{ MACLO 34 }

32.3K 4.3K 248
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf yaaa, makasihhh.





Zizel terusik dari tidurnya karena mendengar dengkuran halus dari seseorang, belum lagi lehernya seperti ketiban belalai gajah sampai ia merasa tertekan. Zizel tak tahan lagi membuka mata dan menoleh kesamping.

Sejak kapan Maclo tidur dengannya, dan tunggu kenapa cowok itu berkeringat saat tidur padahal AC menyala. Zizel mendekatkan kuping untuk mendengarkan racauan Maclo.

"Clo? Maclooo..." Zizel mencolek pipi Maclo agar terbangun dari tidur, ia merasa Maclo tengah bermimpi tercebur makanya ada air di wajah itu.

"Please jangan kek monyet, mundur nggak lo!" racau Maclo. Zizel mengikuti intruksi Maclo untuk mundur. "MUNDURRR!" teriak Maclo.

"APA SIH! MUNDUR-MUNDUR LO KIRA LO SEKEREN ABANG PARKIR." Zizel memukul kepala Maclo dengan bantal.

"Aaakh..." Maclo langsung bangun dengan posisi duduk. "Hoshhh... hoshhh." dan melirik Zizel yang menatap kesal. Tanpa aba-aba cowok itu memeluk Zizel erat sambil menetralkan rasa kagetnya.

"Anjir Zel! bisa-bisanya gua mimpi dikejar zombie! Ini pasti gara-gara film kemaren di bioskop." curhat Maclo menggoyangkan dua bahu Zizel.

"KYAAA!" Zizel mendorong wajah Maclo sampai cowok itu terlentang di kasur.

Maclo mengusap kepalanya yang terjedot kepala ranjang. "Lo tuh! Jadi cewek nggak ada perhatiannya banget sih Zel. Tepuk-tepuk kek punggung gua." kesal Maclo kembali duduk.

"Lo ngapain ada di kamar gua? Maclo kalau mau mesum bilang-bilang dulu biar gua nggak kaget." Zizel menarik selimut yang ditindih Maclo.

"Enak aja mesum. Ogah amat mesumin lo, orang gua semalem nggak bisa tidur gara-gara film di bioskop yaudah gua inget punya istri tidur disini deh." jawab Maclo enteng mulai merenggangkan dua tangan.

"Yaudah sana keluar. Gua mau mandi." Zizel mengusir Maclo secara tak hormat.

"Nggak usah dorong-dorong tangan lo bekas cebokin Oren!" tepis Maclo. "Tapi mau gua temenin nggak mandinya?" Maclo mengedipkan satu mata.

"Nggak usah gua bisa mandi sendiri. Mending lo keluar periksa mata lo yang suka ngedip sendiri kayak cacingan." Zizel turun dari kasur menarik Maclo dengan sekuat tenaga.

"Lo nyebelin banget Zel, nggak usah Pegang-pegang kita beda level." Maclo menyentil tangan Zizel dan menendang standee sehun yang terpajang di dekat meja belajar.

"MACLO JANGAN DITENDANG!" pekik Zizel membenarkan kembali letak standee.

"Emang kenapa? Suka-suka gua mau gua tendang, tampol, buang, dia gak bakal bisa bales ini." ejek Maclo menyentil standee yang tingginya seperti manusia.

Bughhh!

"AKH! SIALAN." umpat Maclo kala pinggulnya di tendang Zizel.

"Mereka emang gak bisa bales lo. Tapi gua sebagai fansnya bakal bikin lo babak belur. Get out!" Zizel mendorong Maclo hingga terpentok untuk kedua kalinya.

Maclo menganggukkan kepala sambil menghela napas. "Bocil kayak lo bisa bikin gua babak belur? Yakin." Maclo perlahan maju.

"Yakin! Gua mantan jujits---TURUNIN NGGAK!" teriak Zizel di telinga Maclo.

"Enggak! Enggak mau." Maclo menggendong Zizel di bahu seperti karung beras. Zizel merasa kepalanya terbalik lalu memukul punggung Maclo serta mencubit bokong cowok itu.

"Ouhh Zizel mainnya cubit-cubitan." Maclo menjatuhkan Zizel di kasur yang empuk itu sampai tersentak.

"Maclo sakit ih! Asal banting gadis mungil manjalita kayak gua! LIHAT NIH, JURUS MAHADEW-"

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now