{ MACLO 16 }

37.5K 4.7K 334
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, selamat membaca dan menghalu.





Maclo berjalan ke kelas Zizel dengan baju seragam di tenteng dan membuka pintu kelas itu disaat ada anak osis tengah memberikan pengumuman soal acara sekolah.

"Lanjut aja gua cuman mau ketemu cewek gua." Maclo mempersilahkan Dipta dan Mauren menerangkan acara classmeet.

Belvi, Luvena, bahkan cewek di kelas ini merasa baper mendengar perkataan Maclo. Padahal yang digoda Zizel tapi mereka yang baper.

"Zel." Maclo menarik bangku gadis itu agar melihatnya.

"Kenapa?" bingung Zizel dan sedikit kikuk ketika semua orang memperhatikan mereka.

Maclo memasang seragam lebih dulu lalu memberikan dasi ke Zizel, "Pasangin dasi gua." manjanya.

Zizel mengerutkan kening tak mengerti kemana malu Maclo masa meminta pasangkan dasi di depan umum seperti ini, Zizel berdiri.

"Yaudah nunduk coba, lo ketinggian." titah Zizel yang langsung dituruti Maclo.

"Nanti gua latihan futsal buat classmeet." beritahu Maclo.

"Nggak nanya."

"Lo kok ngeselin hah!" gemes Maclo ingin menjambak rambut Zizel.

"Emang gini dari lahir kalau nggak kuat talak aja." ucap Zizel dengan suara yang pelan.

Stress!

Maclo melingkarkan satu tangan ke punggung Zizel kemudian menarik tubuh gadis itu agar lebih menempel. Zizel menunduk melihat tangan Maclo yang bertengger pada pinggangnya.

"Lo mau ngapain kayak gini? Nyopet ya?"

"Duit gua lebih banyak dari lo ngapain nyopet duit lo. Kalau nyopet hati lo baru iya."

"Lo mau bunuh gua kalau gitu, dasar psikopat."

"Lo itu laki-laki ya Zel? Atau kurang zat perangsang." hanya mereka berdua yang bisa mendengar.

"Ngaco! Gua asli cewek kok coba aja lihat gua ada nenen, ini asli bukan suntikan." Zizel selesai membuat simpul dasi Maclo dan mencoba melepaskan lengan Maclo dari pinggangnya.

"Gua makin yakin lo laki, karena cewek masih punya rasa malu buat ngomong se-frontal lo." Maclo merasa pipinya memanas kala Zizel bisa menjawab selurus itu.

"Urat malu gua putus setelah terjun ke dunia per-kpopan. Udah lepas!" Zizel mencubit dada Maclo.

Maclo kaget langsung mengusap dadanya yang dicubit Zizel kuat. "Awas lo sampai di rumah gua cute!" bisik Maclo.

"Ekhm, bisa nggak pacarannya nanti pas sepi?" Mauren merasa muak dengan keberuntungan Zizel.

"Aneh masa nyuruh pacaran di tempat sepi, orang mah nasehatin kalau pacaran jangan di tempat sepi, bahaya. Ini malah nyaranin." jawab Zizel membuat Luvena dan Belvi tertawa.

"Lo tuh ben-"

Maclo menahan Mauren yang maju akan mencari gara-gara ke Zizel. "Nggak usah ngerasa kesel, omongan dia bener kok. Urus aja tugas lo habis itu cepet keluar dari sini."

Mauren memandangi Maclo, "Cowok cupu! Habis dapet enak langsung pergi gitu aja." lawan Mauren.

Maclo menatap tajam gadis itu. Semua memekik kala Maclo membenturkan tubuh Mauren ke papan tulis secara kuat.

"Maclo!" kaget Zizel.

"Akhhh!" ringis Mauren kala punggungnya membentur kuat papa tulis.

"Clo lo cowok! Dia cewek bukan lawan lo." Dipta mencoba menghalau.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now