{ MACLO 49 }

28.9K 4.4K 1K
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, makasih.

COBA SPILL:

Tanggal ultah kalian

Warna favorit kalian

Inisial Crush Kalian 🌚

Pernah prenjon gak? Kalau pernah berapa lama?



Malam ini Maclo sedang berada di ruang gym untuk berolahraga, tubuhnya harus tetap atletis meskipun sudah tak ikut kegiatan futsal atau taekwondo lagi setelah lulus. Ia berjalan di mesin treadmill dengan earphone menyumpal telinganya.

Zizel duduk bersimpuh seperti anak kecil, ia mengajak dua kucing kesayangannya dan kura-kura yang ia beli beberapa bulan lalu bermain di teras rumah. Gadis itu tiba-tiba terbesit ide untuk membuat proyek baru, tapi ia butuh bantuan.

"Maclooo! Yuhuu, mas dimana?" Zizel berlari masuk ke kamar Maclo namun nihil.

"Ck! Kemana sih peliharaan yang satu itu?" Zizel berbelok ke kiri dan membuka pintu ruang gym.

Zizel berlari memeluk Maclo dari belakang dengan tulus. Maclo melihat dari pantulan kaca depan, mengetahui itu Zizel ia melepaskan sebelah earphone dan mengarahkan tangan memeluk kepala gadis yang rambutnya dicepol dua.

"Baby smotchie gua mau apa?" Maclo berdehem karena suaranya sedikit serak, tapi Zizel malah mendoakan agar Maclo batuknya lamaan saja.

"Aku punya ide bikin proyek taman bermain buat Oren, Wity, sama Kyuta. Tapi butuh bantuan Maclo, mau nggak nolongin aku?" ucap Zizel cepat tanpa memberikan Maclo ruang untuk menjawab.

Maclo menyingkap poni Zizel iseng, "Mau apa? Album yang penthouse itu?" matanya setia menatap kening Zizel.

"Aniyo!" Zizel menggelengkan kepala lalu menjepit kedua pipi Maclo, "Sini aku bisikin, Maclo nunduk dikit." Maclo menuruti kemauan Zizel.

"APA?!" kaget Maclo dengan mata melotot dan mulut terbuka kecil.

"Maclo harus mau kalau gak mau juga harus mau!" Zizel menggosokkan kedua tangan memohon.

Beberapa menit kemudian...

Maclo menuruti kemauan Zizel untuk memompa kolam renang balon. "Ini tuh gede Zel." Beritahu Maclo kepada Zizel.

"Yaudah sih tinggal pompa ngoceh mulu." sewot Zizel membuat Maclo menendang kolam itu.

"Marah? Yaudah gak usah!" Zizel tidak peduli Maclo marah.

"Minggir." Usir Maclo hendak memompa kolam. Zizel bergeser agar Maclo bisa memompa.

"Noh kesono minggir-nya." Maclo menunjuk pagar rumah yang tertutup.

"Ohhh ngusir ceritanya? Oke aku ke rumah mama!" Zizel berjalan ke pagar rumah, Zizel kira Maclo akan menahannya tapi ternyata Maclo meletakkan alat pompa dan berjalan masuk.

"Ahhh Maclo!!! Pompa dulu, aku nangis nih guling-guling sampai pos depan perumahan!" Zizel merengek memeluk Maclo dari belakang.

"Heran gua sama cewek. Cowoknya marah ikut-ikutan marah, giliran dia yang marah maunya di ngertiin." Oceh Maclo namun, ia malah mengecup puncak kepala Zizel penuh sayang.

Zizel berjongkok bertopang dagu menunggu Maclo mengisi air kolam. "Maclo. Aku insecure pas gak sengaja ngestalk mantan Maclo."

Maclo tak mau membahas hal-hal seperti ini. Maclo mendekat lalu menggendong Zizel ke dalam kolam balon. "MACLO SUMPAH AKU UDAH MANDIII." panik Zizel memeluk erat leher Maclo.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now