampai mental breakdance sih."

"Tapi gua mau curhat, lo berdua jangan ngadu ke siapa-siapa ya?" Zizel menunjuk dua gadis yang mengangguk itu. "Ayo janji persahabatan dulu!" Zizel mengacungkan dua jari kelingking.

Belvi maupun Luvena hanya pasrah menautkan jari kelingking mereka. "Ikutin omongan gua." dua gadis itu mengangguk kembali.

"Aku berjanji akan menjaga rahasia Zizel yang secret ini agar tidak keciduk siapa-siapa." Zizel kini menaikan alis karena giliran Belvi dan Luvena.

"Aku berjanji akan menjaga rahasia Zizel yang secret ini agar tidak keciduk siapa-siapa." ulang mereka serempak.

"Kalau aku keceplosan buka secret Zizel, aku bakal jomblo atau putus dari pacar yang sekarang." Zizel melihat kedua temannya ogah-ogahan mengikuti.

"... Bakal jomblo atau putus dari pacar yang sek---APA?!" keduanya baru sadar dan sangat terkejut.

"Apa? Ayo lanjutin cepet ihhh! Kalau setengah gitu nanti asmaranya gak langgeng mau?" Zizel menakut-nakuti hingga dua orang itu melanjutkan janjinya.

"Dah cepet apaan!" Luvena yang tipikal gadis tomboy memang sedikit lebih kasar.

"Males ah dimarahin." ambek Zizel melipat tangan di dada kemudian membuang muka.

Luvena menggebrak meja lalu menarik bahu Zizel untuk dipeluk kuat sampai Zizel meminta bantuan ke Belvi.

"Belvi hubungi polisi, Luvena ngerencanain pembunuhan berencana." panik Zizel melepaskan diri dari Luvena.

Luvena melepaskan pelukan. "Sayang nyawakan?"

"Sayang. Sayang Belvi sama Luvena juga." keahlian Zizel adalah mampu mempermainkan mood lawannya.

"Yaudah buru cerita sekarang!" Luvena sudah menggelengkan kepala agar tak terjerat pancaran kiyowo Zizel.

"Gua kayaknya ngerasa gemeteran kalau sampingan sama kak Dipta. Bahkan ya, gua itu lebih suka lihat kak Dipta daripada Maclo." kejujuran Zizel membuat dua gadis di depan cemas.

"DEMI APA ZEL! JANGAN COBA-COBA LANJUTIN RASA SUKA LO SAMA KAK DIPTA. TAPI KALAU EMANG MAU DILANJUTIN JUGA GAPAPA." heboh Belvi membuat Luvena membekap mulut gadis itu.

"Lepshhh-" Belvi memukul tangan Luvena.

"Untung kelas sepi cuman kita bertiga!" Lega Luvena menyadari hanya mereka di kelas selebihnya istirahat di luar.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें