{ MACLO 18 }

32.3K 4.1K 363
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak disetiap paragraf yaaa.



Pagi ini Zizel tiba-tiba teringat ucapan Ninis tempo hari yang lalu dan kini rasanya ingin menanyakan soal itu ke Maclo langsung, setelah menghitung dengan sepuluh jari ia memutuskan berlari ke ruang gym tempat Maclo memperindah tubuh.

"MACLOOOOOOO."

"Berisik sumpah! Lo pikir ini hutan apa hah?" terlihat cowok ganteng itu duduk dengan tangan berpegangan pada dua bagian mesin chest press.

"Ouhhhh ini alasan makanya dada seorang Maclo Jecolyn Kanaka kelihatan berotot banget." Zizel berjalan sambil menepuk dada Maclo yang bidang.

Maclo menarik tangan Zizel hingga gadis itu terjatuh di pangkuannya, "Berani ngerayu berarti siap digoda."

"Nih goda aja ayo." Zizel malah menantang. 

Maclo gemas melingkarkan tangan di pinggang Zizel, lalu ia memeluk kuat gadis ngeselin ini.

Zizel menempelkan satu pipi di dada Maclo. Tapi kok... Getaran di dada Maclo sangat cepat berbeda dengannya.

"Lo nggak enak badan? Apa kecapekan." Zizel mendongak dengan telinga masih menempel di dada Maclo.

"Kenapa emangnya?" Maclo juga mengernyit bingung.

"Debaran di dada lo cepet banget kayak orang lagi jatuh cinta. Lo jatuh cinta sama siapa? Omooo! Beneran balikan sama Ninis."

Maclo membulatkan mata lalu menjauhkan Zizel dari dadanya dan berjalan keluar dari ruang gym.

"Maclo nanti dulu! Kita harus denger genderang cinta di dada lo dul-"

Bugh!

Zizel mengekori Maclo yang menuruni tangga sampai kening gadis itu terjedot punggung Maclo ketika mengejar. Beberapa detik kemudian Zizel naik satu tangga untuk mensejajarkan tinggi.

Maclo berusaha agar tak ketahuan jika ia sering berdebar kala kontak fisik dengan Zizel. 

"Gua nggak suka dia Zel." terang Maclo, meskipun ia kesal tapi mata itu dengan setia menatap Zizel.

"Tapi kemaren lo kisseu sama dia. Jangan bohong gitu deh looo... Kalau suka juga nggak apa-apa." Zizel tersenyum centil menggelitik dagu Maclo.

"Udah gua bilang! Ciuman itu sepele. Lo kan anak wattpad sekaligus drakor pasti udah biasa lihat adegan kayak gitu. Lo pikir itu aktor di drama harus cinta dulu sama lawan mainnya biar bisa ciuman? Nggak!" emosi Maclo menuruni tangga dengan cepat.

"Mereka mah tuntutan profesi. Kalau lo ngelakuin itu tuntutan apa? Perasaan." sahut Zizel masih ngintilin Maclo di belakang.

"Ngomong sekali lagi gua colok mata lo! Please Zel jangan kek monyet. Hushhh... Sana jauh-jauh." Maclo mendorong bahu Zizel mundur.

Zizel mundur untuk mengikuti perintah Maclo.

"Noh kesono sampai luar pager." tunjuk Maclo ke pagar yang terbuka.

"Ohhh ngusir ceritanya? Oke gua balik ke rumah papa sama mama gua."

Zizel berjalan keluar pagar rumah dengan perkiraan Maclo akan menahannya seperti di drama, tapi ternyata Maclo malah menyalakan mesin motor.

Zizel menghadang Maclo yang bersiap mengeluarkan motor. "Ahhh Maclo!!! Lo mau kemana? Ikut." Zizel merengek naik ke motor.

"Ogah ngajak cewek gagal. Turun!" sentakan Maclo menarik dress casual yang dipakai Zizel.

Zizel memeluk lehernya dari belakang dan terus-terusan meminta ikut. "Goblok! Kecekek gua lo peluk begini. Anak siapa sih lo kok bego diborong semua." Maclo terus ngoceh.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now