{ MACLO 52 }

28.4K 4.3K 237
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa. Makasih.





Zizel hari ini sudah badmood karena ia menunggu Maclo sampai satu jam lebih dan dan cowok itu juga tak kunjung tiba. Akhirnya Zizel secara sangat amat terpaksa memutuskan pergi ke kampus Maclo, saat berjalan di lorong kampus yang sudah mulai sunyi ia mempercepat langkah kaki karena takut ada vampire.

"Suasana kampus kalau udah sore hampir sama kayak hati Maclo tanpa aku, sunyi. Hahahaaaa." Zizel tertawa garing untuk menghibur diri dari suasana sunyi bukan bucin.

Terlihat dua orang keluar dari ruang kelas. ZIzel mengenal jelas kedua orang disana langsung melepas sepatu dan berlari memnafaatkan kaos kaki yang licin untuk mempercepat jalannya. Hitung-hitung berselancar gratis.

"KAK BURUNGGG!!!"

Dua orang cowok itu reflek menoleh dan Elang terjengkak kebelakang akibat keningnya kena sundul kepala besi Zizel hingga bunyinya dugh. Ravael niat menahan punggung Elang tapi, terlambat akibat cowok itu sudan lebih dulu terdampar di bawah.

"OMO! Ottoke?" Zizel mengigit kukunya panik karena Elang tak sadarkan diri habis kepalanya tersundul Zizel. "Kak Vael! Kak burung cuman ketiduran kan ya gara-gara lantainya adem?" sorot mata cemas Zizel membuat Ravael bingung.

Kok bias cowok se-kekar Elang pingsan habis disundul Zizel, dan gadis itu biasa saja tak ada raut kesakitan di kening akibat mereka tadi saling terjedot. Ravael maju melangkahi Elang lalu menyibak poni Zizel untuk memastikan, "Jidat kamu nggak sakit Zel habis kebentur jidat Elang?" sorot mata Ravael masih mempedulikan Zizel.

Zizel menurunkan pelan tangan Ravael, "Aku nggak apa-apa kok, tapi kak burung gimana? Apa kita tinggalin aja dia disini ya. Kalau di bangunin kasihan." Saran Zizel menyesatkan tapi mujarab, buktinya Elang bangun sendiri sambil mengucek mata.

"ALLHAMDULILAH KAK BURUNG UDAH SADAR!" girang Zizel memeluk Elang namun puncak kepalanya malah menghentak dagu Elang sampai cowok itu mengerang kesakitan dan bibirnya berdarah.

"ARGHHH BRENGSEK!" umpat Elang mendorong Zizel lalu meraba bibir dan ada bercak merah, Elang menatap tajam Zizel yang menelan ludah takut. "KOK ADA SIH CEWEK SEBEGO LO HAHH?!" bentak Elang dengan hardikan.

"Mm-maaf..." Zizel menunduk tak berani melihat mata tajam Elang.

Ravael merentangkan satu tangan agar Elang tak semakin maju mendesak Zizel yang memang tak sengaja, ia kenal Zizel sejak SMP. Mantannya tak sejahat itu melukai orang, namun banyak orang yang mencoba menindas cewek sebaik Zizel.

"Udahlah Lang dia udah minta dan gua yakin dia gak sengaja." Ravael meredakan emosi Elang.

"PAKAI APA SIH LO SAMPAI DAPETIN COWOK GAMPANG PADAHAL LO ITU BIANG MASALAH. BODOH DAN TOLOL."

"UDAH LANG!" Ravael reflek meninju pipi kanan Elang karena cowok itu berlebihan.

"Lo kenapa jadi nyerang gua gini Rav?!" Elang memegang pipinya yang kebas akibat tinjuan Ravael.

Ravael meraup wajahnya lalu melihat ke langit-langit dan meminta maaf, Ravael masih memiliki rasa ke Zizel entah apa itu tapi yang pasti ia selalu ingin melindungi Zizel. "Sorry... tapi lo nggak usah segitunya Lang."

"Maaf? Lo bilang maaf habis nonjok temen lo sendiri demi ini cewek BANGSAT KAY-"

"TUTUP MULUT LO LANG!" kali ini Elang tak tinggal diam langsung maju memukul Ravael. Zizel meremas seluruh jarinya dan menutup mata.

Zizel menarik ujung baju Ravael agar berhenti. "KAK BURUNG AKU MINTA MAAF KALAU SELALU BIKIN KAKAK GAK NYAMAN! AKU MINTA MAAF." Zizel menggeraskan suaranya agar dua orang itu berhenti, dan akhirnya berhasil.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now