18. Missing

46 4 0
                                    

Hay!

Jangan lupa Vote & Comment 💝

Jangan lupa Vote & Comment 💝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

18. Missing

.

.

Berbeda dengan teman-temannya, gadis yang beberapa saat lalu juga ikut menikmati keindahan pesona Air Terjun ini tak lagi bersama mereka. Sheila duduk diatas bebatuan besar menatap air yang jatuh dari ketinggian. Dia berada cukup jauh dari keramaian orang-orang yang bermain-main di sana. Menikmati ketenangan sesaat setelah berlelah-lelah untuk datang ke tempat ini.

Tak seperti Sheila pada biasanya, gadis itu pun bisa kalem jika ingin menenangkan hati dan pikirannya.

"Hey" seorang pria datang menghampiri Sheila yang langsung menoleh saat tunangannya itu memanggil.

Gergeo menyandar pada batu yang sama dengan Sheila duduki. Hembusan nafas keluar dari pria itu seakan mengeluarkan banyak beban. Sheila melirik sesaat melihat seseorang yang dia sangka akan menjadi pasangannya kelak. Setelah diskusi dengan orangtua, mereka tak cukup dari situ saja. Sheila dan Gergeo sudah membicarakan tentang apa yang mereka akan hadapi, bisa dibilang persiapan.

Kesepakatan dan hal lain pun sudah mereka bicarakan, maka dari itu mereka mulai bisa menerima satu sama lain selayaknya orang yang akan bersama selamanya. Mengingat masa kecil, mereka bisa mengenang betapa bahagianya mereka dulu. Tak seperti dibayangan Sheila, Gergeo adalah orang yang bisa berbeda selama dia mulai mengenalnya.

Begitu pun Gergeo, pasangannya bisa menjadi orang yang asik dan juga bisa menjadi orang yang dewasa.

"Gak main lagi?" Tanya Gergeo.

"Capek." Sheila membalas dengan lesunya.

Pria itu terkekeh sembari mengacak rambut gadis itu. Sheila cermberut karena rambutnya jadi tak beraturan lagi.

"Fania ke asikan jadi gak inget sahabatnya." Kekeh Gergeo.

"Iya jahat." Sheila tiba-tiba menyandarkan kepalanya pada bahu Gergeo yang langsung sedikit terkejut namun dia buat se-netral mungkin seperti tak terjadi apa-apa.

Gergeo menahan senyumnya karena merasa energi dalam dadanya membesar, melirik gadis yang bersandar itu. Jauh dengan ekspresi Gergeo yang memancarkan ke senangnya, wajah Sheila yang tak terlihat malah memperlihatkan kemuraman.

"Heh! Berduaan mulu!" Cibir Aksel pada Gergeo dan Sheila dari belakang mereka.

"Awas ketiganya setan!" Tambah Fania yang merasa iri karena dua orang itu.

CERSHYNA | Completed Where stories live. Discover now