{ MACLO 53 }

27.8K 4.3K 186
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa. Makasih.




Belvi, Luvena, dan Sabina masuk dengan baju sedikit basah karena di luar tengah hujan deras. "Ada gunanya juga kita minta kardus buat nutupin kepala." Sabina celingak-celinguk.

"Zizel mana? Tadi katanya di kelas gak kemana-mana." Sabina meletakkan kardus di meja Gathan lalu duduk bersama 3 cewek di meja mereka.

"Pipis kali dia. Ayo makan aja dulu, punya Zizel simpen." Luvena melepas baju seragam dan menjemur di kipas.

Menghabiskan waktu 20 menit mereka makan namun, tak ada sinyal dari Zizel. Mereka jadi sedikit kepikiran, karena selama persiapan uprak dan ujian gadis itu terlihat menjadi pendiam dan membuat kelas sepi.

"Zizel kemana sih?!" gemes Belvi sampai makanannya kurang nikmat.

"Coba telpon deh gua ngeri dia promosiin jurus mahadewi di kelas orang." saran Luvena.

Sabina segera menelpon dan terangkat. "Halo Bobim! Lo dimana, ini pop mie lo dari hot sampai dingin."

"Gua disini Nobita. Gua dari tadi denger kok kalian gibahin bu Bona karena gak mau ngasih kisi-kisi." Zizel melambaikan tangan.

Mereka reflek berdiri dan ternganga karena gadis berkepang dua itu masuk ke dalam kardus dengan kepala terkulai ke tembok. Wajahnya tak bersemangat sama sekali.

"Lo ngambil kardus di meja Gathan kapan?" heran Belvi karena tak menyadari pergerakan Zizel.

"Udah dari tadi."

"Ini pop mie lo makan dulu Zel." Luvena menyuruh Zizel keluar dari kardus namun dibalas gelengan kepala.

"Gak napsu maunya disuapin Gathan." seru Zizel.

"Kenapa sih lo?" bingung Sabina.

Belvi berjalan dan mendorong kardus Zizel hingga maju mendekat ke meja mereka. "Kepala lo angkat, suaranya gak jelas." titah Belvi yang dituruti Zizel.

"Padahal gua udah ikut bimbel sana-sini, sampai belajar semaleman suntuk. Tapi malah ngerasa apa yang dijelasin guru jadi gak nyampe ke otak gua akibat kebanyakan bimbel." curhat Zizel.

"Minta berhenti bimbel aja." Luvena memberikan saran yang pas.

"Tapi nggak enak Luve. Maclo tujuannya baik pasti masukin gua bimbel, seharusnya gua bersyukur tapi jadi malah gak fokus..." dilema Zizel.

"Dia pasti juga gak bakal maksa lo Zel. Mahe juga sempet nyuruh gua ikut bimbel tapi gua tolak dan dia terima aja tuh." Belvi memberikan pencerahan.

"Ya wajar sih Mahe terima, lagian dia mau maksa juga tau diri karena bukan pakai uang dia buat bayarin lo bimbel." Sabina membuat Belvi cengegesan.

"Kalau emang lo gak nyaman buat banyak kegiatan ya gak usah." Luvena masih terus membuka pikiran Zizel. 

Luvena dan dua gadis lainnya saling melirik curiga. Karena ekor mata Zizel yang terpejam mengeluarkan air meskipun tak banyak, entah letih atau ada masalah lain mereka tak tau.

"Heh bocil ngapa lo nangis?" Gathan masuk-masuk menendang kardus yang di tempati Zizel.

"Gathan suapin aku emam dong! Kayak waktu di kantin cepet!" Zizel menarik-narik celana seragam Gathan.

"Makan sendiri ah! Nanti gua ngeri jatuh cinta sama lo." asal ceplos Gathan mendapat tabokan dari Sabina.

"Gapapa! Gathan suka aku boleh kok nanti aku nikahin deh." Zizel memeluk kaki Gathan.

Gathan meminta Belvi mengambil pop mie Zizel dan ia menarik bangku untuk duduk menyuapi Zizel.

"Maclo tau bisa jadi anyaman lo Gat." Luvena menakut-nakuti.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now