{ MACLO 10 }

51.2K 6.3K 437
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf yaaa. Selamat menikmati 🙃.






Suasana kelas Maclo yaitu, 12 IPS 3 tengah jam kosong. Semua murid bebas ingin tidur, makan, bergosip, dandan, atau live instagram karena tak ada guru yang mengawasi.

"Arghhh! Ada apa sih sama cewek gua, Belvi semenjak gua komentar soal anak ayam bulu pink itu dia jadi slow respon sama chat gua, malah sampai kagak di bales." keluh Mahesa.

"Kagak nyesek amat sih menurut gua kalau kagak di bales asal belum dibaca. Beda lagi kalau udah dibaca nggak dibales, gua pribadi mending chat nggak di read daripada udah di read eh jadi koran." Zayyan mengeluarkan pendapat.

Nathan menggelengkan kepala melihat dua temannya adu nasib. "Mending. Gua pernah perasaan gua tak terbalaskan." tanpa sadar cowok itu ikut mengadu nasib.

"Adu nasib mulu, menang kagak nyepam iya." emosi Mahesa.

"Please wake up! Lo awalnya yang adu nasib." cecar Zayyan.

"Ya tujuan gua biar dapet solusi, bukan dapet pengalaman ke-sadboy-an lo berdua!!! Punya temen gini amat dah jangan sampai gua jual di online shop pakai caption BARANG RIJEK." amuk Mahesa

"Lo emang pernah suka sama siapa Nat?" Algis kepo.

"Ada deh pokoknya cewek." Nathan bersandar.

"Udah tau beda perasaan masih aja dicoba." seru Maclo.

Nathan melirik Maclo yang baru mengeluarkan suara setelah lama bungkam. "Daripada lo beda kelas." serang Nathan diiringi tawaan ketiga temannya.

"Kagak ngapa beda kelas yang penting status jelas, daripada yang itu udah perasaan beda keyakinan juga." Maclo membuka halaman lama.

Zayyan tersindir.

Zayyan dulu pernah jatuh cinta dengan adik kelasnya ketika duduk dibangku SMP namun sayang, cewek itu hanya menganggap ia abang dan mereka juga beda agama.

"Bacot lo Clo." mood Zayyan mendadak turun.

Zizel masuk ke kelas dan dihadang oleh dua cewek hits di kelas ini.

"Minggir cewek gua mau masuk! Lo berempat kalau mau jadi palang pintu jangan disini nggak guna." Maclo langsung ambil suara.

Zizel menjulurkan lidah mengejek Ninis dan Ruby. Zizel berjalan ke meja kumpulan cowok Diásimos, atau yang dalam bahasa Yunani artinya terkenal.

"Ngapain lo kesini?" sambutan yang sangat tidak romantis.

"Mau nemuin Maclo." Zizel menadahkan tangan.

"Nggak ada es krim, lo udah keseringan makan gituan kalau radang tenggorokan gimana?" Maclo melihat gadis itu menggeleng.

"Sotoy. Orang mau minta jepitan, kan lo janji mau beliin jepitan kemaren." Zizel menadahkan kedua tangan di hadapan Maclo.

Maclo menghela napas lalu melemparkan jepitan mutiara dengan hiasan berbentuk apel. "Makasih Maclo, babayyy." Zizel terhenti kala baju seragamnya ditarik.

"Kenapa?"

"Gua mau lo disini dulu." ucap Maclo.

"Maclo kangen gua ya?"

"Kalau iya kenapa? Halal aja kok ngangenin pacar sendiri"

"Jangan sering kangen sama gua nanti lo jatuh cinta."

"Tapi gua udah jatuh cinta sama lo, gimana dong?"

Zizel mengerjapkan mata lalu mengggeleng. "NGGAK MAU! POKOKNYA JANGAN." tolak Zizel mentah-mentah.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now