{ MACLO 11 }

43.4K 5.8K 467
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya yaaa biar menghalunya lancar.


Luvena berdiri di balik jendela kelas mengabsen cowok-cowok club futsal Diásimos yang berisi Maclo, Mahesa, Zayyan, Nathan, dan Algis.

"ZIZEL!!!"

Luvena melambaikan tangan kepada Zizel yang datang bersama Maclo, namun saat gadis itu mengeluarkan kepala dari jendela ia terkejut karena di pintu kelas sebelah ada Nathan dengan lirikan sinis.

Oh shit! Luvena langsung berjongkok agar tidak dikira sedang mengamati si Nathan muka jutek.

"Ngapain lo jongkok? Naber?" Belvi yang sudah selesai chatan dengan Mahesa menghampiri Luvena dipojok.

Luvena menabok betis Belvi, "Pala lo naber."

"Bel. Si jutek udah ke atas belom?" mendengar itu Belvi mengintip ke jendela dan mengangguk.

Zizel masuk kemudian meletakkan tas dan menghampiri dua temannya dipojok seperti sedang mengosipi seseorang sampai wajah Belvi terlihat begitu julid.

"Kalian ngapain mojok?" Zizel duduk di meja melihat keluar jendelan.

"Eh bego! Lo pakai kaos kaki warna coksu tenang banget." Belvi baru sadar Zizel menggenankan kaos kaki berwarna.

Zizel melihat kaos kakinya, "Emangnya kenapa? Perasaan kakak kelas pada pakai kaos kaki bebas makanya berhubung kaos kaki putih gua dicuci gua pakai ini deh."

Luvena menangkup pipi Zizel dengan wajah tak habis pikir.

"Sekarang mapel bu Bona, dia itu paling detail merhatiin seragam kita pas ngajar, wayolooo hahaha." Luvena tertawa devil lalu duduk di kursi.

Setelah mendengar itu Zizel keluar dengan kekuatan kaki super berlari tanpa batas melewati cowok-cowok yang tengah bermain bola tanpa takut kena tendangan, lalu menaiki anak tangga gedung satu.

"MACLOOO!" ia langsung menendang pintu kelas kelas Maclo yang tertutup.

Beberapa cowok di dalam kelas itu menoleh terkejut mengira ada guru yang masuk disaat mereka sedang menonton.

Zizel berjalan masuk, wajah menggembung marah dan langkah kaki seperti orang latihan paskibra.

"Kenapa sih sayang? Masih pagi udah kangen aja lo sama gua." goda Maclo memeluk Zizel di depan kaum jomblo.

Zizel menggerakkan badan agar dilepaskan, "Gua mau ngadu."

Maclo melepaskan pelukannya lalu melihat Zizel yang menyeramkan seperti ingin mengamuk. "Kaos kaki gua coksu, hari ini pelajaran bu Bona takut diomelin." Zizel menginjak-injak lantai kesal.

Maclo menunduk lalu kembali melihat gadis itu, "Siapa suruh pakai kaos kaki bebas? Ada-ada aja sih lo." bukannya memberi ketenangan ucapan barusan membuat Zizel semakin takut.

"Terus gimanaaa..." Zizel memegang pinggang Maclo dengan dua tangan lalu ia menjedotkan kening ke dada kekar itu.

"Yaudah terima nasib, mau beli kaos kaki juga di koprasi gak jual" Maclo memainkan rambut Zizel.

Zizel melihat tayangan film di laptop yang tengah di tonton cowok-cowok kelas ini.

"Maclo itukan adegan buat bikin anak!" histeris Zizel menunjuk laptop tersebut.

Semua murid cowok langsung gelagapan menghentikan film plus-plus yang mereka tonton kala jeritan Zizel menembus gendang telinga.

Maclo menutup mata Zizel. "Percuma ditutup orang gua udah lihat adegan masukinnya. Emangnya nggak sakit ya?" celetuk Zizel dalam keadaan matanya ditutup Maclo.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now