05. Terror

122 10 25
                                    

Hay!

Double up!
Soalnya Chapter sebelumnya memang lebih dikit!

Btw, aku update sesuai keadaan ya :)
Bisa cepet bisa nggak ;)

Jangan lupa Vote & Comment 💝

Jangan lupa Vote & Comment 💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


05. Terror


.

.

Setelah kejadian tadi, upacara tetap di lanjutkan hingga akhir. Guru-guru pun sering menegur murid-murid karena membuat keributan membicaraka kejadian tadi dan Shynaya pastinya. Para siswa-siswi pun kembali ke kelas mereka masing-masing semua berjalan lancar sampai di mana tepatnya di ruang kelas 12-C terdapat keributan.

Sheila dan Fania menemukan sesuatu di atas meja Shynaya.

"Kenapa ada ini disini?!" Sheila terkejut juga takut melihat ke ke arah pisau dengan darah mengenai kertas berisi surat. Siswa-siswi kelas itu pun mulai berkerumun di dekat meja Shynaya.

"Jangan bekerumun woy panas-panas! Pada bau matahari lagi! Hush hush!" Usir Aksel. Pria itu berada di kelas yang sama dengan Shynaya, Gergeo pun sama kini dia berada disebelah Aksel.

"Gue mau liat anjir!" Ucap salah satu siswa.

"Ada darahnya woy!"

"Gila diterror ini mah!"

"Shyna-nya mana?" Tanya Aksel pada Fania.

"Gak tau belum datang." Jawab Fania.

"SEMUA DUDUK! GUE LAPORIN LO PADA!" Teriak Gergeo membuat orang-orang tersebut menggurutu kembali ke tempat duduknya.

"Jangan teriak dikuping gue juga irwana!" Aksel memukul punggung Gergeo yang hanya memperlihatkan giginya menyengir.

"Mau diapain itu jadinya?" Tanya Gergeo.

"Ini darah asli anjir." Tutur Aksel melihat pisau tersebut lebih dekat.

"Ada suratnya mau baca?" Fania melirik kertas tersebut

"Buka-buka!" Titah Aksel.

"Lo aja" balas Fania.

"Ihh darahnya kecium bau!" Sheila menutup indra penciumnya dengan tangannya. Aksel ikut mengangguk.

CERSHYNA | Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang