{ MACLO 19 }

31.3K 4.3K 253
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak aku udah sempetin double up lohhh, selamat membaca. 




Di lorong sekolah heboh mengatakan jika Maclo akan bertengkar lagi dengan Dipta di dekat taman. Semua murid berbondong-bondong menyaksikan fenomena abadi yang mereka tonton dari kelas 10 hingga kini kelas 12.

"Eh ini ada apa sih kok pada lari-lari gitu? Ada kuis dari pak Cireng lagi apa gimana?" heran Belvi karena semua murid terlihat memasang wajah tegang.

"Pak Cireng mau bagi-bagi cireng lagi? Kalau iya gua mau ikutan jug-"

Belvi menarik seragam Zizel agar tak mudah tertipu oleh omongan yang belum pasti. "Jangan gampang percaya apa Zel." saran Belvi.

Luvena menghadang satu cowok culun yang ikut ke area outdoor sekolah, "Kak mau nanya ada apa sih?" Luvena bertanya ke cowok culun itu.

Cowok tersebut terlihat sangat panik, "Kak! Yaampun malah diem ditanya adek kelas." kesal Luvena.

"Aa-adda yang--bb-ber-"

"Berak?" jawab cepat Zizel.

"CEPET KEK!" bentak Luvena seperti senior ke junior padahal terbalik.

"BERANTEM." jawab cowok culun itu gemeteran.

Zizel menutup mulut kala melihat celana kakak kelasnya basah dan air mengalir mengenai sepatu Belvi.

"Bel. Sepatu lo kena pipis." beritahu Zizel menunjuk air yang mengalir dari celana kakak kelasnya.

"AKHHHHHHHH." suara teriakan Belvi memekakan mereka, dan membuat cowok culun tersebut semakin banyak terkencing.

Luvena mengedipkan mata, "Oke, makasih kak atas infonya." Luvena menarik kedua sahabatnya ke lapangan.

Zizel kembali ke cowok culun itu, "Kak mau dibeliin pempes?" niat baik namun kesannya ngeledek.

"ZIZELLL JANGAN NGELEDEK KAKEL DOSA!" Luvena kembali menarik gadis berjepitan mewah itu agar ke lapangan.

Maclo menatap sengit Dipta yang berani menyebut namanya dengan mudah. "Gua udah pernah bilang jangan sebut nama gua pakai mulut sialan lo!" kali ini Maclo kembali mempertegas.

Dipta menghapus darah di sudut bibir, lalu berusaha mengimbangi emosi Maclo yang tak bisa dilawan dengan emosi juga.

"Gua minta maaf." lagi-lagi Dipta yang minta maaf padahal bukan cowok itu yang membuat salah.

"Maaf? Lo pikir cukup buat gua kata maaf lo? Mau apa lagi yang lo rebut dari gua sesudah kasih sayang dan perhatian orang tua gua? Mau rebut Zizel juga." ini hanya mereka yang mendengar.

Dipta menghela napas dalam-dalam lalu menengadah, "Gua minta maaf kalau lo ngerasa gua ngerebut semua yang lo punya. Tapi jujur, gua nggak pernah rebut mereka dari lo."

"Gua udah nggak permasalahin soal perhatian orang tua gua ke lo karena gua sadar diri anak yang mereka pengenin emang yang pinter kayak lo. Cuman yang harus gua pertahanin sekarang adalah Zizel. Gua baru kali ini jatuh cinta Dip, gua harap lo nggak ngerebut dia." Maclo sungguh takut gadis itu lebih nyaman dengan Dipta.

Dipta tau itu.

Maclo terpaksa pacaran dengan Ninis karena Ninis mempunyai rekaman aksi mereka di kamar club. Setelah Maclo berhasil menghapus rekaman, disanalah usai hubungan keduanya.

"Kenapa sih lo selalu lebih unggul dari gua? Kenapa lo selalu ada diposisi yang letaknya diatas gua?"

"Itu karena diri lo sendiri. Diri lo sendiri yang nggak bisa ngatur cara hidup lo biar bisa bagi waktu mana untuk main dan mana untuk serius menata masa depan."

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now