{ MACLO 46 }

30.7K 4.5K 920
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa. Makasihhh.

Coba absen siapa yang ketipu sama part sebelumnya?

Coba sebutin kata-kata legend dari
Maclo dkk kalau emang cerita Maclo masih stay di perpus kalian 😍



Selama di perjalanan ke sekolah Maclo melirik Zizel yang asik melihat ke jalanan. Ia berdecak karena mimpi mesra-mesraan dengan Zizel harus terjeda ulah keributan Oren dan Wity perkara merebutkan tulang ikan.

"Ck!" decak Maclo memukul setir mobil.

"Maclo kenapa sih dari rumah sampai aku udah mau nyampe di sekolah kesel banget kayaknya." Zizel ikutan kesal.

"Gapapa." ketus Maclo.

Zizel mengejek Maclo dengan mencibir lalu mulutnya komat-kamit tak jelas melafalkan kata-kata ejekan tanpa suara.

"Ngeledek gua?" Maclo menangkap basah Zizel yang mengejek.

"Enggak! Orang aku cuman senam bibir sebelum ngatain Maclo." Zizel melepas seatbelt dan membuka pintu.

"Zel. Hari ini gua gak jemput lo soalnya mau ke kantor papa disuruh kesana, gapapa?" Maclo melihat Zizel yang berpikir dan akhirnya mengangguk.

"Gapapa, ada Nobita kok." Zizel melambaikan tangan sebelum turun.

Maclo menarik tangan Zizel dan memeluk gadisnya itu dulu. "Maclo mau aku peluk tulus? Kalau iya beliin marshmallow bakar ya." Zizel menengadah dan membalas pelukan Maclo.

"Apa sih yang nggak buat lo sayang." Maclo mengecup puncak kepala Zizel, "Sana belajar yang bener, love you smothcie." Maclo mengusap pipi Zizel.

"Love you too... dahhh." Zizel mengulurkan tangan ke Maclo. "Tangan aku usapin dulu biar semangat nulis."

Maclo terkekeh dan mengecup tangan Zizel lebih dari yang diminta gadis itu. Zizel menarik langsung tangannya dan meminta Maclo mengulurkan tangan, lalu ia cium.

"Sana ke kampus! Jangan deketin si cewek itu ya?" Zizel belum menutup pintu mobil.

"Iya sayanggg." jawab Maclo panjang dan berhenti kala Zizel menutup pintu, gadis itu berlari masuk ke sekolah.

"Berasa nganterin anak ke sekolah gua." Maclo tersenyum dan langsung melanjukan mobil ke kampus.

Setiba di kampus Maclo langsung menuju kelas yang pas sekali teman-temannya full member. Ia meletakkan tas dan melipat tangan di meja menyembunyikan wajah.

"Ngapa lo?"

"Dimimpi gua lo nikah sama Sabina terus punya anak cowok, namanya..." Maclo mencoba mengingat, "Lupa gua." jawab cowok itu kemudian.

"APAHHH?!"  kaget Zayyan hingga berkuah.

"Jangan pake kuah dong bro mana wangi kari ayam!" Nathan memukul paha Zayyan.

"Hehehe... tadi pagi sarapan pop mie rasa kari soalnya. TAPI MIMPI LO NGACO AMAT! GAK MAU SI DEDEMIT MAUNYA ZIZEL." Zayyan memeberikan request.

"Bego namanya mimpi mana bisa request sih!" gemes Algis.

"Gua juga mimpi jadi calon ayah muda, ternyata mimpi gua cuman mimpi." lesu Maclo.

Keempat orang disana tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita sohibnya dan melihat kekecewaan Maclo yang sangat jelas. Tapi mau bagaimana lagi ya, mimpi cowok itu terlalu mulus.

"Lo cerita ke Zizel kagak Clo?" kepo Mahesa.

"Kagak lah, gak ada untungnya juga ceritain masalah orang dewasa ke bocah." Maclo menggaruk rambutnya. 

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now