{ MACLO 51 }

29.3K 4.3K 320
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa. Makasihhh.

Siapa nih yang udah nungguin MACLO update???



Hari ini pulang sekolah Zizel langsung ke rumah orang tuanya, karena mamanya berkata banyak es krim dan brownies panggang di rumah mereka.

"Rumah lo bagus Zel." puji Belvi melihat interior rumah Zizel yang modern.

"Bagus karena bukan pilihan gua. Itu kata mama." sahut Zizel tiduran terlentang di kasur membiarkan temannya menikmati kamarnya.

"Kalau pilihan lo jadinya apa?" Belvi melihat Zizel yang terlentang.

"Gak ada wujudnya itu kata mama." Belvi tersenyum, cewek lempeng dasar.

"Lo kecil cantik banget ya Zel, ngikutin siapa?" Luvena melihat foto kecil Zizel.

"Ngikutin tante dong, kan tante mamanya tempat Zizel di brojolin." Indy masuk langsung nimbrung membawakan brownies panggang.

"Zizel cantik karena di brojolin mama ya?" Zizel bangun dan duduk melipat kaki di kasur.

Indy mengangguk cepat. "Berarti Maclo ganteng karena di brojolin papanya?"

"ZIZELLL!" pekik mereka berempat.

"Apa? Aku salah lagi?!" ngegas Zizel.

Indy tersenyum paksa dan menggeleng, ia tak mau kebanyakan berdebat dengan Zizel karena perdebatan mereka akan simpang siur membuat waktu berharga terbuang-buang.

"Zizel bener kok, kita aja yang mikirnya pakai logika bukan khayalan. Di makan ya, tante ke bawah lagi mau refreshing."

"Zel, nyokap lo ibu yang tangguh karena kuat ngeladenin lo dari bayi sampai sekarang." Sabina bersandar di kepala ranjang melihat Zizel.

"Gua setuju, kalau aja nyokap lo gak sanggup terus gak sayang nyawa mungkin udah bundir dia gara-gara ngeladenin daya pikir lo yang cetek ngelebihin kolam renang anak." tambah Luvena.

Zizel diam untuk berpikir, tapi bukan memikirkan celotehan temannya yang tak penting itu. "Ayo gua traktir makan! Ada debit card dari Maclo, gua baru dibikinin."

Semua melongo, gak ada hujan gak ada panas gadis ini malah niat mentraktir mereka. "Ayooo ih! Malah bengong." Zizel menyambar kunci mobil di laci.

"Emang selama ini lo gak punya debit card?" Luvena menoleh kebelakang.

Zizel mengangguk. "Punya tapi dari papa. Maclo belum berani ngasih gua debit card soalnya kata dia gini; Gua bakal ngasih debit card buat lo kalau gua udah ada penghasilan sendiri, gua gak mau istri gua dibiayain bokap gua atau bokap lo, karena lo udah jadi tanggungjawab gua. Gitu."

"Maclo kerja apa sekarang?" tanya Belvi, pasalnya cowok itu masih sering main sama Mahesa.

"Dia habis investasiin tabungannya selama ini buat bikin ruko, dan banyak yang ngontrak. Nah dari situ dia ngasilin duit." jelas Zizel, cukup salut dengan cara kerja otak Maclo.

"Ohhh, otak pembisnis banget. Kerja nyantai duit ngalir." sambung Sabina mengejar keluar. 

Saat memarkirkan mobil ketiga gadis itu terkagum dengan cara menyetir Zizel yang sangat licin dan mulus, dibalik ke kanak-kanakannya ternyata Zizel cukup bagus dalam menyetir.

"Zel gua ada challenge!" Luvena menepuk bahu Zizel dari belakang, "Kalau lo berani godain abang-abang heromart itu, gua bakal beliin lo jajanan besok di sekolah." tantangan dari Luvena disetujui Zizel.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now